Waspada, Rupiah Bisa Terus Digilas Jika...

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 November 2018 15:10
Rupiah akan terus tertekan apabila pemerintah maupun otoritas terkait tidak mampu menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akan terus tertekan apabila pemerintah maupun otoritas terkait tidak mampu menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Hal tersebut dikemukakan Kepala Grup Hubungan Internasional Bank Indonesia (BI) Wahyu Pratomo dalam seminar bertajuk "Election Year, A New Era of Indonesia's Economic Triump.

"Ke depan, kalau defisit transaksi berjalan tidak di-address secara struktural dikhawatirkan Indonesia akan menghadapi masalah yang sama," kata Wahyu di Universitas Indonesia, Senin (12/11/2018).

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini terus melemah. US$ 1 pada pukul 13:34 WIB di pasar spot dihargai Rp 14.775/US$, melemah 0,65% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.

Bahkan, rupiah saat ini masih menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam di negara kawasan. Menurut bank sentral, hal ini tak lepas dari kinerja transaksi berjalan yang belum positif.

"Malaysia depresiasi tidak sebesar Indonesia. Ada beberapa faktor. Lagi-lagi kinerja CAD. Kinerja CAD itu saya tidak tau, tapi ada kecenderungan surplus. Jadi PR bagaimana membuat kinerja CAD kita sejajar," jelasnya.

Masalah defisit transaksi berjalan bukan satu-satunya. Kurangnya pendalaman pasar keuangan domestik juga menjadi penyebab nilai tukar rupiah terdepresiasi dalam.

"Kalau pasar tidak dalam, ada tekanan. Ini kenapa BI memberikan perhatian ekstra untuk pendalaman pasar keuangan," kata dia.




(dru) Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular