
Pesawat 737 Max Dilarang Terbang, Cash Flow Boeing Seret
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 April 2019 12:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Boeing melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama tahun ini yang sesuai dengan perkiraan analis. Namun, kas dan pengiriman pesawat perusahaan anjlok akibat larangan terbang terhadap jet Boeing 737 Max.
Perusahaan pembuat pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS) itu mencatatkan laba per saham US$3,16, sesuai dengan perkiraan analis yang disurvei Refinitiv. Pendapatan perusahaan mencapai US$22,92 miliar, sedikit lebih rendah daripada US$22,98 miliar yang diperkirakan pasar.
Namun, cash flow Boeing anjlok hampir 10% menjadi US$2,8 miliar di kuartal pertama tahun ini dibandingkan US$3,1 miliar yang dibukukan di periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan menyebut penyebab seretnya arus kas adalah pengiriman pesawat jenis 737 yang lebih rendah, dilansir dari CNBC International.
Sebuah presentasi yang disampaikan ke para pemegang saham juga menunjukkan bahwa bisnis pesawat komersial perusahaan mengalami kenaikan biaya hingga US$1 miliar akibat lini produksi 737 yang terganggu.
Secara keseluruhan, Boeing melaporkan membukukan 5.600 pesanan pesawat senilai US$399 miliar di tiga bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan 5.900 pesanan senilai US$412 miliar yang dicatatkan di kuartal sebelumnya.
Lini bisnis terbesar perusahaan, divisi pesawat komersial, mengalami penurunan tajam hingga 19% secara tahunan dalam pengiriman pesawat menjadi hanya 149 dari 184 unit. Anjloknya pengiriman pesawat diakibatkan oleh larangan terbang bagi model 737 Max yang mendominasi pesanan armada yang diterima perusahaan.
Goldman Sachs telah memperkirakan bahwa jenis 737 Max akan berkontribusi bagi 33% pendapatan Boeing dalam lima tahun ke depan.
Berbagai maskapai di seluruh dunia telah melarang 737 Max terbang setelah jenis pesawat itu mengalami dua kali kecelakaan dalam waktu lima bulan yang menewaskan lebih dari 300 orang di Ethiopia dan Indonesia.
Saksikan video mengenai perbaikan Boeing 737 Max berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(wed) Next Article Karena 737 Max, Boeing Diminta Ganti CEO
Perusahaan pembuat pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS) itu mencatatkan laba per saham US$3,16, sesuai dengan perkiraan analis yang disurvei Refinitiv. Pendapatan perusahaan mencapai US$22,92 miliar, sedikit lebih rendah daripada US$22,98 miliar yang diperkirakan pasar.
Namun, cash flow Boeing anjlok hampir 10% menjadi US$2,8 miliar di kuartal pertama tahun ini dibandingkan US$3,1 miliar yang dibukukan di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebuah presentasi yang disampaikan ke para pemegang saham juga menunjukkan bahwa bisnis pesawat komersial perusahaan mengalami kenaikan biaya hingga US$1 miliar akibat lini produksi 737 yang terganggu.
Secara keseluruhan, Boeing melaporkan membukukan 5.600 pesanan pesawat senilai US$399 miliar di tiga bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan 5.900 pesanan senilai US$412 miliar yang dicatatkan di kuartal sebelumnya.
![]() |
Lini bisnis terbesar perusahaan, divisi pesawat komersial, mengalami penurunan tajam hingga 19% secara tahunan dalam pengiriman pesawat menjadi hanya 149 dari 184 unit. Anjloknya pengiriman pesawat diakibatkan oleh larangan terbang bagi model 737 Max yang mendominasi pesanan armada yang diterima perusahaan.
Goldman Sachs telah memperkirakan bahwa jenis 737 Max akan berkontribusi bagi 33% pendapatan Boeing dalam lima tahun ke depan.
Berbagai maskapai di seluruh dunia telah melarang 737 Max terbang setelah jenis pesawat itu mengalami dua kali kecelakaan dalam waktu lima bulan yang menewaskan lebih dari 300 orang di Ethiopia dan Indonesia.
Saksikan video mengenai perbaikan Boeing 737 Max berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(wed) Next Article Karena 737 Max, Boeing Diminta Ganti CEO
Most Popular