Boeing Pangkas Produksi 737 Max, Emiten Lain Kena Getahnya
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 April 2019 17:55

Paris, CNBC Indonesia - Keputusan Boeing untuk mengurangi produksi pesawat jenis 737 MAX telah merugikan saham para pemasoknya, Senin (8/4/2019). Saham Boeing sendiri juga turun pada perdagangan pra-market di bursa Amerika Serikat (AS) hari itu.
Jumat malam lalu Boeing Co mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas produksi bulanan pesawat 737-nya sebanyak hampir 20% setelah terjadi dua kecelakaan mematikan yang melibatkan pesawat MAX.
Pemotongan produksi ini menandakan perusahaan pesawat asal AS itu tidak yakin otoritas penerbangan akan mengizinkan jenis pesawat yang telah dilarang terbang di puluhan negara itu untuk kembali mengudara dalam waktu dekat.
Keputusan Boeing untuk memangkas produksi itu telah merugikan saham perusahaan-perusahaan penerbangan yang ikut memasok perlengkapan pesawat 737 MAX. Saham Meggitt, Melrose dan Safran, beberapa pemasok Boeing, turun mulai dari 1%-2,5%.
Melansir Reuters, saham Boeing sendiri anjlok sekitar 2,7% dalam perdagangan pra-pasar.
Namun, bertubi-tubinya masalah yang menimpa Boeing justru menjadi berkah bagi saingan Eropanya, Airbus. Saham Airbus tercatat melonjak sekitar 1% pada saat yang sama.
"Jika penurunan saham terus bertahan hingga September 2019, potensi hilangnya pendapatan untuk Meggitt adalah sebesar US$ 8,525 juta, atau mungkin lebih dari itu karena kami memperkirakan tingkat produksi 737 MAX secara bulanan kemungkinan akan naik menuju 57 unit per bulan hingga 2019," tulis analis di kantor pialang Jefferies.
Pengiriman pesawat terlaris Boeing juga telah dibekukan dan dilarang terbang, setelah pesawat 737 MAX milik Ethiopian Airlines jatuh pada 10 Maret dan menewaskan 157 orang di dalamnya.
Produksi Boeing akan dipangkas menjadi 42 pesawat per bulan dari 52 unit mulai pertengahan April, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan tanggal pastinya.
Bank investasi Cowen mengatakan keputusan Boeing untuk memangkas produksi pesawat 737 MAX adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
"Jumlah pengurangan produksi 737 menjadi 42 / bulan akan membantu menyelesaikan krisis MAX tetapi kasnya di tahun 2019 akan banyak terpengaruh," tulis Cowen dalam sebuah catatan.
(prm) Next Article Boeing 737 MAX Boleh Terbang Lagi, Garuda dan Lion Belum Bisa
Jumat malam lalu Boeing Co mengatakan pihaknya berencana untuk memangkas produksi bulanan pesawat 737-nya sebanyak hampir 20% setelah terjadi dua kecelakaan mematikan yang melibatkan pesawat MAX.
Pemotongan produksi ini menandakan perusahaan pesawat asal AS itu tidak yakin otoritas penerbangan akan mengizinkan jenis pesawat yang telah dilarang terbang di puluhan negara itu untuk kembali mengudara dalam waktu dekat.
Melansir Reuters, saham Boeing sendiri anjlok sekitar 2,7% dalam perdagangan pra-pasar.
![]() |
Namun, bertubi-tubinya masalah yang menimpa Boeing justru menjadi berkah bagi saingan Eropanya, Airbus. Saham Airbus tercatat melonjak sekitar 1% pada saat yang sama.
"Jika penurunan saham terus bertahan hingga September 2019, potensi hilangnya pendapatan untuk Meggitt adalah sebesar US$ 8,525 juta, atau mungkin lebih dari itu karena kami memperkirakan tingkat produksi 737 MAX secara bulanan kemungkinan akan naik menuju 57 unit per bulan hingga 2019," tulis analis di kantor pialang Jefferies.
Pengiriman pesawat terlaris Boeing juga telah dibekukan dan dilarang terbang, setelah pesawat 737 MAX milik Ethiopian Airlines jatuh pada 10 Maret dan menewaskan 157 orang di dalamnya.
Produksi Boeing akan dipangkas menjadi 42 pesawat per bulan dari 52 unit mulai pertengahan April, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan tanggal pastinya.
Bank investasi Cowen mengatakan keputusan Boeing untuk memangkas produksi pesawat 737 MAX adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
"Jumlah pengurangan produksi 737 menjadi 42 / bulan akan membantu menyelesaikan krisis MAX tetapi kasnya di tahun 2019 akan banyak terpengaruh," tulis Cowen dalam sebuah catatan.
(prm) Next Article Boeing 737 MAX Boleh Terbang Lagi, Garuda dan Lion Belum Bisa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular