
Damai Dagang AS-China Bukan Kabar Baik bagi Yen
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 April 2019 07:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (3/4/19) kemarin. Isu AS - China akan segera menyelesaikan masalah perang dagang mereka memberikan tekanan bagi yen.
Sementara itu, pada hari ini, Kamis (4/4/19) pukul 7:01 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 111,37/US$ atau sedikit menguat dibadingkan penutupan Rabu di level 114,47/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
AS dan China dikabarkan sudah dekat akan kata "damai" dan tidak lagi menerapkan bea impor tinggi baik bagi produk China yang masuk ke AS ataupun sebaliknya.
Kabar tersebut membuat bursa saham global terus menguat, dan tentunya menghilangkan minat pelaku pasar terhadap aset-aset safe haven seperti yen. Tercatat hingga penutupan perdagangan Rabu, yen mengalami pelemahan dalam empat dari lima hari perdagangan terakhir.
Mengutip The Financial Times, para negosiator AS dan China telah berhasil memecahkan sebagian besar masalah yang selama ini menjadi ganjalan untuk keduanya mencapai kesepakatan dagang. Saat ini para negosiator dikabarkan sedang merancang bagaimana nantinya implementasi dan kepatuhan jika kesepakatan dagang akhirnya tercapai.
Wakil Perdana Menteri China, Liu He, dijadwalkan mengadakan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin Rabu waktu setempat, dan perundingan lebih lanjut diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari.
Isu yang masih akan dibahas adalah bea impor barang dari China yang diterapkan AS saat ini, apakah akan tetap diterapkan atau dihilangkan setelah terjadi kesepakatan. China tentu saja menginginkan bea tersebut dihapuskan, di sisi lain AS ingin memastikan terlebih dahulu jika China nantinya akan patuh terhadap kesepakatan dagang yang akan dibuat.
Jika perundingan AS - China di pekan ini sukses, maka Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan bertemu di bulan ini untuk menandatangani kesepakatan dagang. Jika hal tersebut terjadi, perekonomian global diprediksi akan bangkit kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Mengerikan, Safe Haven Yen Ambrol Hingga 6,8%
Sementara itu, pada hari ini, Kamis (4/4/19) pukul 7:01 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 111,37/US$ atau sedikit menguat dibadingkan penutupan Rabu di level 114,47/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
AS dan China dikabarkan sudah dekat akan kata "damai" dan tidak lagi menerapkan bea impor tinggi baik bagi produk China yang masuk ke AS ataupun sebaliknya.
Mengutip The Financial Times, para negosiator AS dan China telah berhasil memecahkan sebagian besar masalah yang selama ini menjadi ganjalan untuk keduanya mencapai kesepakatan dagang. Saat ini para negosiator dikabarkan sedang merancang bagaimana nantinya implementasi dan kepatuhan jika kesepakatan dagang akhirnya tercapai.
Wakil Perdana Menteri China, Liu He, dijadwalkan mengadakan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin Rabu waktu setempat, dan perundingan lebih lanjut diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari.
Isu yang masih akan dibahas adalah bea impor barang dari China yang diterapkan AS saat ini, apakah akan tetap diterapkan atau dihilangkan setelah terjadi kesepakatan. China tentu saja menginginkan bea tersebut dihapuskan, di sisi lain AS ingin memastikan terlebih dahulu jika China nantinya akan patuh terhadap kesepakatan dagang yang akan dibuat.
Jika perundingan AS - China di pekan ini sukses, maka Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan bertemu di bulan ini untuk menandatangani kesepakatan dagang. Jika hal tersebut terjadi, perekonomian global diprediksi akan bangkit kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Mengerikan, Safe Haven Yen Ambrol Hingga 6,8%
Most Popular