
Kinerja Melesat, 4 Saham Properti Ini Jadi Top Gainers
tahir saleh, CNBC Indonesia
01 April 2019 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham empat emiten pengembang properti nasional kompak menjadi top gainer dan memimpin penguatan di Bursa Efek Indonesia, hari ini (1/4/2019) seiring dengan sentimen laporan keuangan perusahaan yang positif tahun lalu.
Keempatnya yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Data BEI mencatat, pada perdagangan pukul 11.30 WIB, harga saham PWON naik 9,42% di level Rp 755/saham dengan volume perdagangan 34,03 juta saham senilai Rp 24,84 miliar.
Saham SMRA juga naik 9,04% di level Rp 1.025/saham, dengan volume perdagangan 22,95 juta saham senilai Rp 23,11 miliar. Berikutnya saham CTRA naik 7,50% di level Rp 1.075/saham dengan volume perdagangan 46,22 juta saham senilai Rp 48,69 miliar.
Terakhir, saham LPKR naik 3,47% di level Rp 298/saham dengan volume perdagangan 74,84 juta saham dengan nilai Rp 21,94 miliar.
Sepanjang tahun 2018, kinerja empat emiten properti tersebut moncer. Laba Pakuwon Jati melesat 35,78% year-on-year (YoY) menjadi Rp 2,54 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun. Ini sungguh pencapaian yang memuaskan. Pasalnya laba bersih PWON tahun 2017 hanya berhasil tumbuh 12,09% YoY.
Adapun pada 2018, Summarecon juga mencatatkan laba bersih Rp 448,71 miliar atau naik 24% dari tahun sebelumnya Rp 362,06 miliar. Laba bersih itu terjadi seiring dengan pendapatan perusahaan yang naik tipis menjadi Rp 5,66 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,64 triliun.
CTRA juga berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,67 triliun tahun lalu, atau naik 19,05% YoY dari tahun sebelumnya. Pencapaian ini membuat laba perusahaan melonjak 32,55% YoY menjadi Rp 1,19 triliun dari hanya Rp 894,35 miliar.
LPKR pun membukukan kenaikan laba tahun sebesar 13,18% tahun lalu dari tahun 2017. Laba bersih LPKR mencapai Rp 695,14 miliar, naik dari sebelumnya Rp 614,17 miliar.
Direktur Independen CTRA Tulus Santoso kepada CNBC Indonesia, pada awal tahun, mengungkapkan bahwa properti akan kembali bergairah di tahun ini, diawali pada semester kedua setelah perhelatan Pilpres 2019 usai. Namun secara sektoral, ada peluang sektor properti kembali bangkit tahun ini seiring pulihnya sejumlah sektor lain.
"Mestinya diawali semester kedua, selanjutnya 2020-2021 bisa recover, karena sejak 2015 mulai turun. Siklusnya sudah 5 tahun harusnya sudah cukup kembali demand," kata Tulus dalam acara Squawk Box CNBC TV Indonesia, Kamis (14/2/2019).
Simak ulasan tahun politik yang bisa berdampak ke sektor properti.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/miq) Next Article IMB akan Dihapus, Saham Properti Mulai Bergairah
Keempatnya yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Data BEI mencatat, pada perdagangan pukul 11.30 WIB, harga saham PWON naik 9,42% di level Rp 755/saham dengan volume perdagangan 34,03 juta saham senilai Rp 24,84 miliar.
Saham SMRA juga naik 9,04% di level Rp 1.025/saham, dengan volume perdagangan 22,95 juta saham senilai Rp 23,11 miliar. Berikutnya saham CTRA naik 7,50% di level Rp 1.075/saham dengan volume perdagangan 46,22 juta saham senilai Rp 48,69 miliar.
Terakhir, saham LPKR naik 3,47% di level Rp 298/saham dengan volume perdagangan 74,84 juta saham dengan nilai Rp 21,94 miliar.
Sepanjang tahun 2018, kinerja empat emiten properti tersebut moncer. Laba Pakuwon Jati melesat 35,78% year-on-year (YoY) menjadi Rp 2,54 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun. Ini sungguh pencapaian yang memuaskan. Pasalnya laba bersih PWON tahun 2017 hanya berhasil tumbuh 12,09% YoY.
Adapun pada 2018, Summarecon juga mencatatkan laba bersih Rp 448,71 miliar atau naik 24% dari tahun sebelumnya Rp 362,06 miliar. Laba bersih itu terjadi seiring dengan pendapatan perusahaan yang naik tipis menjadi Rp 5,66 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,64 triliun.
CTRA juga berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,67 triliun tahun lalu, atau naik 19,05% YoY dari tahun sebelumnya. Pencapaian ini membuat laba perusahaan melonjak 32,55% YoY menjadi Rp 1,19 triliun dari hanya Rp 894,35 miliar.
LPKR pun membukukan kenaikan laba tahun sebesar 13,18% tahun lalu dari tahun 2017. Laba bersih LPKR mencapai Rp 695,14 miliar, naik dari sebelumnya Rp 614,17 miliar.
Direktur Independen CTRA Tulus Santoso kepada CNBC Indonesia, pada awal tahun, mengungkapkan bahwa properti akan kembali bergairah di tahun ini, diawali pada semester kedua setelah perhelatan Pilpres 2019 usai. Namun secara sektoral, ada peluang sektor properti kembali bangkit tahun ini seiring pulihnya sejumlah sektor lain.
"Mestinya diawali semester kedua, selanjutnya 2020-2021 bisa recover, karena sejak 2015 mulai turun. Siklusnya sudah 5 tahun harusnya sudah cukup kembali demand," kata Tulus dalam acara Squawk Box CNBC TV Indonesia, Kamis (14/2/2019).
Simak ulasan tahun politik yang bisa berdampak ke sektor properti.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/miq) Next Article IMB akan Dihapus, Saham Properti Mulai Bergairah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular