IHSG Menguat 2 Hari Beruntun, Terima Kasih Damai Dagang!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 April 2019 16:50
IHSG Menguat 2 Hari Beruntun, Terima Kasih Damai Dagang!
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis ini, (4/4/2019), dengan penguatan sebesar 0,29% ke level 6.494,63.

IHSG tak pernah merasakan pahitnya zona merah sepanjang hari ini dan berhasil membukukan penguatan selama 2 hari beruntun.

Kinerja IHSG selaras dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Shanghai juga naik 0,94%, dan indeks Kospi menguat 0,15%.

Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan investor di bursa saham regional.


Gedung Putih menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana bertemu dengan Liu He pada Kamis ini (4/4/2019) waktu setempat. Hal ini lantas semacam mengonfirmasi pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahwa negosiasi dagang dengan China sejauh ini berjalan dengan baik.

"Wakil Perdana Menteri Liu dan timnya akan berada di Washington selama 3 hari, atau mungkin lebih. Kami akan membahas isu yang belum pernah disentuh sebelumnya, termasuk penegakan hukum. Semua berjalan baik, semua mengarah ke jalan yang benar, tapi kita memang belum sampai di tujuan. Kami berharap kita bisa lebih dekat ke tujuan pada pekan ini," papar Kudlow dalam acara yang digelar Christian Science Monitor, Rabu (3/4/2019), mengutip Reuters.

Tak sampai di situ, Bloomberg dan Wall Street Journal melaporkan bahwa tanggal pertemuan antara Trump dengan Presiden China Xi Jinping dapat diumumkan paling cepat pada hari ini, seperti dilansir dari Reuters.

Sebagai informasi, negosiasi dagang yang digelar di Washington pada pekan ini merupakan lanjutan dari negosiasi pada pekan lalu yang digelar di Beijing.

Pascanegosiasi selama 2 hari di Beijing usai, China memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk atas produk otomotif dan suku cadang asal AS yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya, bea masuk atas produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.

"Langkah ini bertujuan melanjutkan atmosfer positif dari perundingan kedua negara. Ini merupakan langkah konkret China untuk mendorong negosiasi perdagangan bilateral. Kami berharap AS bisa bekerja sama dengan China untuk mempercepat proses negosiasi dan mencapai tujuan menghapus ketegangan dagang," papar keterangan tertulis dari kantor Dewan Negara China, seperti dikutip dari Reuters.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Secara sektoral, sektor jasa keuangan menjadi motor utama penggerak IHSG. Hingga akhir sesi II, indeks sektor jasa keuangan terapresiasi sebesar 1,2%.

Apresiasi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank yang masuk dalam kategori BUKU 4 (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun).

Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melejit 3,02%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 2,92%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melesat 1,69%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,91%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkerek 0,82%.

Jika kesepakatan dagang antara AS dan China benar bisa dicapai, tentu laju perekonomian dunia, termasuk Indonesia, akan bisa dipacu untuk melaju lebih kencang. Ketika ini yang terjadi, ada peluang bahwa permintaan kredit di tanah air akan terkerek naik dan memompa pendapatan bank-bank BUKU 4.


Selain karena optimisme terkait damai dagang AS-China, penguatan rupiah juga melandasi aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,28% di pasar spot ke level Rp 14.175/dolar AS.

Ada dua faktor yang membuat rupiah bisa perkasa melawan dolar AS. Pertama, damai dagang AS-China yang kian dekat. Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat pelaku pasar enggan bermain aman sehingga instrumen safe haven seperti dolar AS menjadi dilego.

Kedua, rilis data ekonomi AS yang mengecewakan. Kemarin, penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 129.000 saja, jauh di bawah konsensus yang sebanyak 184.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

Lemahnya angka penciptaan lapangan kerja membuat pelaku pasar kian yakin bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS belum akan mengerek tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.

Tanpa bensin berupa kenaikan suku bunga acuan, praktis dolar AS menjadi kehilangan pijakan untuk menguat.

Terakhir, saham-saham bank BUKU 4 dikoleksi investor seiring dengan ekspektasi atas kinclongnya kinerja keuangan periode kuartal-I 2019 yang dalam waktu dekat akan mulai dirilis.

LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>

Investor asing memegang peranan penting dalam mendorong penguatan bursa saham tanah air. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih seilai Rp 730,7 miliar.

Selain terbukti ampuh dalam mendorong aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4, penguatan rupiah juga terbukti ampuh dalam mendorong investor asing masuk ke bursa saham tanah air.

Kala rupiah menguat, memang investor asing memiliki peluang untuk meraup keuntungan dari selisih kurs dan bukan hanya dari capital gain.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 208,3 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 141,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 127,2 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 110,8 miliar), dan PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 109,4 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular