
Rupiah di Atas Angin, Riyal Ditekuk Saat Harga Minyak Naik
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 June 2019 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sedang perkasa pada perdagangan Rabu (19/6/19), riyal Arab Saudi (SAR) berhasil ditekuk meski harga minyak mentah sedang menguat.
Pada pukul 15:20 WIB, riyal diperdagangkan di level Rp 3.805, atau melemah sekitar 0,34% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv.
Kabar baik dari rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping berhasil dimanfaatkan oleh rupiah. Sentimen investor global membaik merespon kabar tersebut dan kembali melirik aset-aset yang memiliki imbal hasil tinggi seperti rupiah.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis (19/9/19) besok. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 6%. Sementara, suku bunga acuan di Arab Saudi sebesar 3%, setengah kali di Indonesia, yang membuat berinvestasi di rupiah menjadi lebih menguntungkan.
Sementara itu, harga minyak mentah menguat pada hari ini, minyak jenis WTI naik 0,3% sementara jenis Brent sebesar 0,32%, mengutip data dari CNBC International. Harapan akan berakhirnya perang dagang AS-China menjadi pemicu kenaikan harga minyak mentah. Jika perang dagang berakhir, laju perekonomian global akan kian cepat, dan permintaan akan minyak mentah berpotensi meningkat.
Arab Saudi merupakan negara yang mengandalkan harga minyak mentah untuk mendongkrak ekonominya, sehingga pergerakan harga minyak mentah juga akan mempengaruhi nilai tukar riyal.
Riyal dalam dua hari terakhir terus tertekan oleh rupiah, tetapi sepanjang bulan ini masih stagnan atau mendatar. Berikut tabel pergerakan riyal lawan rupiah di pasar spot berdasarkan data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Melonjak, Riyal Lompati Rupiah
Pada pukul 15:20 WIB, riyal diperdagangkan di level Rp 3.805, atau melemah sekitar 0,34% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv.
Kabar baik dari rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping berhasil dimanfaatkan oleh rupiah. Sentimen investor global membaik merespon kabar tersebut dan kembali melirik aset-aset yang memiliki imbal hasil tinggi seperti rupiah.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis (19/9/19) besok. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 6%. Sementara, suku bunga acuan di Arab Saudi sebesar 3%, setengah kali di Indonesia, yang membuat berinvestasi di rupiah menjadi lebih menguntungkan.
Sementara itu, harga minyak mentah menguat pada hari ini, minyak jenis WTI naik 0,3% sementara jenis Brent sebesar 0,32%, mengutip data dari CNBC International. Harapan akan berakhirnya perang dagang AS-China menjadi pemicu kenaikan harga minyak mentah. Jika perang dagang berakhir, laju perekonomian global akan kian cepat, dan permintaan akan minyak mentah berpotensi meningkat.
Arab Saudi merupakan negara yang mengandalkan harga minyak mentah untuk mendongkrak ekonominya, sehingga pergerakan harga minyak mentah juga akan mempengaruhi nilai tukar riyal.
Riyal dalam dua hari terakhir terus tertekan oleh rupiah, tetapi sepanjang bulan ini masih stagnan atau mendatar. Berikut tabel pergerakan riyal lawan rupiah di pasar spot berdasarkan data dari Refinitiv.
Tanggal | Kurs Terakhir | Perubahan |
6/10/2019 | 3798 | -0.18% |
6/11/2019 | 3795 | -0.08% |
6/12/2019 | 3793 | -0.05% |
6/13/2019 | 3806 | 0.34% |
6/14/2019 | 3818 | 0.32% |
6/17/2019 | 3820 | 0.05% |
6/18/2019 | 3818 | -0.05% |
6/19/2019 | 3805 | -0.34% |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Melonjak, Riyal Lompati Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular