Perang Dagang, Ekspor Jepang ke AS Turun untuk Kali Pertama

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 July 2018 15:52
Surplus dagang Jepang dengan AS berada di posisi 590,3 miliar yen (Rp 75,7 triliun) atau naik 0,5% secara tahunan.
Foto: Reuters
Tokyo, CNBC Indonesia - Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) di bulan Juni turun untuk kali pertama dalam 17 bulan terakhir di tengah kekhawatiran tentang kebijakan proteksionisme dagang Presiden AS Donald Trump.

Ekspor ke AS turun 0,9% di bulan Juni dari periode yang sama setahun lalu (year-on-year/yoy) karena penurunan pengiriman mobil dan peralatan manufaktur semikonduktor, dua produk ekspor terpenting bagi Jepang.

Meski sedikit, penurunan itu tetap meningkatkan kekhawatiran para pembuat kebijakan Negeri Matahari Terbit yang cemas Trump akan mendesak Jepang untuk mengambil langkah konkret dalam menurunkan surplus dagangnya dengan Negeri Paman Sam.

"Keseluruhan ekspor masih sehat untuk saat ini, tetapi kami tidak yakin bagaimana perubahan akan terjadi karena kebijakan perdagangan yang akan datang," kata Shuji Tonouchi, Ekonom Pasar Senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, dilansir dari Reuters.

"Mungkin saja perbincangan tentang tarif dan perselisihan dagang mengurangi investasi korporasi."

Sebagian besar ekspor teratas Jepang ke AS bernasib sial di bulan Juni.

Ekspor mobil jatuh 12% yoy di bulan Juni, sementara pengiriman peralatan manufaktur semikonduktor anjlok 40,2% yoy. Ekspor pesawat juga merosot 10,4% yoy.

Ekspor mesin-mesin berat sedikit naik 0,1% di bulan Juni secara yoy.

Sementara itu, impor dari AS berkurang 2,1% yoy akibat penurunan minyak mentah, pesawat, dan batu bara.

Alhasil, surplus dagang Jepang dengan AS berada di posisi 590,3 miliar yen (Rp 75,7 triliun) atau naik 0,5% secara tahunan.

Surplus perdagangan Jepang dengan AS kemungkinan akan memunculkan kritik ketika pemerintahan Trump menaikkan tarif guna menurunkan defisit perdagangan AS dan melawan apa yang mereka sebut sebagai kebijakan perdagangan yang tidak adil.


Bulan ini, AS menerapkan tarif 25% terhadap produk impor China senilai US$34 miliar (Rp 492,4 triliun) demi menurunkan defisit perdagangan AS, yang segera dibalas Negeri Tirai Bambu dengan menaikkan tarif untuk produk impor AS.

Sebelumnya, Trump sudah memberlakukan tarif untuk baja dan aluminium impor yang menjadi pukulan bagi eksportir Jepang. Da juga mengkritisi Jepang atas jumlah kendaraan impor Amerika yang sedikit.

Pada bulan Juni, nilai ekspor baja Jepang ke AS turun 17,2% secara yoy, penurunan terbesar sejak bulan Juli tahun lalu ketika tarif mulai menimbulkan dampak.

Terkait volume yang menghilangkan efek mata uang, ekspor baja Jepang anjlok 32,3% yoy dan menjadi penurunan terbesar dalam tiga bulan.

"Ekspor baja Jepang tidak terlalu besar, tetapi jika mereka sudah anjlok sebanyak ini, saya mengkhawatirkan dampak negatif dari tarif baja AS," kata Hiroaki Muto selaku Ekonom di Tokai Tokyo Research Center. "Tarif-tarif ini akan memiliki dampak global."

Ekspor keseluruhan Jepang naik 6,7% di bulan Juni secara yoy, kurang dari estimasi rata-rata 7% yoy yang diprediksi para ekonom menurut polling Reuters. Sementara itu, ekspor tumbuh 8,1% yoy di bulan Mei.

Ekspor kemungkinan akan terus tumbuh karena permintaan global tetap kuat. Namun, surplus perdagangan Jepang dengan AS membuatnya menjadi target potensial untuk kebijakan proteksionis Trump.

Impor Jepang naik 2,5% tahun ini sampai bulan Juni, jauh dari estimasi rata-rata kenaikan 7%.

Neraca perdagangan mengalami surplus 721,4 miliar yen, melampaui estimasi rata-rata surplus 534,2 miliar.
(prm) Next Article Jepang Bukukan Surplus Neraca Dagang dengan AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular