KNKT Rilis Laporan Lion Air JT 610, Saham Boeing Menguat
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2018 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham Boeing menguat, Rabu (28/11/2018), setelah munculnya laporan awal dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang mengatakan pesawat Lion Air JT 610 sudah dinyatakan "tidak laik terbang" sebelum penerbangan nahas itu terjadi.
Penerbangan tersebut menggunakan salah satu armada produksi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu, yaitu Boeing 737 MAX 8.
Para penyelidik sekarang menyelidiki potensi kesalahan pemeliharaan yang mungkin menyebabkan kecelakaan pada 29 Oktober di Laut Jawa itu. Kecelakaan tersebut menewaskan 189 orang, menurut The Wall Street Journal yang dikutip CNBC International.
Seorang pilot yang menerbangkan jet sehari sebelum kecelakaan memilih melanjutkan penerbangan setelah mematikan sistem anti-macet pesawat, kata Ketua KNKT Nurcahyo Utomo dalam sebuah konferensi pers. Boeing lebih lanjut menggambarkan temuan awal para peneliti dalam sebuah pernyataan.
"Laporan itu menjelaskan bahwa catatan pemeliharaan untuk pesawat yang mengalami kecelakaan itu mencatat masalah terkait kecepatan udara dan ketinggian pada masing-masing dari empat penerbangan yang terjadi selama tiga hari sebelum Penerbangan 610," tulis Boeing.
"Log menunjukkan bahwa berbagai prosedur pemeliharaan dilakukan, tetapi masalah terkait kecepatan udara dan ketinggian berlanjut pada setiap penerbangan berturut-turut."
Melansir CNBC International, saham Boeing ditutup menguat 4,9% hari Rabu. Saham perusahaan telah merosot tajam sejak kecelakaan itu, turun lebih dari 8% bulan ini sebelum hari Rabu.
Laporan Journal mengatakan para penyelidik menduga kesalahan pemeliharaan di hari-hari sebelum kecelakaan itu mungkin telah menyebabkan serangkaian peristiwa yang tak terduga yang membuat pesawat jatuh ke Laut Jawa. Para penyelidik pada hari Rabu mengatakan mereka menyelidiki tindakan pemeliharaan tersebut.
"Pada tahap ini, kami tidak dapat menentukan apakah tindakan itu benar atau tidak," kata Utomo.
Menyusul penerbangan pesawat Lion Air pada hari sebelumnya, Boeing mengatakan "pilot melaporkan beberapa masalah yang dialami baik pada catatan pemeliharaan pesawat maupun ke teknisi."
"Laporan itu menyatakan bahwa pilot menjalankan daftar periksa runaway stabilizer yang tidak normal, tetapi itu tidak menyatakan bahwa ia mengkomunikasikan fakta itu dalam dokumentasi pemeliharaan setelah penerbangan itu," kata Boeing.
Laporan akhir diharapkan keluar dalam beberapa bulan mendatang tetapi penyelidikan masih terhambat oleh belum ditemukannya kotak hitam berisi rekaman suara kokpit yang masih tenggelam di dasar Laut Jawa.
(prm) Next Article Malaysia Airlines Galau Soal Rencana Beli Boeing 737 MAX 8
Penerbangan tersebut menggunakan salah satu armada produksi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu, yaitu Boeing 737 MAX 8.
Para penyelidik sekarang menyelidiki potensi kesalahan pemeliharaan yang mungkin menyebabkan kecelakaan pada 29 Oktober di Laut Jawa itu. Kecelakaan tersebut menewaskan 189 orang, menurut The Wall Street Journal yang dikutip CNBC International.
"Laporan itu menjelaskan bahwa catatan pemeliharaan untuk pesawat yang mengalami kecelakaan itu mencatat masalah terkait kecepatan udara dan ketinggian pada masing-masing dari empat penerbangan yang terjadi selama tiga hari sebelum Penerbangan 610," tulis Boeing.
"Log menunjukkan bahwa berbagai prosedur pemeliharaan dilakukan, tetapi masalah terkait kecepatan udara dan ketinggian berlanjut pada setiap penerbangan berturut-turut."
![]() |
Laporan Journal mengatakan para penyelidik menduga kesalahan pemeliharaan di hari-hari sebelum kecelakaan itu mungkin telah menyebabkan serangkaian peristiwa yang tak terduga yang membuat pesawat jatuh ke Laut Jawa. Para penyelidik pada hari Rabu mengatakan mereka menyelidiki tindakan pemeliharaan tersebut.
"Pada tahap ini, kami tidak dapat menentukan apakah tindakan itu benar atau tidak," kata Utomo.
Menyusul penerbangan pesawat Lion Air pada hari sebelumnya, Boeing mengatakan "pilot melaporkan beberapa masalah yang dialami baik pada catatan pemeliharaan pesawat maupun ke teknisi."
"Laporan itu menyatakan bahwa pilot menjalankan daftar periksa runaway stabilizer yang tidak normal, tetapi itu tidak menyatakan bahwa ia mengkomunikasikan fakta itu dalam dokumentasi pemeliharaan setelah penerbangan itu," kata Boeing.
Laporan akhir diharapkan keluar dalam beberapa bulan mendatang tetapi penyelidikan masih terhambat oleh belum ditemukannya kotak hitam berisi rekaman suara kokpit yang masih tenggelam di dasar Laut Jawa.
(prm) Next Article Malaysia Airlines Galau Soal Rencana Beli Boeing 737 MAX 8
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular