Poundsterling Turun Lagi, Kalau Trading Bisa Untung Berapa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 June 2019 21:10
Kurs poundsterling kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS), buruknya data ekonomi Inggris menjadi penyebab performa pound kembali jeblok.
Foto: Pounds (REUTERS/Sukree Sukplang)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs poundsterling kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/6/19). Buruknya data ekonomi Inggris menjadi penyebab performa pound kembali jeblok.

Dalam trading forex nilai tukar poundsterling terhadap dolar disimbolkan dengan GBP/USD, ketika terjadi penurunan harga maka posisi jual atau short akan memperoleh cuan.


Poundsterling mengakhiri perdagangan di Jumat di level US$ 1,2734, sementara pada hari ini melemah hingga ke level US$ 1,2651 atau turun 83 pip.
Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. 1 pip dalam poundsterling senilai US$ 10 jika bertransaksi sebesar 1 lot.

Sehingga mengambil posisi jual GBP/USD pada hari ini bisa menghasilkan keuntungan sebesar US$ 830 atau jika dirupiahkan lebih dari Rp 11 juta (kurs 14.245/US$).



Data-data ekonomi yang dirilis pada hari ini menunjukkan melambatnya perekonomian Negeri Ratu Elizabeth. Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) turun 0,4%, lebih besar dari prediksi penurunan 0,1% di Forex Factory. Data lain menunjukkan produksi manufaktur anjlok 3,9%, juga lebih besar dari prediksi penurunan 1,1%.

Rilis tersebut memperburuk sentimen terhadap poundsterling yang terus dihantui isu politik.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May resmi mengundurkan diri sebagai Pimpinan Partai Konservatif pada 7 Juni lalu. Namun mengingat belum ada yang terpilih menjadi pemimpin baru Partai Konservatif, maka Theresa May masih akan menjabat sebagai Perdana Menteri sampai bos baru di partai pemerintah tersebut.

Boris Johnson masih menjadi kandidat kuat pengganti May, dan pelaku pasar cemas jika ia terpilih maka Inggris akan dibawa keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias Hard Brexit.


Ahli strategi mata uang ING, Chris Tuner mengatakan Boris Johnson yang menjadi kandidat kuat pengganti Theresa May memberikan tekanan bagi poundsterling, melansir Reuters.

Setelah menyentuh level terendah harian US$ 1,2651, poundsterling berhasil memangkas pelemahan dan diperdagangkan di kisaran US$ 1,2677 atau melemah sekitar 0,43% pada pukul 20:41 WIB, mengutip data dari Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular