Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga di 3,5%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 May 2021 16:20
Perry Warjiyo, Bank Indonensia. (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Perry Warjiyo, Bank Indonensia. (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate pada level 3,5%. Adapun suku bunga Deposit Facility juga tetap dipertahankan 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

"Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Selasa (25/5/2021).

Lebih lanjut, Perry menjelaskan BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif, serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional.

Ke depan, berbagai upaya memperkuat ketahanan eksternal kata dia akan dilanjutkan, juga bersama dengan pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi sejalan dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan menjaga daya tarik aset keuangan pasar domestik.

Perbaikan perekonomian dunia, juga dijelaskan akan berlanjut sebagaimana prakiraan sebelumnya, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang belum sepenuhnya mereda.

"Divergensi pemulihan ekonomi dunia terlihat meningkat sejalan pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang tidak sekuat negara maju," ujar Perry.

Sementara itu, nilai tukar rupiah diklaim terkendali karena didukung oleh langkah stabilisasi Bank Indonesia. Diketahui nilai tukar rupiah pada 24 Mei 2021 menguat 0,63% secara point to point dan 1,42% secara rerata dibandingkan dengan level pada April 2021.

Perkembangan tersebut, kata Perry melanjutkan penguatan nilai tukar Rupiah pada bulan sebelumnya sebesar 0,55% secara point to point.

Kemudian inflasi tetap rendah sejalan dengan pasokan yang memadai di tengah peningkatan permintaan musiman Ramadan. Pada April 2021, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 0,13% month to month (mtm), sehingga inflasi IHK sampai dengan April 2021 tercatat 0,58% year to date (ytd).

"Secara tahunan, inflasi IHK tetap rendah, yakni 1,42% (yoy), meskipun sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,37% (yoy)," jelas Perry.

Perry juga memastikan suku bunga acuan tetap pada level rendah di tahun ini. Kebijakan untuk menaikkan suku bunga akan dilakukan bila ada indikasi inflasi mulai meningkat.

"Suku bunga 3,5% dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi, paling cepat awal tahun depan. Kita bicarakan tahun depan, sabar sithik tho yo (sabar sedikit lah ya)," ujarnya lagi.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segenap Alasan BI Tahan Lagi Suku Bunga Acuan di Level 3,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular