
Internasional
Menteri Brexit Inggris Mundur, Poundsterling Rontok 1%
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 November 2018 16:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris, poundsterling, anjlok hampir 1% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Kamis (15/11/2018) pagi, setelah Menteri Vrexit Inggris Dominic Raab mengundurkan diri dari jabatannya.
Pound turun dalam 1% menjadi US$1,2856 menyusul beredarnya kabar pengunduran diri Raab. Mata uang ini telah mengalami perdagangan yang bergejolak malam sebelumnya akibat ketidakpastian mengenai nasib rancangan kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa (UE) yang akan diajukan Perdana Menteri Theresa May ke parlemen.
Hari Rabu, May mengatakan ia telah mendapatkan dukungan yang cukup dari menteri-menteri seniornya sehingga rancangan itu dapat lanjut dibahas di parlemen. Namun, pasar meragukan hal itu.
Secara ringkas, rancangan perjanjian keluarnya Inggris dari UE yang berisi 585 halaman itu menggambarkan Inggris dan UE yang menyepakati kesepakatan perdagangan di akhir 2020 atau selama 21 bulan masa transisi setelah Brexit, meskipun periode ini dapat diperpanjang bila diperlukan.
Pengunduran diri pejabat penting ini menambah tekanan bagi Perdana Menteri Theresa May.
Raab dalam suratnya kepada pemimpin Inggris mengatakan ia tidak dapat menerima isi kesepakatan Brexit yang disampaikan May setelah janji-janji yang dikemukakan Partai Konservatif dalam manifesto pemilu tahun lalu, dilansir dari CNBC International.
"Untuk bagian saya, saya tidak dapat mendukung kesepakatan itu karena dua alasan," tulis Raab dalam suratnya.
"Pertama, saya yakin rezim peraturan yang diajukan untuk Irlandia Utara memberi ancaman yang sangat nyata bagi integritas Kerajaan Inggris."
"Kedua, saya tidak dapat mendukung perjanjian backstop yang tidak terbatas di mana UE memegang hak veto atas kemampuan kami keluar [dari Uni Eropa]," tulisnya.
Raab sebelumnya ditunjuk oleh May untuk menggantikan David Davis yang mundur Juli lalu.
Davis mundur karena tidak sepakat dengan rencana sang perdana menteri untuk mendorong "area perdagangan bebas untuk barang-barang" dengan UE dan mempertahankan hubungan perdagangan yang erat, dikutip dari Reuters.
Davis menulis surat kepada May yang menjelaskan bahwa usulan sang perdana menteri untuk mempermudah perdagangan dan memberi Inggris kebebasan lebih untuk menetapkan tarif "tidak akan berhasil".
(prm) Next Article Inggris Cerai dari Uni Eropa Pekan Depan, Pasar Sudah Siap?
Pound turun dalam 1% menjadi US$1,2856 menyusul beredarnya kabar pengunduran diri Raab. Mata uang ini telah mengalami perdagangan yang bergejolak malam sebelumnya akibat ketidakpastian mengenai nasib rancangan kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa (UE) yang akan diajukan Perdana Menteri Theresa May ke parlemen.
Hari Rabu, May mengatakan ia telah mendapatkan dukungan yang cukup dari menteri-menteri seniornya sehingga rancangan itu dapat lanjut dibahas di parlemen. Namun, pasar meragukan hal itu.
Pengunduran diri pejabat penting ini menambah tekanan bagi Perdana Menteri Theresa May.
Raab dalam suratnya kepada pemimpin Inggris mengatakan ia tidak dapat menerima isi kesepakatan Brexit yang disampaikan May setelah janji-janji yang dikemukakan Partai Konservatif dalam manifesto pemilu tahun lalu, dilansir dari CNBC International.
"Untuk bagian saya, saya tidak dapat mendukung kesepakatan itu karena dua alasan," tulis Raab dalam suratnya.
![]() |
"Kedua, saya tidak dapat mendukung perjanjian backstop yang tidak terbatas di mana UE memegang hak veto atas kemampuan kami keluar [dari Uni Eropa]," tulisnya.
Raab sebelumnya ditunjuk oleh May untuk menggantikan David Davis yang mundur Juli lalu.
Davis mundur karena tidak sepakat dengan rencana sang perdana menteri untuk mendorong "area perdagangan bebas untuk barang-barang" dengan UE dan mempertahankan hubungan perdagangan yang erat, dikutip dari Reuters.
Davis menulis surat kepada May yang menjelaskan bahwa usulan sang perdana menteri untuk mempermudah perdagangan dan memberi Inggris kebebasan lebih untuk menetapkan tarif "tidak akan berhasil".
(prm) Next Article Inggris Cerai dari Uni Eropa Pekan Depan, Pasar Sudah Siap?
Most Popular