Internasional

Perang Dagang & Perlambatan Ekonomi Pukul Ekspor Jepang

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
19 December 2018 12:28
Pertumbuhan ekspor Jepang mencapai 0,1% secara tahunan, berada jauh di bawah kenaikan 1,8% yang diperkirakan oleh para ekonom.
Foto: REUTERS/Toru Hanai/File Photo
Tokyo, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekspor Jepang melambat di November karena pengiriman ke Amerika Serikat (AS) dan China melemah tajam.

Ini menjadi tanda bahwa melambatnya permintaan eksternal dan perseteruan perdagangan China-AS dapat melemahkan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu sepanjang tahun depan.


Pertumbuhan ekspor mencapai 0,1% secara tahunan, berada jauh di bawah kenaikan 1,8% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam survei Reuters, dan anjlok dibandingkan kenaikan 8,2% di Oktober. Secara volume, ekspor turun 1,9% sepanjang tahun ini, dilansir dari Reuters.



Data perdagangan tersebut menggarisbawahi peningkatan risiko ekonomi eksternal yang dialami Jepang yang sangat bergantung pada ekspor. Data ini juga keluar saat bank sentral Bank of Japan (BoJ) mengkaji kebijakannya dalam pertemuan dua hari yang berakhir Kamis.



Dengan inflasi harga konsumen yang masih lemah, BoJ diperkirakan mempertahankan kebijakan ultra-longgarnya saat ini.



Ekspor Jepang ke AS naik 1,6% secara tahunan di November, dipimpin oleh pengiriman mesin pesawat dan peralatan produksi semikonduktor. Angka ini melambat tajam dari lompatan 11,6% di Oktober.



Ekspor otomotif AS turun 7,0% menjadi 163.586 unit.

Perang Dagang & Perlambatan Ekonomi Pukul Ekspor JepangFoto: Aristya Rahadian Krisabella



Presiden AS Donald Trump telah mengkritik Jepang dan China terkait praktik perdagangan. Ia mengancam pemberlakuan bea masuk tinggi pada impor mobil Jepang, yang merupakan sekitar dua pertiga dari surplus perdagangan tahunan sebesar US$69 miliar (Rp 862 triliun) antara Jepang dengan AS.



Hingga November di tahun ini, impor Jepang dari AS naik 8,1%. Impor dipimpin oleh jagung pakan, obat-obatan dan produk minyak, yang membantu mengurangi surplus perdagangannya dengan AS sebesar 5,4% pada tahun ini menjadi 623,4 miliar yen, menandai penurunan bulan kelima berturut-turut.



Hingga November di tahun ini, ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, naik 0,4% namun melambat tajam dari kenaikan tahunan 9,0% pada bulan sebelumnya. 

Pengiriman ke Asia, yang mencakup lebih dari separuh ekspor Jepang secara keseluruhan, turun 1,9% pada November, turun untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan.


Hingga November di tahun ini, impor keseluruhan Jepang naik 12,5%, kira-kira sejalan dengan estimasi median untuk kenaikan tahunan 11,5%.



Neraca perdagangan mencapai defisit 737,3 miliar yen versus defisit 600,3 miliar yen yang diperkirakan oleh para ekonom.


Perekonomian Jepang yang terbesar ketiga di dunia, mengalami kontraksi terbesar dalam lebih dari empat tahun pada kuartal ketiga disebabkan oleh serangkaian bencana alam yang memukul aktivitas pabrik dan rantai pasokan.



Analis memperkirakan pertumbuhan akan rebound di kuartal saat ini sebagai efek sementara dari bencana alam yang memudar. Tetapi gesekan perdagangan dan melambatnya permintaan eksternal menyelimuti prospek ekonomi yang bergantung pada ekspor.
(prm) Next Article Perang Dagang, Ekspor Jepang ke AS Turun untuk Kali Pertama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular