
Analisis Teknikal
Kembali Melemah, Ini Peluang Cuan Trading Poundsterling
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 June 2019 14:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris kembali melemah pada perdagangan Senin (10/6/19) setelah mencatat penguatan mingguan untuk pertama kalinya dalam lima pekan terakhir. Kembali melemahnya pound memberikan gambaran masih belum bagusnya sentimen trader untuk mata uang ini akibat isu politik Inggris.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May resmi mengundurkan diri sebagai Pimpinan Partai Konservatif pada 7 Juni lalu. Namun mengingat belum ada yang terpilih menjadi pemimpin baru Partai Konservatif, maka Theresa May masih akan menjabat sebagai Perdana Menteri sampai bos baru di partai pemerintah tersebut.
Boris Johnson masih menjadi kandidat kuat pengganti May, dan pelaku pasar cemas jika ia terpilih maka Inggris akan dibawa keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias Hard Brexit.
Penguatan pound pada pekan lalu memanfaatkan tekanan yang dialami dolar Amerika Serikat (AS) setelah pelaku pasar berspekulasi Federal Reserve/The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini.
Analisis Teknikal
Poundsterling pada Jumat (7/6/19) berhasil mencapai level kunci US$ 1.2765, namun setelahnya kembali turun. Pergerakan tersebut memberikan gambaran US$ 1,2765 bisa menjadi resisten yang kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan di atas MA 8 hari (garis merah). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif, tetapi sudah bergerak naik.
Selama tertahan di bawal level kunci US$ 1,2765, poundsterling masih cenderung akan melemah.
Sementara pada time frame 1 jam, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, dan di atas MA 125. MACD bergerak turun dan berada di dekat level 0 yang menjadi batas antara sentimen bullish dan bearish.
Indikator Stochastic bergerak naik mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold), indikator ini memberikan peluang rebound bagi poundsterling.
Support (tahanan bawah) berada di kisaran US$ 1,2695, selama belum ditembus pound berpeluang naik ke area US$ 1,2735, Sebaliknya jika support ditembus, pound berpeluang besar akan melemah ke US$ 1,2670.
Peluang ke area US$ 1,2640 menjadi terbuka jika pound menembus US$ 1,2670.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Perdana Menteri Inggris, Theresa May resmi mengundurkan diri sebagai Pimpinan Partai Konservatif pada 7 Juni lalu. Namun mengingat belum ada yang terpilih menjadi pemimpin baru Partai Konservatif, maka Theresa May masih akan menjabat sebagai Perdana Menteri sampai bos baru di partai pemerintah tersebut.
Boris Johnson masih menjadi kandidat kuat pengganti May, dan pelaku pasar cemas jika ia terpilih maka Inggris akan dibawa keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias Hard Brexit.
Analisis Teknikal
![]() Foto: MetaTrader 5 |
Poundsterling pada Jumat (7/6/19) berhasil mencapai level kunci US$ 1.2765, namun setelahnya kembali turun. Pergerakan tersebut memberikan gambaran US$ 1,2765 bisa menjadi resisten yang kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan di atas MA 8 hari (garis merah). Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif, tetapi sudah bergerak naik.
Selama tertahan di bawal level kunci US$ 1,2765, poundsterling masih cenderung akan melemah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Sementara pada time frame 1 jam, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, dan di atas MA 125. MACD bergerak turun dan berada di dekat level 0 yang menjadi batas antara sentimen bullish dan bearish.
Indikator Stochastic bergerak naik mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold), indikator ini memberikan peluang rebound bagi poundsterling.
Support (tahanan bawah) berada di kisaran US$ 1,2695, selama belum ditembus pound berpeluang naik ke area US$ 1,2735, Sebaliknya jika support ditembus, pound berpeluang besar akan melemah ke US$ 1,2670.
Peluang ke area US$ 1,2640 menjadi terbuka jika pound menembus US$ 1,2670.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular