
Newsletter
Wall Street Porak-Poranda, IHSG Disikat Habis Hari Ini?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 December 2018 06:36

Untuk hari ini, pelaku pasar patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentunya adalah ‘kebakaran’ yang melanda Wall Street. Biasanya, hawa negatif dari Wall Street akan terasa juga di perdagangan bursa Asia.
Kedua, perkembangan hubungan AS-China yang semakin suram seiring dengan sikap AS yang memberikan perintah kepada otoritas Kanada untuk menangkap CFO Huawei global Meng Wanzhou.
Pada hari Minggu (9/12/2018) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besar AS dalam rangka mengajukan keberatan terkait penahanan Meng Wanzhou, sekaligus menuntut pihak AS untuk segera membebaskan sang petinggi Huawei tersebut.
Sebelumnya, kantor berita Xinhua yang mengutip situs resmi Kementerian Luar Negeri China melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri China Le Yucheng juga sudah memanggil duta besar Kanada John McCallum pada hari Sabtu (8/12/2018), dengan urusan yang sama.
Tidak tanggung-tanggung, Le memberitahu Callum bahwa hukuman bagi Meng Wanzhou adalah “pelanggaran luar biasa”. Le juga mengancam akan ada konsekuensi yang berat jika Kanada tidak segera membebaskan Meng Wanzhou.
“Langkah seperti itu (menahan Meng Wanzhou) adalah menghiraukan hukum dan tidak masuk akal, tidak berbudi, dan buruk secara moral, ujar Le seperti dikutip dari CNBC International.
“China secara tegas menuntut pihak Kanada segera membebaskan eksekutif Huawei […] atau menerima konsekuensi berat bahwa pihak Kanada seharusnya bertanggung jawab akan hal ini,” tambah Le.
Apabila tanggapan dari pihak Kanada dan AS ternyata tidak memuaskan pihak China, tentu hal ini akan menjadi risiko masif bagi negosiasi dagang yang sedang berlangsung. Kemungkinan terjadinya deadlock akan semakin besar. Tentu hal ini akan menjadi sentimen kurang sedap bagi pasar keuangan regional.
Sentimen ketiga yang perlu dicermati pelaku pasar adalah sinyal resesi di AS yang kian kuat terasa. Pada hari Jumat (7/12/2018), data resmi versi pemerintah AS menunjukkan bahwa pada bulan November tercipta 155.000 lapangan kerja sektor non-pertanian, di bawah konsensus yang sebesar 198.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sementara itu, rata-rata upah per jam di AS untuk periode yang sama hanya tumbuh sebesar 0,2% MoM, lebih rendah dibandingkan proyeksi yang sebesar 0,3% MoM.
Jika spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun terus saja menipis pada perdagangan hari ini (semakin mengarah ke inversi), pelaku pasar di Benua Kuning harus bersiap-siap. Sell-off sangat mungkin melanda.
NEXT
(ank/prm)
Kedua, perkembangan hubungan AS-China yang semakin suram seiring dengan sikap AS yang memberikan perintah kepada otoritas Kanada untuk menangkap CFO Huawei global Meng Wanzhou.
Pada hari Minggu (9/12/2018) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besar AS dalam rangka mengajukan keberatan terkait penahanan Meng Wanzhou, sekaligus menuntut pihak AS untuk segera membebaskan sang petinggi Huawei tersebut.
Sebelumnya, kantor berita Xinhua yang mengutip situs resmi Kementerian Luar Negeri China melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri China Le Yucheng juga sudah memanggil duta besar Kanada John McCallum pada hari Sabtu (8/12/2018), dengan urusan yang sama.
Tidak tanggung-tanggung, Le memberitahu Callum bahwa hukuman bagi Meng Wanzhou adalah “pelanggaran luar biasa”. Le juga mengancam akan ada konsekuensi yang berat jika Kanada tidak segera membebaskan Meng Wanzhou.
“Langkah seperti itu (menahan Meng Wanzhou) adalah menghiraukan hukum dan tidak masuk akal, tidak berbudi, dan buruk secara moral, ujar Le seperti dikutip dari CNBC International.
“China secara tegas menuntut pihak Kanada segera membebaskan eksekutif Huawei […] atau menerima konsekuensi berat bahwa pihak Kanada seharusnya bertanggung jawab akan hal ini,” tambah Le.
Apabila tanggapan dari pihak Kanada dan AS ternyata tidak memuaskan pihak China, tentu hal ini akan menjadi risiko masif bagi negosiasi dagang yang sedang berlangsung. Kemungkinan terjadinya deadlock akan semakin besar. Tentu hal ini akan menjadi sentimen kurang sedap bagi pasar keuangan regional.
Sentimen ketiga yang perlu dicermati pelaku pasar adalah sinyal resesi di AS yang kian kuat terasa. Pada hari Jumat (7/12/2018), data resmi versi pemerintah AS menunjukkan bahwa pada bulan November tercipta 155.000 lapangan kerja sektor non-pertanian, di bawah konsensus yang sebesar 198.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sementara itu, rata-rata upah per jam di AS untuk periode yang sama hanya tumbuh sebesar 0,2% MoM, lebih rendah dibandingkan proyeksi yang sebesar 0,3% MoM.
Jika spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun terus saja menipis pada perdagangan hari ini (semakin mengarah ke inversi), pelaku pasar di Benua Kuning harus bersiap-siap. Sell-off sangat mungkin melanda.
NEXT
(ank/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular