Pesawat Boeing 737 China Jatuh, Saham Boeing Ikut Anjlok

Market - adf, CNBC Indonesia
21 March 2022 18:28
Ilustrasi kecelakaan pesawat. (Istockphoto/Kesu01) Foto: Ilustrasi kecelakaan pesawat. (Istockphoto/Kesu01)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham perusahaan produsen pesawat terbang Boeing Co yang melantai di Bursa Saham New York (NYSE) Amerika Serikat (AS) anjlok di perdagangan pre-market Senin waktu setempat (21/3/2022).

Hal ini seiring kabar pesawat Boeing 737 milik China Eastern Airlines jatuh pada Senin (21/3).

Menurut data CNBC International, pukul 17.45 WIB, saham Boeing amblas 8,10% di sesi pre-market ke US$ 177,22/saham. Sejak awal tahun (ytd), saham Boeing masih minus 4,22%.

Adapun, kapitalisasi pasar saham Boeing mencapai US$ 113,84 miliar.

Diwartakan sebelumnya, dalam keterangan terbaru terkait kecelakaan pesawat tersebut, ada 132 orang di dalamnya, termasuk 123 penumpang dan sembilan awak.

Belum diketahui jumlah korban pasti. Namun, berdasarkan video yang di-posting online dan dibagikan oleh media pemerintah People's Daily menunjukkan gumpalan asap mengepul dari daerah pegunungan.

Klip lain juga menunjukkan puing-puing pesawat di jalur pegunungan yang berlumpur. Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim penyelamat telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

"Pesawat hilang kontak dengan penerbangan di atas Wuzhou, di wilayah Guangxi," kata pihak berwenang, yang dijadwalkan terbang dari Kunming ke Guangzhou, dikutip dari CNBC International.

China Eastern Airlines telah mengkonfirmasi kecelakaan itu dan jumlah orang di dalamnya melalui pernyataan di Weibo, Twitter versi China. Maskapai itu mengatakan sedang mengirim pekerja ke lokasi kecelakaan dan telah membuka hotline untuk anggota keluarga.

Kecelakaan pesawat berpenumpang yang serius terakhir terjadi pada 2010. Pesawat itu milik Henan Airlines Embraer yang menewaskan 42 orang.

Mengenai kinerja keuangan, Boeing merugi US$ 4,29 miliar tahun lalu. Ini kerugian tahunan ketiga berturut-turut karena pandemi Covid-19 dan masalah produksi yang terus menekan laba perusahaan.

Meski demikian, rugi tahun lalu mengecil ketimbang dari tahun 2020 ketika perusahaan mengalami kerugian US$ 11,94 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Kuat Nanjak ke 6.700, Cek Saham Pilihan Cuan Ini


(adf/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading