Internasional

Ternyata Dulu Bos Apple Puja-puji Pasar China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 January 2019 13:59
Ternyata Dulu Bos Apple Puja-puji Pasar China
Foto: REUTERS/Elijah Nouvelage
Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Executive (CEO) Apple Tim Cook menyebut perlambatan ekonomi China dan perang dagang China-Amerika Serikat (AS) sebagai penyebab perusahaan menurunkan panduan penjualan di kuartal pertama tahun fiskal 2019-nya yang berakhir 29 Desember.

Pernyataannya bertolak belakang dengan apa yang dikatakannya pada saat pengumuman pendapatan Apple untuk kuartal pertama tahun 2018 lalu. Saat itu CEO raksasa teknologi AS tersebut mengatakan: "ke manapun saya memandang, saya merasa sangat senang dengan apa yang kami lakukan di China."


Dalam sebuah surat kepada investor, Rabu (3/1/2019), Cook mengatakan perusahaan memperkirakan penjualan akan lebih rendah dari yang diproyeksikan sebelumnya, terutama di China.

"Ketika kami mengantisipasi beberapa tantangan di pasar-pasar negara berkembang utama, kami tidak memperkirakan besarnya perlambatan ekonomi, khususnya di Greater China," katanya dalam sebuah surat kepada para investor, melansir CNBC International.

"Faktanya, sebagian besar kekurangan pendapatan kami menjadi pedoman kami, dan lebih dari 100% penurunan pendapatan kami dari tahun ke tahun (year-on-year/YoY), terjadi di Greater China dan berasal dari penjualan semua jenis iPhone, Mac dan iPad," kata Cook, merinci bagaimana perlambatan ekonomi China telah terjadi akibat dipengaruhi oleh perang dagang sehingga berdampak pada konsumen produk Apple di wilayah tersebut.

Ternyata Dulu Bos Apple Puja-puji Pasar ChinaFoto: CEO Apple Tim Cook berbicara selama acara Apple di distrik Brooklyn, New York, AS, 30 Oktober 2018. REUTERS / Shannon Stapleton

Meski Cook menyebut masih memiliki komitmen di China dan mengatakan "meskipun ada tantangan ini, kami percaya bahwa bisnis kami di China memiliki masa depan yang cerah", namun tetap saja pernyataan telah berhasil menunjukkan perubahan dalam perspektif Apple tentang China. Padahal sepanjang 2018 lalu, meski ada isu perang dagang, Cook masih tetap positif pada pasar China.

Berikut adalah beberapa komentar Tim Cook selama setahun terakhir tentang pendapatan Apple di China dan pemikirannya tentang perang dagang dan tarif, yang berhasil dirangkum CNBC.

BERLANJUT KE HALAMAN DUA

Apple mencatatkan pertumbuhan pendapatan 16% di Greater China pada kuartal keempat tahun fiskalnya secara tahunan atau YoY (setara dengan US$11,4 miliar) dan kenaikan 19% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ). Namun, angka itu diperoleh setelah raksasa teknologi itu mencatatkan pendapatan kuartal ketiga yang cukup suram.

Cook mengatakan "bisnis di China sangat kuat pada kuartal terakhir. Kami tumbuh 16%, yang sangat kami sukai. (Penjualan) iPhone khususnya sangat kuat. Pertumbuhan sangat kuat di sana, mencapai dua digit. Kategori produk kami yang lain juga lebih kuat, sebenarnya sedikit lebih kuat daripada [pertumbuhan] perusahaan, bahkan angka perusahaan secara keseluruhan," katanya pada bulan November.

Ketika pendapatan perusahaan diumumkan pada 1 November, perang dagang dengan China telah mencapai puncaknya dan melahirkan serangkaian penerapan tarif impor, juga tarif tambahan pada barang-barang impor kedua negara.

Pada hari yang sama dengan pengumuman pendapatan, Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping melakukan panggilan telepon, di mana kembali ditekankan tentang pentingnya perdagangan yang timbal balik dan saling menguntungkan.


Saat ditanya dalam laporan pendapatan perusahaan 1 November apakah Apple punya rencana untuk mendiversifikasi rantai pasokan akibat adanya perang dagang dan permasalahan geopolitik, Cook mengatakan perusahaan tidak terlalu bergantung pada China.

"Jika Anda melihat produk yang kami produksi, mereka diproduksi di mana-mana. Kami memiliki konten yang signifikan dari pasar AS, dari Jepang hingga Korea hingga banyak negara. Serta konten hebat dari China. Ada banyak yang terlibat dalam produk tersebut, sebagian besar R&D berada di AS," katanya sesuai dengan transkrip pembicaraan melalui telepon. Cook juga menambahkan ia masih optimistis bahwa solusi untuk perang dagang dapat ditemukan.

"Saya masih dalam pola pikir bahwa saya merasa sangat optimistis dan positif bahwa diskusi akan membuahkan hasil. Hubungan dagang ini besar dan kompleks dan memang perlu tingkat fokus dan pembaruan serta modernisasi, jadi saya optimistis kedua negara dapat menyelesaikan masalah ini untuk kepentingan semua orang," kata Cook.

Namun, pada akhir November, Trump mengatakan kepada surat kabar Wall Street Journal tidak akan menunda kenaikan tarif impor (dari 10% menjadi 25%) pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar pada 1 Januari. Trump juga mengatakan dia bisa saja mengenakan tarif 10% untuk iPhone dan laptop Apple yang diimpor dari China.


BERLANJUT KE HALAMAN TIGA



Ketika Apple mengumumkan pendapatan untuk kuartal ketiga tahun fiskalnya, perusahaan mengatakan telah melihat pertumbuhan sebesar 19% YoY di China (tetapi turun 29% QoQ), perusahaan juga mengumumkan telah membuka toko ritel ke-50 di China pada kuartal tersebut.

Saat ditanya lagi tentang dampak dari perang dagang, Cook kembali mengatakan China terus mencatatkan pertumbuhan tetapi juga dampak dari perang dagang meningkat. Cook mengatakan dampaknya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi China.

"Ini adalah kuartal keempat berturut-turut bahwa kami telah mengalami pertumbuhan dua digit di Greater China ... jika Anda melihat lebih lengkap pada lini lengkap kami, kami memiliki pertumbuhan dua digit mulai dari layanan hingga iPad dan iPhone dan hingga kategori produk kami yang lain, bahkan penjualan Apple Watch sangat baik. Jadi, ada banyak hal baik yang terjadi di sana," kata Cook.

Namun, Cook mengatakan perusahaan sedang mengevaluasi proposal untuk mengenakan tarif impor barang-barang China senilai US$200 miliar. Proposal ini (yang diberlakukan pada September 2018 oleh Trump) muncul setelah AS memutuskan untuk menerapkan tarif 25% pada US$50 miliar barang-barang China di bulan Juni 2018.


[Gambas:Video CNBC]




Q2 2018 (1 Mei)

Apple mengatakan telah mengalami pertumbuhan 21% YoY di Greater China pada saat mengumumkan hasil kuartal kedua perusahaan, "tingkat pertumbuhan terkuat dari segmen itu dalam sepuluh kuartal," menurut CFO perusahaan, Luca Maestri.

Namun, pendapatan perusahaan di China telah turun dari US$17,9 miliar pada kuartal pertama menjadi US$13 miliar pada kuartal kedua, setara dengan 27% penurunan.

Saat ditanya tentang dampak perang dagang antara AS dan China, Tim Cook tampak optimistis dan mengatakan:

"China dan AS memiliki kebersamaan yang tak terhindarkan, di mana China hanya bisa menang jika AS menang, dan AS hanya akan menang jika China menang, dan dunia hanya menang jika China dan AS menang ... Jadi, itulah fokus kami, dan 'Saya optimistis bahwa, saya tidak tahu setiap permainan dengan permainan yang akan terjadi, tetapi seiring waktu, saya pikir pandangan itu akan menang."



Q1 2018 (1 Februari)

Apple melaporkan pendapatan kuartal pertama untuk 2018, mengumumkan pertumbuhan pendapatan 11% YoY di wilayah Greater China, dan kenaikan 83% dalam pertumbuhan pendapatan kuartalan di wilayah tersebut.

Tim Cook mengatakan penjualan iPhone adalah kunci keberhasilan perusahaan di wilayah ini dalam tiga bulan yang berakhir pada 30 Desember 2017.

"Kami memiliki rekor pendapatan sepanjang masa di daratan China. Tentu saja, bagian penting dari itu adalah iPhone, dan seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Kantar melaporkan bahwa lima tingkat teratas penjualan smpartphone terlaris di perkotaan China semuanya diisi oleh iPhone," katanya dalam transkrip telekonferensi pengumuman kinerja online.

"Kami tidak bisa lebih senang dengan apa yang kami lakukan, dan jika Anda melihat yang lainnya, kami jelas-jelas menumbuhkan pangsa iPad dan Mac selama kuartal itu, dan perangkat wearable sangat kuat di sana di kuartal ini. Jadi, di mana pun saya melihat, saya merasa sangat senang dengan apa yang kami lakukan di China."
(prm) Next Article Penjualan iPhone Lesu, Ini Penjelasan Lengkap Bos Apple

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular