
Analisis Teknikal
ECB Buka Peluang Pangkas Bunga, Euro Merosot
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 June 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro merosot tajam hanya dalam hitungan menit setelah Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi membuka peluang pemangkasan suku bunga. Draghi mengatakan pemangkasan suku bunga merupakan salah satu amunisi bank sentral.
Selain itu ia juga menegaskan akan menggelontorkan stimulus moneter jika kondisi perekonomian zona euro tidak membaik, ditunjukkan dengan inflasi yang lemah secara berkelanjutan.
Pernyataan Draghi tersebut sebenarnya sudah diprediksi oleh Vladimir Miklashevsky, ekonom senior di Danske Bank pada Senin kemarin. Melansir fxstreet.com Miklashevsky mengatakan ECB membutuhkan penurunan nilai tukar euro, tetapi sikap Bank Sentral Eropa yang kurang dovish dua pekan lalu justru membuat mata uang 19 negara ini menguat.
Para trader sebelumnya berspekulasi, ECB akan bersikap dovish dengan mengindikasikan akan menurunkan suku bunga acuan di tahun ini. Namun ECB bergeming, Draghi tidak memenuhi spekulasi tersebut, malah menyatakan suku bunga masih akan tetap 0% sampai semester pertama 2020.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun.
Outlook untuk euro masih sama, selama tertahan di bawah US$ 1,1250, mata uang 19 negara ini cenderung akan melemah.
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di bawah MA 8 dan 21, dengan MACD kembali ke wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak turun dan memasuki wilayah jenuh jual (oversold)
Ruang pelemahan euro masih terbuka menuju support (tahanan bawah) US$ 1,1175. Jika mampu menembus support tersebut, euro berpeluang turun lebih dalam ke US$ 1,1152.
Sementara jika mampu bertahan di atas support, euro berpeluang rebound ke area resisten US$ 1,1200. Penembusan ke atas resisten akan membuka peluang ke area US$ 1,1224.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article 'Saga Brexit' Seret Turun Kurs Euro di Hadapan Dolar AS
Selain itu ia juga menegaskan akan menggelontorkan stimulus moneter jika kondisi perekonomian zona euro tidak membaik, ditunjukkan dengan inflasi yang lemah secara berkelanjutan.
Pernyataan Draghi tersebut sebenarnya sudah diprediksi oleh Vladimir Miklashevsky, ekonom senior di Danske Bank pada Senin kemarin. Melansir fxstreet.com Miklashevsky mengatakan ECB membutuhkan penurunan nilai tukar euro, tetapi sikap Bank Sentral Eropa yang kurang dovish dua pekan lalu justru membuat mata uang 19 negara ini menguat.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, trading euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau), MA 8 hari (garis merah) serta MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona positif, namun terlihat bergerak turun.
Outlook untuk euro masih sama, selama tertahan di bawah US$ 1,1250, mata uang 19 negara ini cenderung akan melemah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, euro bergerak di bawah MA 8 dan 21, dengan MACD kembali ke wilayah negatif. Sementara indikator Stochastic bergerak turun dan memasuki wilayah jenuh jual (oversold)
Ruang pelemahan euro masih terbuka menuju support (tahanan bawah) US$ 1,1175. Jika mampu menembus support tersebut, euro berpeluang turun lebih dalam ke US$ 1,1152.
Sementara jika mampu bertahan di atas support, euro berpeluang rebound ke area resisten US$ 1,1200. Penembusan ke atas resisten akan membuka peluang ke area US$ 1,1224.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article 'Saga Brexit' Seret Turun Kurs Euro di Hadapan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular