
Bunga Acuan Australia Turun ke Level Terendah dalam Sejarah
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
04 June 2019 14:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia, yaitu Reserve Bank of Australia (RBA) menurunkan tingkat suku bunga acuannya pada hari ini. Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam tiga tahun.
Suku bunga acuan turun 25 basis poin menjadi 1,25%, atau yang terendah sepanjang sejarah. Langkah ini dilakukan dengan harapan, negara ini akan mempertahankan tidak pernah resesi dalam 28 tahun terakhir.
Negeri kanguru ini berhasil menghindar dari krisis ekonomi dalam dua dekade terakhir. Namun kini, angka pengangguran di negara ini disebutkan meningkat, upah rendah, dan penurunan sektor properti, hingga inflasi yang rendah di bawah target. Semua ini menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi.
"Dewan bank sentral mengambil langkah ini untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan mendorong kepercayaan pelaku eknomi bahwa inflasi akan terus konsisten dengan target jangka menengah," demikian ujar Gubernur RBA, Philip Lowe, dalam pernyataannya seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (4/6/2019).
Pemangkasan bunga acuan ini sudah diprediksi dan para analis percaya ini akan memberikan angin segar untuk perekonomian. Lowe mengatakan, RBA akan terus memonitor perkembangan pasar tenaga kerja dengan ketat dan menyesuaikan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi Australia tumbuh 0,3% dan 0,2% dalam dua kuartal terakhir. Sementara angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 baru akan dirilis Rabu besok. Bila ada kontraksi, maka ini memicu alarm akan terjadinya pertumbuhan yang negatif.
(wed/dob) Next Article Bos Bank Sentral Kaget Dolar Australia Rontok karena China
Suku bunga acuan turun 25 basis poin menjadi 1,25%, atau yang terendah sepanjang sejarah. Langkah ini dilakukan dengan harapan, negara ini akan mempertahankan tidak pernah resesi dalam 28 tahun terakhir.
Negeri kanguru ini berhasil menghindar dari krisis ekonomi dalam dua dekade terakhir. Namun kini, angka pengangguran di negara ini disebutkan meningkat, upah rendah, dan penurunan sektor properti, hingga inflasi yang rendah di bawah target. Semua ini menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Pemangkasan bunga acuan ini sudah diprediksi dan para analis percaya ini akan memberikan angin segar untuk perekonomian. Lowe mengatakan, RBA akan terus memonitor perkembangan pasar tenaga kerja dengan ketat dan menyesuaikan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi Australia tumbuh 0,3% dan 0,2% dalam dua kuartal terakhir. Sementara angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 baru akan dirilis Rabu besok. Bila ada kontraksi, maka ini memicu alarm akan terjadinya pertumbuhan yang negatif.
(wed/dob) Next Article Bos Bank Sentral Kaget Dolar Australia Rontok karena China
Most Popular