Sepekan Anjlok 1,7%, Market Cap IHSG Menguap Rp 124 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
11 May 2019 09:16
Kapitalisasi pasar atau market capitalization adalah nilai saham seluruh perusahaan yang sahamya tercatat di papan bursa.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan ini, perang dagang China-Amerika Serikat beserta drama yang menyertainya sukses membuat kapitalisasi pasar bursa saham Indonesia turun Rp 124 triliun atau 1,72% menjadi Rp 7.064 triliun dari Rp 7.188 triliun akhir pekan lalu. 

Kapitalisasi pasar atau market capitalization adalah nilai saham seluruh perusahaan yang sahamya tercatat di papan bursa.

Hilangnya kapitalisasi pasar tersebut seiring dengan koreksi di pasar saham di mana Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,74% menjadi 6.209 dari 6.319 pada akhir pekan lalu. 

Jika ditarik lebih panjang, sejak akhir kuartal I-2019, koreksi di pasar saham sudah menghilangkan kapitaliasasi pasar sebesar Rp 292 triliun atau 3,96% dari posisi akhir Maret menjadi Rp 7.064 triliun dari Rp 7.356 triliun. Pada periode Maret-Mei tersebut, IHSG terkoreksi sebesar 4% dari posisi 6.468. 

Untuk hitungan sejak awal tahun (year to date, YtD), IHSG masih memiliki selisih positif sebesar Rp 41 triliun atau 0,58% menjadi Rp 7.023 triliun dari Rp 7.064 triliun, mengingat pergerakan indeks acuan utama tersebut masih positif 0,24% menjadi 6.209 dari 6.191. 

Sebagai pembanding, kapitalisasi pasar IHSG pada 2018 justru turun Rp 29 triliun (turun 0,41%) menjadi Rp 7.023 triliun pada akhir Desember tahun lalu dari Rp 7.052 pada akhir 2017, bersamaan dengan koreksi bursa sebesar 2,53%.  

IHSG20172018Mar-1911-May-19
Kapitalisasi pasar Rp triliun)7,0527,0237,3567,064
Posisi IHSG6,3556,1946,4686,209
Sumber: Data Statistik IDX    

Sementara itu, di pasar global aksi jual saham global dalam sepekan terakhir mencapai US$20,5 miliar atau sekitar Rp 294,4 triliun, disebabkan oleh "trauma" akan kesepakatan dagang yang terus gagal dicapai. Kini investor lebih memilih instrumen yang lebih aman, seperti obligasi, kata Bank of America Merrill Lynch (BAML), Jumat (10/5/2019).

Ini menjadi bukti terbaru bahwa perang dagang yang terus memanas semakin mengguncang pasar keuangan global.

Meningkatnya ketegangan dagang sendiri dipicu oleh kicauan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Minggu malam. Saat itu Trump mengancam akan menaikkan tarif impor pada barang-barang China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10%.

Ancaman itu menjungkirbalikkan pasar saham yang sebelumnya tenang dan telah menghapus nilai ekuitas global sekitar US$2 triliun pekan ini.

Begini Pengaruh Perang Dagang untuk Indonesia
[Gambas:Video CNBC]

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Jajaran Saham Elit Kompak Naik, Market Cap IHSG Naik Rp 204 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular