
Dolar Perkasa, Poundsterling Tertekan Ketidakpastian Brexit
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 November 2018 16:10

Singapura, CNBC Indonesia - Dolar melanjutkan reli pekan lalu dan naik menuju level tertinggi dalam sekitar 16 bulan terakhir, Senin (12/11/2018), karena para pelaku pasar memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan tetap mengetatkan kebijakan moneter.
Sementara itu, poundsterling tetap berada di bawah tekanan berat di tengah ketidakpastian kesepakatan Brexit.
The Fed telah menegaskan kembali rencananya untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, diikuti oleh dua potensi kenaikan suku bunga pada pertengahan 2019, yang didorong oleh ekonomi yang menguat dan meningkatnya tekanan upah.
Dolar juga terdorong oleh semakin banyaknya pelaku pasar yang meninggalkan aset berisiko akibat perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi China, ketidakpastian Brexit, dan kebuntuan antara Roma dan Uni Eropa atas rencana anggaran belanja Italia dan defisit fiskal yang melebar.
Indeks dolar terhadap mata uang utama lainnya naik tipis 0,6% pada hari Senin sore waktu Indonesia menjadi 97,48, terkuat sejak Juni 2017. Melansir Reuters, indeks dolar telah menguat empat minggu berturut-turut, naik 0,4% minggu lalu.
Pound Inggris melemah 0,9% menjadi US$1,2857 pukul 16.01 WIB di tengah meningkatnya ketegangan dalam pemerintahan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengenai apakah ia dapat menghasilkan rencana keluar dengan kesepakatan dari Uni Eropa.
Dalam kurang dari lima bulan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, negosiasi masih terjebak pada rencana cadangan untuk perbatasan darat antara Irlandia Utara yang dikuasai Inggris dan anggota Uni Eropa Irlandia, jika mereka gagal mencapai kesepakatan jangka panjang.
Empat menteri Inggris yang masih tersisa di Uni Eropa terancam mundur dari pemerintah Theresa May terkait Brexit, Sunday Times melaporkan dan menambah ketidakpastian politik.
(prm) Next Article Jelang Voting Brexit, Bagaimana Nasib Poundsterling?
Sementara itu, poundsterling tetap berada di bawah tekanan berat di tengah ketidakpastian kesepakatan Brexit.
The Fed telah menegaskan kembali rencananya untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, diikuti oleh dua potensi kenaikan suku bunga pada pertengahan 2019, yang didorong oleh ekonomi yang menguat dan meningkatnya tekanan upah.
Indeks dolar terhadap mata uang utama lainnya naik tipis 0,6% pada hari Senin sore waktu Indonesia menjadi 97,48, terkuat sejak Juni 2017. Melansir Reuters, indeks dolar telah menguat empat minggu berturut-turut, naik 0,4% minggu lalu.
![]() |
Dalam kurang dari lima bulan sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, negosiasi masih terjebak pada rencana cadangan untuk perbatasan darat antara Irlandia Utara yang dikuasai Inggris dan anggota Uni Eropa Irlandia, jika mereka gagal mencapai kesepakatan jangka panjang.
Empat menteri Inggris yang masih tersisa di Uni Eropa terancam mundur dari pemerintah Theresa May terkait Brexit, Sunday Times melaporkan dan menambah ketidakpastian politik.
(prm) Next Article Jelang Voting Brexit, Bagaimana Nasib Poundsterling?
Most Popular