
Internasional
Poundsterling Bangkit Lagi setelah Dihajar Brexit
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 December 2018 17:29

London, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris poundsterling naik tipis dari posisi terendah selama 20 bulan terakhir, Selasa (11/12/2018). Para pelaku pasar mencoba untuk mencerna apakah penundaan pemungutan suara perjanjian Brexit oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menyebabkan kacaunya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE).
May membatalkan pemungutan suara parlemen yang seharusnya memutuskan nasib perjanjian Brexitnya demi mencari lebih banyak lagi dukungan. Kabar itu mendorong poundsterling turun.
Setelah anjlok 1,6% terhadap dolar pada hari Senin ke level US$ 1,2507, poundsterling diperdagangkan naik 0,4% ke US$1,2621 hari Selasa.
"Pasar telah mem-price in kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan yang sedikit lebih besar," kata analis Commerzbank, Thu Lan Nguyen. "Tapi kita akan bergerak sideways lagi sampai kita memiliki keputusan itu," dilansir dari Reuters.
Para pemimpin Uni Eropa akanĀ membahas Brexit pada pertemuan puncak pekan ini, tetapi "tidak akan menegosiasikan kembali kesepakatan itu," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Senin.
Pelemahan poundsterling membantu mendorong euro naik 0,2% menjadi US$1,1377.
Kekhawatiran atas protes kekerasan di Prancis terhadap reformasi ekonomi Presiden Emmanuel Macron telah membatasi keuntungan euro baru-baru ini.
Investor fokus pada penilaian ekonomi Bank Sentral Eropa terhadap zona euro yang akan diumumkan hari Kamis.
(prm) Next Article Dolar Perkasa, Poundsterling Tertekan Ketidakpastian Brexit
May membatalkan pemungutan suara parlemen yang seharusnya memutuskan nasib perjanjian Brexitnya demi mencari lebih banyak lagi dukungan. Kabar itu mendorong poundsterling turun.
![]() |
Setelah anjlok 1,6% terhadap dolar pada hari Senin ke level US$ 1,2507, poundsterling diperdagangkan naik 0,4% ke US$1,2621 hari Selasa.
Para pemimpin Uni Eropa akanĀ membahas Brexit pada pertemuan puncak pekan ini, tetapi "tidak akan menegosiasikan kembali kesepakatan itu," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Senin.
Pelemahan poundsterling membantu mendorong euro naik 0,2% menjadi US$1,1377.
Kekhawatiran atas protes kekerasan di Prancis terhadap reformasi ekonomi Presiden Emmanuel Macron telah membatasi keuntungan euro baru-baru ini.
Investor fokus pada penilaian ekonomi Bank Sentral Eropa terhadap zona euro yang akan diumumkan hari Kamis.
(prm) Next Article Dolar Perkasa, Poundsterling Tertekan Ketidakpastian Brexit
Most Popular