
Analisis
Arah Euro Ditentukan Siapa yang Lebih Dovish: ECB vs The Fed
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 June 2019 14:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve akan mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter pada Kamis (20/9/19) pukul 01:00 WIB dini hari, dan bisa jadi menentukan arah perdagangan forex. Pada hari ini, Rabu (19/6/19) pukul 14:12 WIB, euro diperdagangkan di US$ 1,1195, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Mata uang euro pada perdagangan Selasa (18/6/19) kemarin jeblok setelah Presiden European Central Bank (ECB) bersikap dovish dengan mengatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika perekonomian zona euro memburuk dan inflasi terus melemah.
Draghi juga mengatakan suku bunga merupakan salah satu amunisi kebijakan moneter. Pelaku pasar menginterpretasikan pernyataan ini sebagai peluang pemangkasan suku bunga.
Trading forex berjalan selama 24 jam, dan penutupan hari perdagangan di Indonesia biasanya pukul 5:00 WIB, sehingga pengumuman kebijakan moneter The Fed masih akan mempengaruhi arah euro pada perdagangan hari ini.
Euro saat ini masih berada di dekat level terendah dua tahun, berlanjutnya pelemahan euro (atau malah berbalik menguat) akan tergantung seberapa dovish The Fed nanti.
Sederhananya, jika The Fed mengindikasikan akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat (bulan Juli) euro berpeluang menguat melawan dolar AS. Sebaliknya jika The Fed mengatakan akan menanti data-data ekonomi selanjutnya untuk memutuskan suku bunga dipangkas atau tidak, dolar berpeluang menguat dan euro akan melanjutkan pelemahan.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun.
Outlook untuk euro masih sama, selama tertahan di bawah US$ 1,1250, mata uang 19 negara ini cenderung akan melemah.
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di atas MA 8 dan 21 tetapi di bawah MA 12,5dengan MACD masih di wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik dan memasuki wilayah jenuh beli (overbought)
Area US$ 1,1200 menjadi resisten (tahan atas) terdekat, selama tidak ditembus, euro berpeluang turun ke area US$ 1,1175. Penembusan di bawah area tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1,1152.
Mengantisipasi pergerakan yang besar merespon The Fed, potensi penurunan euro pada hari ini bisa jadi mencapai support (tahanan bawah) US$ 1,1124. Sebaliknya jika menembus ke atas US$ 1,1200, euro berpeluang naik ke area US$ 1,1224. Level kunci US$ 1,1250 menjadi resisten jika euro melesat naik pasca pengumuman The Fed.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Mata uang euro pada perdagangan Selasa (18/6/19) kemarin jeblok setelah Presiden European Central Bank (ECB) bersikap dovish dengan mengatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika perekonomian zona euro memburuk dan inflasi terus melemah.
Draghi juga mengatakan suku bunga merupakan salah satu amunisi kebijakan moneter. Pelaku pasar menginterpretasikan pernyataan ini sebagai peluang pemangkasan suku bunga.
Euro saat ini masih berada di dekat level terendah dua tahun, berlanjutnya pelemahan euro (atau malah berbalik menguat) akan tergantung seberapa dovish The Fed nanti.
Sederhananya, jika The Fed mengindikasikan akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat (bulan Juli) euro berpeluang menguat melawan dolar AS. Sebaliknya jika The Fed mengatakan akan menanti data-data ekonomi selanjutnya untuk memutuskan suku bunga dipangkas atau tidak, dolar berpeluang menguat dan euro akan melanjutkan pelemahan.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun.
Outlook untuk euro masih sama, selama tertahan di bawah US$ 1,1250, mata uang 19 negara ini cenderung akan melemah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di atas MA 8 dan 21 tetapi di bawah MA 12,5dengan MACD masih di wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak naik dan memasuki wilayah jenuh beli (overbought)
Area US$ 1,1200 menjadi resisten (tahan atas) terdekat, selama tidak ditembus, euro berpeluang turun ke area US$ 1,1175. Penembusan di bawah area tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1,1152.
Mengantisipasi pergerakan yang besar merespon The Fed, potensi penurunan euro pada hari ini bisa jadi mencapai support (tahanan bawah) US$ 1,1124. Sebaliknya jika menembus ke atas US$ 1,1200, euro berpeluang naik ke area US$ 1,1224. Level kunci US$ 1,1250 menjadi resisten jika euro melesat naik pasca pengumuman The Fed.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Most Popular