Ekonomi Dunia Lesu, Bank Sentral Bakal Kompak Turunkan Bunga?

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
06 June 2019 17:56
Lesunya laju pertumbuhan ekonomi telah membuat beberapa bank sentral di seluruh dunia mengambil arah kebijakan moneter yang lebih lunak atau dovish.
Foto: Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell (REUTERS/Al Drago)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya laju pertumbuhan ekonomi telah membuat beberapa bank sentral di seluruh dunia mengambil arah kebijakan moneter yang lebih lunak atau dovish.

Baru-baru ini bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), menurunkan suku bunga acuannya ke level terendah sepanjang sejarah. Pada Selasa (4/6/2019), RBA memangkas 25 basis poin (bps) sehingga bunga acuannya kini berada di 1,25%.

Langkah tersebut diambil dengan harapan Negeri Kanguru itu tidak perlu jatuh ke dalam resesi.

Australia telah berhasil menghindar dari krisis ekonomi dalam dua dekade terakhir. Namun kini, angka pengangguran di negara ini disebutkan meningkat, upah rendah, dan penurunan sektor properti, hingga inflasi yang rendah di bawah target. Semua ini menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi.


Ekonomi Australia tumbuh 0,3% dan 0,2% dalam dua kuartal terakhir, dilansir dari CNBC International.

Pada Kamis ini, bank sentral India (Reserve Bank of India/ RBI) kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 bps, kali ketiga sejak Februari lalu. Langkah dovish itu diambil setelah data terbaru menunjukkan ekonomi negara itu mencatatkan pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir.

"Penurunan kegiatan investasi yang tajam disertai dengan terus melunaknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah sesuatu yang menjadi perhatian kami," menurut komite kebijakan bank sentral (MPC) dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Ekonomi terbesar ketiga di Asia itu tumbuh 5,8% di kuartal terakhir ini, lebih lambat dari perkiraan dan jauh di bawah angka ekspansi yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi jutaan pemuda India yang masuk ke pasar tenaga kerja tiap bulannya.


Yang lebih menghebohkan pasar adalah perubahan nada bicara para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve. Selama ini, The Fed terus menggemakan posisinya untuk tetap bersabar dalam menentukan arah pergerakan suku bunganya.

Namun, beberapa hari terakhir mereka mulai memberi sinyal bersikap terbuka akan kemungkinan penurunan suku bunga acuan. Mereka mulai memperingatkan bahwa perang dagang global yang tengah berlangsung saat ini bisa memaksa bank sentral untuk merespons dan mengambil tindakan demi menjaga ekonomi AS tetap tumbuh kuat.

Ekonomi Dunia Lesu, Bank Sentral Bakal Kompak Turunkan Bunga?Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Gubernur The Fed Jerome Powell memberi sinyal-sinyal pelonggaran kebijakan pada Selasa (4/6/2019), dengan menurunkan standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".

"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan isu-isu (perdagangan) ini akan terselesaikan," kata Powell, dilansir dari Reuters.

"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," lanjutnya.


Komentarnya ini disampaikan sehari setelah Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan dalam sebuah pidato bahwa pemotongan suku bunga mungkin perlu dilakukan segera.

Perlambatan ekonomi global menjadi bahasan hangat beberapa hari terakhir, terutama setelah Bank Dunia (World Bank/ WB) menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia.

Dalam Global Economic Prospects edisi Juni 2019 yang dirilis Selasa kemarin, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan global sebanyak 0,3 poin persentase menjadi 2,6% di 2019. Ini karena perang dagang diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan perdagangan internasional hingga satu poin persentase menjadi 2,6% dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Ekonomi Dunia Lesu, Bank Sentral Bakal Kompak Turunkan Bunga?Foto: World Bank (REUTERS/Johannes P. Christo)

Angka tersebut adalah yang terendah sejak krisis keuangan global satu dekade lalu.

"Di tengah rendahnya inflasi global dan memburuknya proyeksi pertumbuhan, prospek bahwa Federal Reserve dan bank-bank sentral utama lainnya akan mengetatkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat telah pudar, dan menyebabkan pelonggaran kondisi keuangan global dan pemulihan aliran modal ke pasar negara berkembang," tulis Bank Dunia dalam laporan tersebut.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi AS yang terpukul perang dagang akan mendapat dorongan dari kebijakan moneter yang lebih akomodatif dari yang diperkirakan sebelumnya.


Lembaga yang berbasis di Washington, AS, itu juga mencatat bahwa tren kebijakan moneter akomodatif ini terjadi di banyak bank sentral negara-negara besar.

"Federal Reserve AS telah menunda siklus pengetatan kebijakan moneternya, sementara European Central Bank menunda pengakhiran penerapan suku bunga negatifnya...," tulis laporan itu.

Meski demikian, ruang pelonggaran kebijakan moneter di sebagian besar negara maju, kecuali AS, terbatas karena suku bunga mereka telah ada atau berada di sekitar 0%.

"Berbagai bank sentral telah merespons pelemahan pertumbuhan baru-baru ini dengan memberikan informasi tambahan mengenai panduan ke depan, menyediakan kredit murah bagi perbankan, dan menyesuaikan neraca mereka," lanjutnya.



(roy) Next Article Lawan Tren Global, Bank Sentral Ini Naikkan Bunga Acuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular