Disiram Kabar dari Tiongkok, Wall Street Diprediksi Menghijau

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
12 April 2019 18:38
Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) diprediksi kembali dibuka menguat.
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) diprediksi kembali dibuka menguat pada perdagangan Jumat (12/4/2019) ditopang positifnya data ekonomi China yang menjadi mitra dagang AS.

Pada pukul 18.25 WIB, kontrak
futures Dow Jones dan Nasdaq Composite yang menjadi cerminan pembukaan bursa saham Wall Street (pre-market) mengimplikasikan penguatan masing-masing sebesar 164,95 poin dan 29,36 poin, sementara S&P 500 diimplikasikan naik 13,38 poin.

Level indeks futures yang menghijau ini terjadi setelah rilis data ekonomi China yang hasilnya di luar ekspektasi pasar.


Pemerintah Negeri Tiongkok berhasil menorehkan capaian fantastis di bulan Maret dengan mencatatkan surplus neraca perdagangan hingga US$ 32,64 miliar. Angka ini jauh di atas konsensus yang sebesar US$ 7,05 miliar, dilansir Trading Economics.

Jika dirinci, melesatnya surplus perdagangan disokong oleh ekspor China yang tumbuh 14,2% year-on-year (YoY), pertumbuhan tertinggi dalam 5 bulan.

Adapun pergerakan impor China berbanding terbalik, karena turun 7,6% YoY, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus pasar yang ada di angka -1,3% YoY.

Sentimen positif lain dari pemerintahan Presiden China Xi Jinping adalah data penyaluran kredit pada Maret yang meroket 90,78% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret, jumlah kredit tersalurkan mencapai CNY 1,69 triliun, sedangkan Februari hanya tercatat CNY 885,8 miliar.

Kedua sentimen positif tersebut tampaknya mampu meringankan kecemasan pelaku pasar atas prediksi bahwa perolehan laba kuartal I-2019 akan terkoreksi.

Alasannya, jika ekonomi China membaik, maka berita yang bagus buat AS mengingat China adalah mitra dagang terbesar Negeri Paman Sam.

Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan rata-rata laba bersih emiten di S&P 500 terkontraksi 2,3% YoY pada kuartal I-2019. Jika prediksi tersebut terjadi, berarti akan menjadi penurunan laba bersih pertama bagi S&P 500 sejak kuartal II-2016.

Jumat ini, investor akan mencermati rilis indeks harga impor dan ekspor pukul 19:30 WIB. Lalu, juga ada pembacaan awal indeks sentimen konsumen dan tingkat inflasi bulan April versi Universitas Michigan pada pukul 21:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular