Rupiah Taklukkan Mata Uang Dunia, Kecuali Yen

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2019 17:51
Pelemahan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di bulan Mei sepertinya mengaburkan performa rupiah sebenarnya
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di bulan Mei sepertinya mengaburkan performa rupiah sebenarnya. Jika dilihat sejak awal tahun hingga 31 Mei lalu atau sebelum libur lebaran, performa Mata Uang Garuda sebenarnya masih cukup apik, mayoritas mata uang utama berhasil ditekuk dimana mata uang euro paling dibuat merana oleh rupiah.

Pada 31 Mei lalu, Indonesia mendapat kenaikan peringkat surat utang oleh S&P, lembaga pemeringkat yang dikenal paling konservatif. S&P menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan proyeksi (outlook) stabil.

Rating BBB stabil yang didapat Indonesia ini merupakan yang pertama kali dalam 24 tahun terakhir, dan tentunya akan menjadi tenaga baru untuk menguat bagi rupiah.

Belum lagi Bank Dunia (World Bank/WB) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) global 2019, termasuk di dalamnya PDB negara-negara maju, dan emerging market.

Namun untuk Indonesia sendiri, bank Indonesia memberikan proyeksi PDB cukup tinggi, yakni 5,2% jauh di atas rata-rata PDB negara-negara emerging market sebesar 4%.

Dua faktor tersebut memberikan gambaran cerah bagi rupiah ke depannya. Melihat ke belakang, berikut performa rupiah terhadap enam mata uang utama pada periode 1 Januari - 31 Mei 2019 di pasar spot, mengutip data Refinitiv.

Euro



Menghadapi mata uang 19 negara ini, rupiah berhasil menguat 3,18% ke level Rp 15.955/EUR sekaligus menjadi penguatan terbesar dibandingkan lima mata uang lainnya. Isu potensi resesi yang dihadapi Eropa membuat kurs euro jeblok, belum lagi muncul kemungkinan pelonggaran moneter oleh European Central Bank (ECB).

ECB yang diawal tahun diprediksi akan menaikkan suku bunga di kuartal-IV 2019, mengalami u-turn. Bank sentral Eropa malah menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, bahkan menyatakan siap melonggarkan kebijakan moneter jika diperlukan untuk membantu perekonomian zona euro.

Franc



Mata uang Swiss yang dikenal sebagai salah satu aset safe haven ini justru loyo di hadapan rupiah. Pada 31 Mei franc berada di kisaran Rp 14.254/CHF atau melemah 2,58% melawan Mata Uang Garuda.

Penguatan melawan franc memberikan gambaran meski ketidakpastian global sangat tinggi akibat perang dagang, dan faktor politik di Eropa, performa rupiah masih cukup apik sepanjang tahun ini.

Poundsterling



Mata uang Ratu Elizabeth menduduki peringkat ketiga mata uang utama yang berhasil ditekuk rupiah. Masalah politik di Inggris terkait Brexit terus membebani pound, meski pertumbuhan ekonominya cukup bagus.

Masih belum pastinya bagaimana Inggris akan keluar dari Uni Eropa, apakah soft Brexit atau hard Brexit akan terus membayangi poundsterling, apalagi setelah Perdana Menteri Theresa May mengundurkan diri, dan nama Boris Johnson muncul sebagai kandidat kuat suksesornya. 

Pada periode 1 Januari - 31 Mei, poundsterling melemah 1,55% melawan rupiah, ke level Rp 18.027/GBP.

Yuan

Perang dagang China dengan Amerika Serikat membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat, dan membuat nilai tukar yuan tertekan dihadapan mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Pada 31 Mei lalu, yuan mengakhiri perdagangan di level Rp 2.065/CNY, atau melemah 1% dihadapan rupiah.

Dolar AS

Pelaku pasar di dalam negeri sempat dibuat cemas akibat pengutan dolar AS di bulan Mei hingga ke atas Rp 14.500/$. Namun jika dilihat dalam lima bulan pertama tahun ini, rupiah masih menguat 0,67%.

Masih menghijaunya rupiah lawan dolar tidak lepas dari penguatam tajam 31 Mei lalu, saat itu Mata Uang Garuda berhasil menguat 0,87% melawan Mata Uang Paman Sam, dan mengakhiri perdagangan di level Rp 14.270/$.

Disaat pasar Indonesia libur selama sepekan, dolar AS sedang tertekan hebat akibat beberapa anggota Federal Reserve/The Fed, termasuk pimpinannya Jerome Powell secara jelas menyatakan ada peluang pemangkasan suku bunga. Akibatnya, pelaku pasar melihat adanya probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, yakni Juli, September, dan Desember, mengutip data dari perangkat FedWatch milik CME Group.

Yen

Mata uang Jepang ini menjadi satu-satunya yang berhasil mengalahkan rupiah. Selain menyandang status safe haven yen juga diuntungkan oleh gelar Jepang sebagai negara kreditur terbesar di dunia.

Saat terjadi gejolak seperti saat ini, para investor asal Jepang akan merepatriasi dananya di luar negeri, sehingga arus modal kembali masuk ke Negeri Matahari Terbit tersebut, dan yen menjadi menguat.

Pada periode 1 Januari - 31 Mei, yen menguat 0,6% melawan rupiah, mengakhir perdagangan di level Rp 131,78/JPY


(pap/hps) Next Article Melemah Lawan Dolar AS, tapi Ada Kabar Baik buat Rupiah nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular