
Internasional
Impor Mobil AS Dorong Ekspor Jepang Rebound
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
19 November 2018 14:11

Tokyo, CNBC Indonesia - Ekspor Jepang rebound pada tahun ini hingga Oktober, berbalik dari penurunan mengejutkan pada bulan sebelumnya, karena pengiriman mobil ke Amerika Serikat (AS) tumbuh, meskipun permintaan global melambat dan perang perdagangan AS-China yang meningkat menjadi tantangan bagi Jepang yang bergantung pada ekspor.
Kementerian Keuangan, Senin (19/11/18), menunjukkan ekspor naik 8,2% di Oktober dari tahun sebelumnya, sedikit di bawah kenaikan 9,0% yang diperkirakan oleh ekonom dalam polling Reuters.
Pertumbuhan ekspor mengikuti penurunan tahunan 1,3% pada bulan September, yang analis katakan disebabkan oleh bencana alam yang memaksa penutupan bandara internasional dan output pabrik yang terbatas, distribusi barang, dan pariwisata masuk.
Berita perdagangan hari Senin itu dikeluarkan menyusul pengumuman data produk domestik bruto minggu lalu yang menunjukkan ekonomi Jepang, terbesar ketiga di dunia, menyusut lebih dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga akibat bencana alam dan ekspor yang lesu.
Sementara ekonomi diperkirakan akan kembali ke pertumbuhan pada kuartal ini karena efek sementara dari bencana alam yang memudar, pembuat kebijakan Jepang tetap waspada tentang dampak ekonomi keseluruhan dari gesekan perdagangan global dan melambatnya permintaan eksternal.
"Ekspor Jepang rebound dari penurunan yang disebabkan oleh bencana alam, tetapi mereka kehilangan momentum dibandingkan dengan tahun lalu karena pengiriman lamban ke Asia yang disebabkan oleh perlambatan China," kata Koya Miyamae, ekonom senior di SMBC Nikko Securities, dilansir dari Reuters.
"Perang dagang AS-China belum banyak berdampak pada ekspor Jepang, tetapi perlu diperhatikan bahwa hal itu dapat menyebabkan efek penuh dari tahun depan dan seterusnya," tambahnya.
Data perdagangan Senin menunjukkan ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, naik 9,0% pada tahun ini hingga Oktober yang dipimpin oleh mobil, mesin mobil, dan bahan baku plastik, setelah penurunan bulan sebelumnya.
Pengiriman ke Asia, yang mencakup lebih dari separuh ekspor Jepang secara keseluruhan, naik 7,3%.
Ekspor Jepang ke Amerika Serikat tumbuh 11,6% tahun ini hingga Oktober, dipimpin oleh pengiriman mobil. Ekspor otomotif AS mencapai 154.085 mobil, naik 3,0% dari tahun ke tahun, naik untuk kali pertama dalam lima bulan.
Presiden AS Donald Trump telah mengkritik Jepang serta China terkait selisih perdagangan ini dan menegaskan bahwa Tokyo memperlakukan Amerika Serikat secara tidak adil dengan mengirimkan jutaan mobil ke Amerika Utara sambil memblokir impor otomotif dan produk pertanian AS.
Pada bulan September, Perdana Menteri Shinzo Abe dan Trump setuju untuk memulai pembicaraan perdagangan dalam pengaturan yang ada, setidaknya untuk saat ini, untuk melindungi produsen mobil Jepang dari tarif lebih lanjut atas ekspor mereka. Ekspor mobil berkontribusi sekitar dua pertiga dari surplus perdagangan tahunan sebesar US$69 miliar Jepang dengan Amerika Serikat.
Impor dari Amerika Serikat naik 34,3% pada Oktober, dipimpin oleh jagung, gas, dan minyak mentah, membantu mengurangi surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat sebesar 11,0% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu menjadi 573,4 miliar yen (US$ 5,09 miliar).
Impor keseluruhan naik 19,9% pada tahun ini hingga Oktober yang mencerminkan lonjakan harga minyak mentah serta efek dari bencana alam.
Kenaikan impor melebihi estimasi median untuk peningkatan tahunan 14,5% dan menghasilkan defisit perdagangan 449,3 miliar yen.
(prm) Next Article Simak! Jepang Kembali Beberkan Suramnya Ekonomi Dunia
Kementerian Keuangan, Senin (19/11/18), menunjukkan ekspor naik 8,2% di Oktober dari tahun sebelumnya, sedikit di bawah kenaikan 9,0% yang diperkirakan oleh ekonom dalam polling Reuters.
Pertumbuhan ekspor mengikuti penurunan tahunan 1,3% pada bulan September, yang analis katakan disebabkan oleh bencana alam yang memaksa penutupan bandara internasional dan output pabrik yang terbatas, distribusi barang, dan pariwisata masuk.
Sementara ekonomi diperkirakan akan kembali ke pertumbuhan pada kuartal ini karena efek sementara dari bencana alam yang memudar, pembuat kebijakan Jepang tetap waspada tentang dampak ekonomi keseluruhan dari gesekan perdagangan global dan melambatnya permintaan eksternal.
"Ekspor Jepang rebound dari penurunan yang disebabkan oleh bencana alam, tetapi mereka kehilangan momentum dibandingkan dengan tahun lalu karena pengiriman lamban ke Asia yang disebabkan oleh perlambatan China," kata Koya Miyamae, ekonom senior di SMBC Nikko Securities, dilansir dari Reuters.
"Perang dagang AS-China belum banyak berdampak pada ekspor Jepang, tetapi perlu diperhatikan bahwa hal itu dapat menyebabkan efek penuh dari tahun depan dan seterusnya," tambahnya.
Data perdagangan Senin menunjukkan ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, naik 9,0% pada tahun ini hingga Oktober yang dipimpin oleh mobil, mesin mobil, dan bahan baku plastik, setelah penurunan bulan sebelumnya.
Pengiriman ke Asia, yang mencakup lebih dari separuh ekspor Jepang secara keseluruhan, naik 7,3%.
Ekspor Jepang ke Amerika Serikat tumbuh 11,6% tahun ini hingga Oktober, dipimpin oleh pengiriman mobil. Ekspor otomotif AS mencapai 154.085 mobil, naik 3,0% dari tahun ke tahun, naik untuk kali pertama dalam lima bulan.
Presiden AS Donald Trump telah mengkritik Jepang serta China terkait selisih perdagangan ini dan menegaskan bahwa Tokyo memperlakukan Amerika Serikat secara tidak adil dengan mengirimkan jutaan mobil ke Amerika Utara sambil memblokir impor otomotif dan produk pertanian AS.
Pada bulan September, Perdana Menteri Shinzo Abe dan Trump setuju untuk memulai pembicaraan perdagangan dalam pengaturan yang ada, setidaknya untuk saat ini, untuk melindungi produsen mobil Jepang dari tarif lebih lanjut atas ekspor mereka. Ekspor mobil berkontribusi sekitar dua pertiga dari surplus perdagangan tahunan sebesar US$69 miliar Jepang dengan Amerika Serikat.
Impor dari Amerika Serikat naik 34,3% pada Oktober, dipimpin oleh jagung, gas, dan minyak mentah, membantu mengurangi surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat sebesar 11,0% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu menjadi 573,4 miliar yen (US$ 5,09 miliar).
Impor keseluruhan naik 19,9% pada tahun ini hingga Oktober yang mencerminkan lonjakan harga minyak mentah serta efek dari bencana alam.
Kenaikan impor melebihi estimasi median untuk peningkatan tahunan 14,5% dan menghasilkan defisit perdagangan 449,3 miliar yen.
(prm) Next Article Simak! Jepang Kembali Beberkan Suramnya Ekonomi Dunia
Most Popular