
Internasional
Bukan Candaan, The Fed Akan Segera Pangkas Suku Bunga
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 January 2019 15:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejarah telah menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dapat dan akan berubah pikiran dalam sekejap ketika berbicara mengenai menaikkan dan memotong suku bunga, menurut hasil analisis David Rosenberg, kepala ekonom dan ahli strategi di Gluskin Sheff.
"Ketika saya memberi tahu orang-orang bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang, pandangan itu disambut dengan cemoohan dan tawa. Tetapi itu bukan masalah yang perlu ditertawakan," kata Rosenberg kepada klien dalam sebuah catatan, Kamis (3/1/2019).
"Orang-orang ini yang mencibir dan menggelengkan kepala hanya karena apa yang dikatakan bank sentral hari ini bukanlah seseorang yang mempelajari sejarah," tambahnya, dilansir dari CNBC International.
The Fed saat ini berkomitmen untuk menerapkan pola kenaikan suku bunga yang stabil namun bertahap dalam upaya untuk menormalkan kebijakan dari pelonggaran ekstrem pada tahun-tahun selama dan setelah krisis keuangan.
Pejabat bank sentral telah menyetujui empat kenaikan suku bunga tahun lalu dan telah mengindikasikan dua lagi akan terjadi pada 2019, kurang dari tiga yang diperkiraan sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal bulan lalu.
Namun, pasar saat ini tidak berpikir The Fed akan menaikkan suku bunga sama sekali tahun ini.
Saham telah tertatih-tatih di wilayah pasar bearish, perlambatan pertumbuhan global dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China juga merupakan beberapa hambatan yang menurut investor akan dihadapi The Fed. Hal itu dipercaya akan mencegah Fed untuk melakukan pengetatan lebih lanjut.
Rosenberg merupakan satu dari sekelompok kecil ahli Wall Street yang berpikir bahwa Fed tidak hanya akan berhenti menaikkan bunga tetapi juga akan segera memotongnya karena ekonomi terus goyah. Sejarah, katanya, akan terulang.
"The Fed diperkirakan terlambat melihat titik balik" dalam ekonomi dari ekspansi ke kontraksi, katanya. "Tetapi ketika para pembuat kebijakan melihat perubahan, perubahan kebijakan datang dengan cepat dan seringkali secara spektakuler."
Mengutip beberapa contoh sejak 1995, Rosenberg mengatakan The Fed telah beralih dari menaikkan suku bunga menjadi menurunkannya dalam periode beberapa bulan.
Dia menunjuk ke periode Maret-Juli pada 1995, rentang waktu Juni-September pada 1998, November 2000 hingga Januari 2001 dan, akhirnya, peristiwa kekacauan di seputaran krisis keuangan saat The Fed memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin (0,5%) pada bulan September 2007 karena mengkhawatirkan inflasi pada Agustus.
Pemangkasan suku bunga di tahun 2007 itu belum pernah terjadi sebelumnya, dan hampir membuat suku bunga acuan The Fed terpangkas mendekati nol. Pada saat itu bank sentral juga memulai pembelian aset sebanyak tiga putaran, yang menggelembungkan neraca keuangannya menjadi US$4,5 triliun.
Selama periode itu secara keseluruhan, Rosenberg mengatakan The Fed membutuhkan rata-rata hanya dua bulan untuk mengubah kebijakan dari pengetatan menjadi pelonggaran.
"Gambaran, terutama dari Musim Panas 2007 hingga Musim Gugur tahun itu, serta fakta bahwa Fed telah beralih ke bias pengetatan pada Musim Panas 2008 lalu telah melonggarkan kebijakan secara dramatis pada Musim Gugur itu, yang merupakan pengingat bahwa kita semua perlu berfokus pada dalam negeri masing-masing dan tidak selalu bergantung pada penilaian bank sentral," tulisnya.
Meskipun tidak menetapkan angka dalam pemangkasan suku bunga untuk 2019, namun pasar mulai mempertimbangkan pikiran Rosenberg.
Para pelaku pasar di pasar fed funds futures menunjukkan hanya ada 13,5% peluang kenaikan hingga Januari 2020, menurut lembaga penghitung CME. Faktanya, pasar menyebut ada peluang sebanyak 25,3% untuk menurunkan suku bunga saat itu.
Tingkat fund rate saat ini ditargetkan dalam kisaran antara 2,25% dan 2,5%.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
"Ketika saya memberi tahu orang-orang bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang, pandangan itu disambut dengan cemoohan dan tawa. Tetapi itu bukan masalah yang perlu ditertawakan," kata Rosenberg kepada klien dalam sebuah catatan, Kamis (3/1/2019).
"Orang-orang ini yang mencibir dan menggelengkan kepala hanya karena apa yang dikatakan bank sentral hari ini bukanlah seseorang yang mempelajari sejarah," tambahnya, dilansir dari CNBC International.
Pejabat bank sentral telah menyetujui empat kenaikan suku bunga tahun lalu dan telah mengindikasikan dua lagi akan terjadi pada 2019, kurang dari tiga yang diperkiraan sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal bulan lalu.
Namun, pasar saat ini tidak berpikir The Fed akan menaikkan suku bunga sama sekali tahun ini.
Saham telah tertatih-tatih di wilayah pasar bearish, perlambatan pertumbuhan global dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China juga merupakan beberapa hambatan yang menurut investor akan dihadapi The Fed. Hal itu dipercaya akan mencegah Fed untuk melakukan pengetatan lebih lanjut.
Rosenberg merupakan satu dari sekelompok kecil ahli Wall Street yang berpikir bahwa Fed tidak hanya akan berhenti menaikkan bunga tetapi juga akan segera memotongnya karena ekonomi terus goyah. Sejarah, katanya, akan terulang.
![]() |
"The Fed diperkirakan terlambat melihat titik balik" dalam ekonomi dari ekspansi ke kontraksi, katanya. "Tetapi ketika para pembuat kebijakan melihat perubahan, perubahan kebijakan datang dengan cepat dan seringkali secara spektakuler."
Mengutip beberapa contoh sejak 1995, Rosenberg mengatakan The Fed telah beralih dari menaikkan suku bunga menjadi menurunkannya dalam periode beberapa bulan.
Dia menunjuk ke periode Maret-Juli pada 1995, rentang waktu Juni-September pada 1998, November 2000 hingga Januari 2001 dan, akhirnya, peristiwa kekacauan di seputaran krisis keuangan saat The Fed memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin (0,5%) pada bulan September 2007 karena mengkhawatirkan inflasi pada Agustus.
Pemangkasan suku bunga di tahun 2007 itu belum pernah terjadi sebelumnya, dan hampir membuat suku bunga acuan The Fed terpangkas mendekati nol. Pada saat itu bank sentral juga memulai pembelian aset sebanyak tiga putaran, yang menggelembungkan neraca keuangannya menjadi US$4,5 triliun.
Selama periode itu secara keseluruhan, Rosenberg mengatakan The Fed membutuhkan rata-rata hanya dua bulan untuk mengubah kebijakan dari pengetatan menjadi pelonggaran.
"Gambaran, terutama dari Musim Panas 2007 hingga Musim Gugur tahun itu, serta fakta bahwa Fed telah beralih ke bias pengetatan pada Musim Panas 2008 lalu telah melonggarkan kebijakan secara dramatis pada Musim Gugur itu, yang merupakan pengingat bahwa kita semua perlu berfokus pada dalam negeri masing-masing dan tidak selalu bergantung pada penilaian bank sentral," tulisnya.
![]() |
Meskipun tidak menetapkan angka dalam pemangkasan suku bunga untuk 2019, namun pasar mulai mempertimbangkan pikiran Rosenberg.
Para pelaku pasar di pasar fed funds futures menunjukkan hanya ada 13,5% peluang kenaikan hingga Januari 2020, menurut lembaga penghitung CME. Faktanya, pasar menyebut ada peluang sebanyak 25,3% untuk menurunkan suku bunga saat itu.
Tingkat fund rate saat ini ditargetkan dalam kisaran antara 2,25% dan 2,5%.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Most Popular