Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap Emiten Rontok, 3 Besar Masih BBCA, BBRI & UNVR

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
05 October 2020 12:17
Workers are seen near the logo of Bank Central Asia, or BCA, in Sudirman Business District in Jakarta, Indonesia, September 7, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu kembali mengalami pelemahan seiring masih banyaknya katalis (sentimen) negatif yang datang di pasar global maupun domestik.

Dalam sepekan lalu IHSG melemah 0,39% ke level 4.926,73. Asing tercatat juga masih menjual aset-aset ekuitasnya di bursa saham domestik.

Hal tersebut terlihat dari data transaksi yang menunjukkan aksi jual bersih asing senilai Rp 1,47 triliun di seluruh pasar pada pekan lalu.

Setidaknya ada tiga kabar buruk yang mewarnai perdagangan di pasar sepanjang pekan lalu. Hal tersebutlah yang membuat outflow di pasar saham domestik masih terjadi.

Pertama tentu dari perkembangan kasus virus corona (Covid-19). Kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran.

Dalam laporan terbarunya yang dirilis September kemarin Bank Dunia menyoroti lonjakan kasus dan belum terkendalinya wabah masih membuat prospek ekonomi RI ke depan penuh ketidakpastian.

Indonesia memang sudah dipastikan resesi untuk tahun ini. Bank Dunia merevisi turun prospek output perekonomian RI menjadi terkontraksi 1,6% dari tahun lalu.

Padahal sebelumnya di bulan Juni lembaga keuangan global yang bermarkas di Washington DC itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mentok di nol persen.

Sentimen konsumen dan pelaku usaha yang memburuk berpotensi membuat pendapatan dan kinerja keuangan sektor dunia usaha semakin tertekan dan imbal hasil investasi ke aset-aset berisiko Tanah Air semakin memburuk.

Bukti bahwa ekonomi RI sedang sekarat sudah sangat kentara terlihat dari indikator data ekonomi yang dirilis pada pekan lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi untuk bulan September tercatat sebesar -0,05%.

Sentimen buruk lain juga datang dari barat.

Kabar Presiden AS Donald Trump dan First Lady Melania Trump yang positif terjangkit Covid-19 setelah ajudan Hope Hicks juga dinyatakan mengidap Covid-19 membuat bursa saham Asia berguguran.

Kasus Covid-19 global kini sudah tembus angka 34 juta orang lebih secara kumulatif. Angka kematian juga sudah berada di atas 1 juta.

Lonjakan kasus di beberapa tempat di Eropa dan AS membuat negara seperti Spanyol khususnya untuk Madrid dan Inggris mulai memikirkan langkah karantina wilayah (lockdown) lagi.

Covid-19 sampai saat ini memang masih jadi momok yang mengerikan bagi perekonomian global maupun domestik. Risiko yang tinggi ini membuat investor cenderung menghindarinya (risk averse) dengan melego aset-aset berisiko seperti saham.

Setelah Trump dan sang istri dikabarkan mengidap Covid-19, tiga indeks saham utama Wall Street ditutup di zona merah. Indeks Dow Jones turun 0,48%, S&P 500 terpangkas 0,96% dan Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan koreksi 2,22%.

Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.570 triliun, melemah dari posisi sebelumnya Rp 2.605 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap (RP T)

No.Emiten2 Okt 2020No.Emiten25 Sept2020No.Emiten18 Sept 2020
1.Bank Central Asia/BBCA6721.Bank Central Asia/BBCA6851.Bank Central Asia/BBCA687
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI3792.Bank Rakyat Indonesia/BBRI3862.Bank Rakyat Indonesia/BBRI393
3.Unilever/UNVR3053.Unilever/UNVR3023.Unilever/UNVR306
4.Telkom/TLKM2654.Telkom/TLKM2664.Telkom/TLKM286
5.Bank Mandiri/BMRI2405.Bank Mandiri/BMRI2475.Bank Mandiri/BMRI258
6.Astra/ASII1866.Astra/ASII1976.Astra/ASII194
7.Sampoerna/HMSP1637.Sampoerna/HMSP1697.Sampoerna/HMSP176
8.Chandra Asri/TPIA1358.Chandra Asri/TPIA1288.Chandra Asri/TPIA125
9.Indofood CBP/ICBP1179.Indofood CBP/ICBP1179.Indofood CBP/ICBP119
10.Sinarmas/SMMA10710.Sinarmas/SMMA10710.Sinarmas/SMMA107

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (2/10/2020)

Berdasarkan data di atas, mayoritas kapitalisasi pasar masih mengalami penurunan, hanya dua saham yang mengalami kenaikan dan dua saham yang cenderung stagnan.

Hingga kini, belum terjadi perubahan posisi dari pekan ini dengan pekan-pekan sebelumnya.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menduduki posisi pertama dengan kapitalisasi pasar Rp 672 triliun, walaupun market cap-nya turun Rp 13 triliun.

Sedangkan, penurunan juga terjadi di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang turun sebesar Rp 11 triliun, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang sama-sama turun Rp 7 triliun.

Sementara itu, saham yang market cap-nya cenderung stagnan terjadi di PT Indofood CBP Tbk (ICBP) dan PT Sinar Mas Mulltiartha Tbk (SMMA).

Adapun market cap yang mengalami kenaikan pada pekan lalu tercatat di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang naik sebesar Rp 7 triliun dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang naik Rp 3 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Masih Kokoh di Posisi Pertama, Market Cap Astra Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular