Waduh, Sepekan Ini IHSG Terbanting Hingga 1%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 April 2019 13:04
IHSG selama sepekan ini terhitung melemah 1,05% atau 68,15 poin ke 6.405.866 merespons buruknya data perdagangan China.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian mendekati level psikologis bawah selanjutnya yakni 6.300, setelah sepekan ini terhitung melemah 1,05% atau 68,15 poin atau ke 6.405.866 merespons buruknya data perdagangan China.

Koreksi pada pekan kedua April ini membuat IHSG jatuh ke jalur merah sepanjang bulan ini. Padahal sebelumnya pada pekan pertama April, IHSG terhitung tumbuh tipis, sebesar 0,08% atau 5,26 poin.

Pada siang hari kemarin, ekspor China per Maret 2019 melesat 14,2% secara tahunan, jauh di atas konsensus yang dihimpun Reuters sebesar 7,3%. Namun, impor tercatat anjlok hingga 7,6% secara tahunan, jauh lebih dalam ketimbang konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 1,3% saja.

Mengingat posisi China yang penting sebagai pasar utama ekspor Indonesia, anjloknya impor ini memicu kekhawatiran bahwa permintaan Negeri Tirai Bambu itu bakal melemah.

Terutama, pemerintah China telah memangkas target pertumbuhan ekonomi 2019 ke kisaran 6-6,5%, atau di bawah target sebelumnya sebesar 6,5%. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi China 2018 sebesar 6,6%.

Namun di AS, kabar buruk di China tak banyak memengaruhi sentimen pelaku pasar di Wall Street. Indeks S&P 500 menembus level psikologis 2.900 pada perdagangan Jumat waktu setempat, dan kian dekat dengan rekor level tertingginya sebesar 1%.

Kenaikan tersebut terjadi menyusul kinerja positif beberapa perusahaan raksasa seperti JP Morgan Chase dan Wells Fargo. Dow Jones, indeks acuan untuk saham unggulan di Amerika Serikat (AS) menguat 269,25 poin, terutama didorong sektor keuangan. Sementara itu, Nasdaq tumbuh 0,46%.

JP Morgan melaporkan capaian kinerja yang lebih baik dari perkiraan, berkat pendapatan dari jasa transaksi aset pendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi. Merespon itu, saham emiten keuangan ini melonjak 4,7%.

"Kinerja kuartal 1/2019 yang solid seharusnya menjadi kabar bagus untuk saham JP Morgan maupun perusahaan sejenisnya," tutur analis Sandler O'Neill & Partners Jeffery Harte, dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags) Next Article 10 Saham Terboncos Sepekan, Siapa Saja Ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular