
Saham Perbankan Laris Manis, IHSG Melesat 1,31%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 June 2019 16:57

Sektor jasa keuangan yang melejit hingga 1,08% menjadi motor utama penguatan IHSG.
Indeks sektor jasa keuangan melejit seiring dengan aksi beli yang dilakukan pelaku pasar atas saham-saham bank BUKU 4: harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 3,6%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,01%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,59%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,7%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,68%.
Jika AS dan China mampu meneken kesepakatan dagang, tentu laju perekonomian keduanya akan terdongkrak. Bahkan, perekonomian AS bisa terhindarkan dari perlambatan yang signifikan.
Bank Dunia memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam.
Tekanan yang saat ini menyelimuti perekonomian AS tercermin dari rilis data ekonomi di sana. Belum lama ini, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Mei 2019 diumumkan sebanyak 75.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 177.000, dilansir dari Forex Factory.
Mengingat AS dan China merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, kencangnya laju perekonomian kedua negara tentu akan mendongkrak laju perekonomian tanah air. Implikasinya, penyaluran kredit bisa dipertahankan di level yang relatif tinggi sekaligus menjaga profitabilitas bank-bank di tanah air.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
(ank/tas)
Indeks sektor jasa keuangan melejit seiring dengan aksi beli yang dilakukan pelaku pasar atas saham-saham bank BUKU 4: harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 3,6%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,01%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,59%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,7%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,68%.
Jika AS dan China mampu meneken kesepakatan dagang, tentu laju perekonomian keduanya akan terdongkrak. Bahkan, perekonomian AS bisa terhindarkan dari perlambatan yang signifikan.
Tekanan yang saat ini menyelimuti perekonomian AS tercermin dari rilis data ekonomi di sana. Belum lama ini, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Mei 2019 diumumkan sebanyak 75.000 saja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 177.000, dilansir dari Forex Factory.
Mengingat AS dan China merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, kencangnya laju perekonomian kedua negara tentu akan mendongkrak laju perekonomian tanah air. Implikasinya, penyaluran kredit bisa dipertahankan di level yang relatif tinggi sekaligus menjaga profitabilitas bank-bank di tanah air.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
(ank/tas)
Next Page
Investor Asing Masuk Rp 730 Miliar
Pages
Most Popular