
Pasar Saham & Obligasi Pekan Ini Kompak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dan pasar surat utang negara selama sepekan ini sama-sama menguat, meski sempat menghadapi koreksi di hari terakhir perdagangan menjelang liburan. Ketegangan geopolitik dunia memberikan dampak berbeda terhadap kedua pasar tersebut.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (20/5/2020) tercatat melemah 2,7 poin atau 0,06%, ke level 4.545,952. Namun selama mingguan, indeks acuan bursa nasional tersebut terhitung menguat 0,85% dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu di 4.507,607.
Nilai perdagangan selama sepekan ini mencapai Rp 69,45 triliun, dengan volume 58,5 miliar unit saham yang berpindah tangan 2,68 juta kali. Namun, investor asing masih membukukan penjualan bersih (net foreign sell), yakni senilai Rp 4,72 triliun, di semua pasar.
Perbandingan IHSG & Obligasi Sepekan
PERIODE | FR0082 (%) | IHSG |
16/06/2020 | 7,861 | 4507,607 |
18/06/2020 | 7,809 | 4511,058 |
19/06/2020 | 7,745 | 4548,658 |
20/06/2020 | 7,723 | 4545,952 |
Sumber: BEI
Sementara itu, obligasi negara bertenor 10 tahun yakni FR0082 tercatat mengalami kenaikan harga, yang tercermin dari penurunan imbal hasil (yield) sebesar 0,14 poin persentase menjadi 7,723. Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah.
Penguatan pasar obligasi pemerintah itu tercermin juga pada kenaikan indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) yang naik 1,14 poin (0,43%) menjadi 268,88 dari posisi kemarin 267,74 pada Rabu.
Ini menunjukkan bahwa investor terus memburu aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air karena penawaran yield yang cenderung menarik. Harga obligasi berjatuh tempo 10 tahun tersebut konsisten menguat dari Senin hingga Rabu.
Meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS)-China berdampak berbeda terhadap obligasi dan saham. Pada Rabu, Senat AS memuluskan aturan baru yang bakal melarang perusahaan China seperti Alibaba dan Baidu untuk terdaftar dan diperdagangkan di Wall Street.
Aturan itu keluar setelah Presiden AS Donald Trump mencuitkan pernyataan bahwa "ketidakmampuan China" menyebabkan "pembunuhan massal skala dunia," mengacu pada pandemi Covid-19.
Pada hari itu juga, harga obligasi menguat, sedangkan IHSG justru terkoreksi. Artinya, sebagian investor memilih memburu obligasi yang lebih minim risiko, dan meninggalkan saham, terutama jelang libur panjang.
Sepekan ini, hari perdagangan baik di bursa saham maupun obligasi sama-sama hanya tiga hari, karena libur dan cuti bersama pada Kamis dan Jumat untuk memperingati Hari Raya Kenaikan Isa Almasih.
(ags/ags) Next Article Pekan Ini Gerak Pasar Saham & Obligasi Tak Sehati