
Analisis Teknikal
Sudah Turun 4 Hari Beruntun, Pound Mau Kemana Lagi?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 May 2019 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Poundsterling mencatat penurunan empat hari beruntun pada perdagangan Kamis (29/5/19) bahkan sempat ke bawah level US$ 1,26 untuk pertama kalinya sejak 3 Januari lalu.
Dinamika poiltik Inggris masih menjadi penekan utama pound, dan terlihat belum akan mereda pada hari ini, Jumat (31/5/19).
Perdana Menteri Theresa May akan mengundurkan diri pada 7 Juni mendatang, dan calon kuat suksesornya, Boris Johnson sudah memberikan indikasi akan melakukan Hard Brexit jika Uni Eropa tidak mau melakukan negosiasi ulang.
Para investor saat ini juga masih menanti pembahasan proposal Brexit di Parlemen Inggris pada pekan depan, begitu juga kepastian siapa yang akan menjadi orang nomer 1 di pemerintahan nantinya.
Analisis Teknikal
Belum ada perubahan secara fundamental jika melihat grafik harian. Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) yang masih berada di wilayah negatif dan semakin dalam. Ini mengindikasikan tekanan turun yang masih kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan kembali ke bawah MA 8 hari (garis merah), yang memberikan tekanan tambahan bagi pound.
Pada time frame 30 menit GBP/USD bergerak di kisaran MA 8, 21, namun masih di bawa dan MA 125. MACD bergerak mendatar dan berada di wilayah negatif, yang memberikan gambaran pound sedang dalam fase konsolidasi.
Sementara Stochastic bergerak turun meski belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Area US$ 1,26 menjadi level psikologis sekaligus support (tahanan bawah) terdekat. Jika kembali menembus konsisten di bawah level tersebut pound berpeluang turun ke area US$ 1,2575, atau lebih jauh ke US$ 1,2544.
Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1,2600, pound memiliki pelaung rebound ke US$ 1,2622 sampai US$ 1,2644.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Dinamika poiltik Inggris masih menjadi penekan utama pound, dan terlihat belum akan mereda pada hari ini, Jumat (31/5/19).
Perdana Menteri Theresa May akan mengundurkan diri pada 7 Juni mendatang, dan calon kuat suksesornya, Boris Johnson sudah memberikan indikasi akan melakukan Hard Brexit jika Uni Eropa tidak mau melakukan negosiasi ulang.
Analisis Teknikal
![]() |
Belum ada perubahan secara fundamental jika melihat grafik harian. Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) yang masih berada di wilayah negatif dan semakin dalam. Ini mengindikasikan tekanan turun yang masih kuat.
Poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), MA 21 hari (garis hijau), dan kembali ke bawah MA 8 hari (garis merah), yang memberikan tekanan tambahan bagi pound.
![]() |
Pada time frame 30 menit GBP/USD bergerak di kisaran MA 8, 21, namun masih di bawa dan MA 125. MACD bergerak mendatar dan berada di wilayah negatif, yang memberikan gambaran pound sedang dalam fase konsolidasi.
Sementara Stochastic bergerak turun meski belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Area US$ 1,26 menjadi level psikologis sekaligus support (tahanan bawah) terdekat. Jika kembali menembus konsisten di bawah level tersebut pound berpeluang turun ke area US$ 1,2575, atau lebih jauh ke US$ 1,2544.
Sementara jika mampu bertahan di atas US$ 1,2600, pound memiliki pelaung rebound ke US$ 1,2622 sampai US$ 1,2644.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Support Kuat Jebol, Pound Berpeluang Turun Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular