
Bank of America Turunkan Rekomendasi, Saham Boeing Anjlok 4%
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
08 April 2019 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank of America (BofA) Merrill Lynch telah menurunkan rekomendasi pada saham Boeing. Alasan utama adalah masalah baru-baru ini yang menimpa pesawat 737 MAX produksi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu. Akibat hal itu, saham Boeing anjlok 4%.
Dua kecelakaan yang menimpa pesawat 737 Max 8 Boeing, memaksa perusahaan untuk memotong produksi. BofA juga memperkirakan penundaan pengiriman untuk pesawat 737 akan berlangsung enam hingga sembilan bulan, lebih lama dari perkiraan. Sebelumnya penundaan hanya diperkirakan berlangsung antara tiga hingga enam bulan.
BofA memangkas rating saham yang masuk dalam indeks Dow Jones itu dari beli menjadi netral dan menurunkan sasaran harganya menjadi US$ 420 dari US$ 480.
Masalah perusahaan berasal dari kecelakaan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 dan Lion Air Penerbangan 610. Dua kecelakaan itu terjadi dalam kurun waktu lima bulan. Hal itu menyebabkan keamanan pesawat MAX 8 dan 9 yang disertifikasi Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dipertanyakan.
"Kerugian reputasi dari peristiwa ini dapat mengikis pangsa pasar dalam jangka panjang dan harga 737 MAX," kata analis BofA Ronald Epstein dalam sebuah catatan kepada klien, mengutip CNBC International.
Meskipun masih naik 21,5% tahun ini, saham Boeing telah merosot hampir 9% dalam sebulan terakhir. BofA juga memperkirakan Boeing akan memerlukan waktu hingga 2021 untuk dapat menyelesaikan pengiriman pesawat 737 MAX-nya yang tertunda.
"Penundaan enam bulan juga berarti margin yang lebih rendah karena ada pembayaran penalti kepada pelanggan, posisi negosiasi yang lebih lemah dengan maskapai karena maskapai mempertimbangkan pembatalan, dan ketidakefisienan operasional dari gangguan produksi," tulis Epstein.
Simak video terkait perkembangan selepas kecelakaan Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Gerak Cepat, Luhut Gelar Rapat Soal Boeing 737 MAX 8
Dua kecelakaan yang menimpa pesawat 737 Max 8 Boeing, memaksa perusahaan untuk memotong produksi. BofA juga memperkirakan penundaan pengiriman untuk pesawat 737 akan berlangsung enam hingga sembilan bulan, lebih lama dari perkiraan. Sebelumnya penundaan hanya diperkirakan berlangsung antara tiga hingga enam bulan.
BofA memangkas rating saham yang masuk dalam indeks Dow Jones itu dari beli menjadi netral dan menurunkan sasaran harganya menjadi US$ 420 dari US$ 480.
Masalah perusahaan berasal dari kecelakaan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 dan Lion Air Penerbangan 610. Dua kecelakaan itu terjadi dalam kurun waktu lima bulan. Hal itu menyebabkan keamanan pesawat MAX 8 dan 9 yang disertifikasi Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dipertanyakan.
"Kerugian reputasi dari peristiwa ini dapat mengikis pangsa pasar dalam jangka panjang dan harga 737 MAX," kata analis BofA Ronald Epstein dalam sebuah catatan kepada klien, mengutip CNBC International.
Meskipun masih naik 21,5% tahun ini, saham Boeing telah merosot hampir 9% dalam sebulan terakhir. BofA juga memperkirakan Boeing akan memerlukan waktu hingga 2021 untuk dapat menyelesaikan pengiriman pesawat 737 MAX-nya yang tertunda.
"Penundaan enam bulan juga berarti margin yang lebih rendah karena ada pembayaran penalti kepada pelanggan, posisi negosiasi yang lebih lemah dengan maskapai karena maskapai mempertimbangkan pembatalan, dan ketidakefisienan operasional dari gangguan produksi," tulis Epstein.
Simak video terkait perkembangan selepas kecelakaan Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Gerak Cepat, Luhut Gelar Rapat Soal Boeing 737 MAX 8
Most Popular