
Newsletter
Wall Street Porak-Poranda, IHSG Disikat Habis Hari Ini?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 December 2018 06:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa pasar keuangan dalam negeri bertolak belakang pada pekan lalu. Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,16% sementara nilai tukar rupiah justru melemah 1,15% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
IHSG menutup pekan lalu di level 6.126,36, sedangkan rupiah bercokol di level Rp 14.465/dolar AS. Meski di akhir pekan mampu melaju kencang, rupiah tak mampu menutupi koreksi selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
IHSG menjadi bursa saham dengan performa terbaik di Asia dalam sepekan lalu. Mayoritas bursa saham Benua Kuning justru harus berkubang di zona merah. Dalam sepekan, indeks Nikkei jeblok 3,01%, indeks Hang Seng amblas 1,67%, indeks Kospi turun 1,01%, indeks Straits Times koreksi 0,21%, dan indeks Shanghai naik 0,68%.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah justru menjadi yang terlemah kedua di Asia, kala mata uang utama lainnya bergerak variatif terhadap greenback. Performa mingguan rupiah hanya lebih baik dari rupee India yang terdepresiasi hingga 1,74%. Predikat mata uang Asia terbaik pekan lalu disandang oleh yuan China yang mampu menguat hingga 1,19%.
Perkembangan perang dagang AS-China yang tak kondusif membuat investor bermain defensif. Seiring berjalannya waktu, ternyata pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Xi Jingping di Buenos Aires beberapa waktu lalu menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Pernyataan resmi dari masing-masing negara menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.
Pernyataan dari kubu AS juga menyinggung bahwa merger antara Qualcomm dan NXP bisa kembali dipertimbangkan oleh Presiden China Xi Jinping, setelah sempat diblok beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, tak ada konfirmasi mengenai hal ini dari kubu China.
Pelaku pasar lantas dibuat bingung. Masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai 'pemenang' dalam perundingan di sela-sela KTT G-20 di Argentina.
Memang, dalam perundingan itu tak ada kesepakatan formal yang ditandatangani oleh Trump dan Xi. Damai dagang pun bisa sewaktu-waktu kembali berubah menjadi perang dagang yang tereskalasi.
Beruntung, ada sentimen positif dari dalam negeri yang bisa membuat IHSG menguat, salah satunya rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Kamis sore (6/12/2018), Bank Indonesia (BI) merilis IKK periode November 2018 di level 122,7, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 119,2.
IKK di bulan lalu mampu pulih dari catatan buruk di bulan sebelumnya. Sebagai informasi, IKK di bulan Oktober 2018 merupakan yang terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017.
Momentum perbaikan IKK ini sukses mengatrol indeks sektor barang konsumsi menguat 0,58% menjelang akhir pekan.
NEXT
IHSG menutup pekan lalu di level 6.126,36, sedangkan rupiah bercokol di level Rp 14.465/dolar AS. Meski di akhir pekan mampu melaju kencang, rupiah tak mampu menutupi koreksi selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
IHSG menjadi bursa saham dengan performa terbaik di Asia dalam sepekan lalu. Mayoritas bursa saham Benua Kuning justru harus berkubang di zona merah. Dalam sepekan, indeks Nikkei jeblok 3,01%, indeks Hang Seng amblas 1,67%, indeks Kospi turun 1,01%, indeks Straits Times koreksi 0,21%, dan indeks Shanghai naik 0,68%.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah justru menjadi yang terlemah kedua di Asia, kala mata uang utama lainnya bergerak variatif terhadap greenback. Performa mingguan rupiah hanya lebih baik dari rupee India yang terdepresiasi hingga 1,74%. Predikat mata uang Asia terbaik pekan lalu disandang oleh yuan China yang mampu menguat hingga 1,19%.
Perkembangan perang dagang AS-China yang tak kondusif membuat investor bermain defensif. Seiring berjalannya waktu, ternyata pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Xi Jingping di Buenos Aires beberapa waktu lalu menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Pernyataan resmi dari masing-masing negara menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Perbedaan tersebut meliputi tenggat waktu 90 hari untuk menyelesaikan konflik dagang serta klaim dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa China akan meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur dari AS secepatnya.
Pernyataan dari kubu AS juga menyinggung bahwa merger antara Qualcomm dan NXP bisa kembali dipertimbangkan oleh Presiden China Xi Jinping, setelah sempat diblok beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, tak ada konfirmasi mengenai hal ini dari kubu China.
Pelaku pasar lantas dibuat bingung. Masing-masing negara memiliki pernyataan versinya sendiri yang menempatnya dirinya sebagai 'pemenang' dalam perundingan di sela-sela KTT G-20 di Argentina.
Memang, dalam perundingan itu tak ada kesepakatan formal yang ditandatangani oleh Trump dan Xi. Damai dagang pun bisa sewaktu-waktu kembali berubah menjadi perang dagang yang tereskalasi.
Beruntung, ada sentimen positif dari dalam negeri yang bisa membuat IHSG menguat, salah satunya rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Kamis sore (6/12/2018), Bank Indonesia (BI) merilis IKK periode November 2018 di level 122,7, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 119,2.
IKK di bulan lalu mampu pulih dari catatan buruk di bulan sebelumnya. Sebagai informasi, IKK di bulan Oktober 2018 merupakan yang terendah dalam 20 bulan terakhir atau sejak Februari 2017.
Momentum perbaikan IKK ini sukses mengatrol indeks sektor barang konsumsi menguat 0,58% menjelang akhir pekan.
NEXT
Next Page
Wall Street Porak-Poranda
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular