
Waduh! 3 Hari, Harga Saham Semen Indonesia Anjlok 19%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 May 2019 15:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham perusahaan semen nasional PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) jatuh paling dalam di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin awal pekan ini (6/5/2019)
Data perdagangan menunjukkan, pada perdagangan sesi II, saham berkode SMGR tersebut tercatat anjlok hingga 9,39% ke level Rp 11.100/saham. Volume perdagangan saham mencapai 13,95 juta saham dan nilai transaksi harian Rp 158,23 miliar.
Saham SMGR merupakan salah satu penghuni daftar saham LQ45 alias indeks yang berisi 45 saham paling likuid di BEI. Secara year to date atau tahun berjalan, rerata nilai transaksi saham ini mencapai Rp 77,49 miliar/hari.
Pada perdagangan hari ini, saham SMGR kembali tertekan dan sudah terkoreksi dalam 3 hari perdagangan berturut-turut. Selama periode tersebut harga saham SMGR terkoreksi 18,87%.
Salah satu pemicu kejatuhan harga saham SMGR adalah kinerja keuangan perseroan yang kurang memuaskan pada kuartal I-2019.
Rabu (01/05/2019), Semen Indonesia menyampaikan kinerja keuangan di mana laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut 34,85% menjadi Rp 268,10 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 411,55 miliar.
Padahal pendapatan perseroan pada periode ini tercatat naik 22,81% mencapai Rp 8,12 triliun dari Rp 6,62 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan Semen Indonesia pada kuartal I naik 20,66% menjadi Rp 5,91 triliun dari Rp 4,9 triliun.
Penyebab anjloknya laba Semen Indonesia ternyata karena peningkatan beban keuangan yang relatif besar menjadi Rp 512,99 miliar dari sebelumnya hanya Rp 21,37 miliar. Demikian pula dengan beban pemeliharaan naik menjadi Rp 328,1 miliar dari Rp 158,56 miliar.
Setelah resmi mengakuisisi Holcim Indonesia (kini bernama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk) total aset perusahaan naik 52,40% menjadi Rp 77,96 triliun pada kuartal I-2019, dari akhir Desember 2018 sebesar Rp 51,15 triliun.
Aset ini terdiri dari aset lancar Rp 19,30 triliun dan aset tak lancar Rp 58,66 triliun.
Simak ulasan kinerja gabungan Semen Indonesia dan Solusi Bangun Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/tas) Next Article Usai Rugi Rp 828 M, Solusi Bangun Cetak Laba Rp 499 M di 2019
Data perdagangan menunjukkan, pada perdagangan sesi II, saham berkode SMGR tersebut tercatat anjlok hingga 9,39% ke level Rp 11.100/saham. Volume perdagangan saham mencapai 13,95 juta saham dan nilai transaksi harian Rp 158,23 miliar.
Saham SMGR merupakan salah satu penghuni daftar saham LQ45 alias indeks yang berisi 45 saham paling likuid di BEI. Secara year to date atau tahun berjalan, rerata nilai transaksi saham ini mencapai Rp 77,49 miliar/hari.
Salah satu pemicu kejatuhan harga saham SMGR adalah kinerja keuangan perseroan yang kurang memuaskan pada kuartal I-2019.
Rabu (01/05/2019), Semen Indonesia menyampaikan kinerja keuangan di mana laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut 34,85% menjadi Rp 268,10 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 411,55 miliar.
Padahal pendapatan perseroan pada periode ini tercatat naik 22,81% mencapai Rp 8,12 triliun dari Rp 6,62 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan Semen Indonesia pada kuartal I naik 20,66% menjadi Rp 5,91 triliun dari Rp 4,9 triliun.
Penyebab anjloknya laba Semen Indonesia ternyata karena peningkatan beban keuangan yang relatif besar menjadi Rp 512,99 miliar dari sebelumnya hanya Rp 21,37 miliar. Demikian pula dengan beban pemeliharaan naik menjadi Rp 328,1 miliar dari Rp 158,56 miliar.
Setelah resmi mengakuisisi Holcim Indonesia (kini bernama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk) total aset perusahaan naik 52,40% menjadi Rp 77,96 triliun pada kuartal I-2019, dari akhir Desember 2018 sebesar Rp 51,15 triliun.
Aset ini terdiri dari aset lancar Rp 19,30 triliun dan aset tak lancar Rp 58,66 triliun.
Simak ulasan kinerja gabungan Semen Indonesia dan Solusi Bangun Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/tas) Next Article Usai Rugi Rp 828 M, Solusi Bangun Cetak Laba Rp 499 M di 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular