Saham Perbankan Laris Manis, IHSG Melesat 1,31%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 June 2019 16:57
Saham Perbankan Laris Manis, IHSG Melesat 1,31%
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan dengan dibuka menguat 0,51%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 1,31% per akhir sesi 2 ke level 6.339,26 pada Rabu ini (19/6/2019).

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,72%, Indeks Shanghai naik 0,96%, indeks Hang Seng naik 2,56%, indeks Straits Times melesat 1,45%, dan indeks Kospi naik 1,24%.

Dua kabar gembira dari AS sukses memantik aksi beli di pasar saham Benua Kuning. Kabar gembira yang pertama adalah konfirmasi dari Presiden AS Donald Trump bahwa rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G20 pada akhir bulan ini di Jepang akan terealisasi.


"Sudah melakukan pembicaraan yang sangat baik melalui telepon dengan Presiden Xi dari China. Kami akan bertemu pekan depan di KTT G20. Tim kami akan memulai pembicaraan sebelum pertemuan tersebut," cuit Trump di Twitter.

Tidak hanya AS, China juga sudah lebih kalem dan menyatakan siap berdialog dengan AS. Xi mengatakan kedua negara perlu mengedepankan komunikasi untuk mengatasi berbagai masalah.

"Kuncinya adalah menunjukkan apa yang menjadi perhatian masing-masing pihak. Kami berharap AS memperlakukan perusahaan-perusahaan China dengan adil. Saya sepakat bahwa tim kedua negara akan menjaga komunikasi untuk menyelesaikan berbagai perbedaan yang ada," papar Xi, mengutip Reuters.

Selain karena membuka jalan menuju damai dagang, pertemuan Trump-Xi di sela-sela KTT G20 menjadi sangat penting lantaran sebelumnya Trump sudah mengancam bahwa dirinya akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G20.

Kabar gembira dari AS yang kedua adalah membuncahnya optimisme dalam menyambut pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS yang sudah dimulai pada Selasa (18/6/2019) waktu setempat dan akan berakhir pada hari Rabu (19/6/2019).

Memang, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini. Namun, diharapkan bahwa The Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 19 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 32,4%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 35,5% dan 15,7%.

Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 2,2% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Sektor jasa keuangan yang melejit hingga 1,08% menjadi motor utama penguatan IHSG.

Indeks sektor jasa keuangan melejit seiring dengan aksi beli yang dilakukan pelaku pasar atas saham-saham bank BUKU 4: harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 3,6%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,01%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,59%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,7%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,68%.

Jika AS dan China mampu meneken kesepakatan dagang, tentu laju perekonomian keduanya akan terdongkrak. Bahkan, perekonomian AS bisa terhindarkan dari perlambatan yang signifikan.

Bank Dunia memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.

Tekanan yang saat ini menyelimuti perekonomian AS tercermin dari rilis data ekonomi di sana. Belum lama ini, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Mei 2019 diumumkan sebanyak 75.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 177.000, dilansir dari Forex Factory.

Mengingat AS dan China merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, kencangnya laju perekonomian kedua negara tentu akan mendongkrak laju perekonomian tanah air. Implikasinya, penyaluran kredit bisa dipertahankan di level yang relatif tinggi sekaligus menjaga profitabilitas bank-bank di tanah air.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>


Investor asing memegang peranan penting dalam mendorong IHSG melaju di zona hijau. Per akhir sesi 2, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 730,1 miliar (pasar reguler).

Dua kabar gembira yang datang dari AS direspons positif oleh rupiah sehingga memberikan optimisme bagi investor asing untuk menebar dananya di pasar saham Indonesia. Hingga sore hari, rupiah mencetak apresiasi sebesar 0,38% di pasar spot ke level Rp 14.265/dolar AS.

Dengan apresiasi rupiah yang terbilang signifikan, investor asing bisa terhindar dari yang namanya kerugian kurs sehingga mereka pun tak ragu untuk menyerbu pasar saham Indonesia.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing per akhir sesi 2 di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 369,7 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 163,6 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 98,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 76,6 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 42,9 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular