
ADB: Ekonomi RI Masih Aman Meski CAD Melebar
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 November 2018 12:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/ CAD), yang menggambarkan pasokan valas dari ekspor dan impor barang dan jasa, mengalami defisit US$8,85 miliar atau 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal ketiga tahun ini.
Angka tersebut merupakan defisit terdalam sejak kuartal II-2014.
Sementara transaksi modal dan finansial, yang mencerminkan pasokan valas dari investasi di sektor riil dan pasar keuangan, mengalami defisit US$4,67 miliar, atau lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yang minus US$3,44 miliar.
Namun, ekonom Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) Emma Allen mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir mengenai angka CAD yang terus melebar selama angka investasinya juga terus tumbuh.
"Proyeksi untuk CAD di 2,6% dan kami melihat ini sebagai investasi untuk masa depan. CAD mendukung pertumbuhan infrastruktur, investasi dan infrastruktur yang penting dan modal, meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan pekerjaan, kami merasa ini menuju arah yang benar," ujarnya setelah menyampaikan presentasinya di acara Indonesia Economic Outlook 2019 di Universitas Indonesia, Depok, Senin (12/11/2018).
"Jadi, dengan peningkatan diĀ sektor investasi saat ini, Indonesia seharusnya mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dan mampu menghadapi tantangan struktural terkait CAD-nya di masa depan," kata Allen,
Dalam presentasinya, ia juga menyampaikan bahwa ADB memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,2% pada 2018 dan 5,3% pada 2019 didorong oleh tingginya permintaan domestik.
"ADB memperkirakan pertumbuhan (ekonomi) Indonesia 5,2% di 2018 dan 5,3% di 2019," katanya.
"Kami merasa ekonomi saat ini sedang di jalur untukĀ mencapai pertumbuhan 5,2% tahun ini akibat tingginya permintaan domestik, baik dari konsumsi rumah tangga maupun dari investasi. Dan investasi juga penting untuk membantu mencapai pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Kami ingin mengatakan bahwa investasi terus berjalan," tambahnya.
(prm) Next Article Defisit Transaksi Berjalan Menggelembung, ADB Angkat Bicara
Angka tersebut merupakan defisit terdalam sejak kuartal II-2014.
Sementara transaksi modal dan finansial, yang mencerminkan pasokan valas dari investasi di sektor riil dan pasar keuangan, mengalami defisit US$4,67 miliar, atau lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yang minus US$3,44 miliar.
"Proyeksi untuk CAD di 2,6% dan kami melihat ini sebagai investasi untuk masa depan. CAD mendukung pertumbuhan infrastruktur, investasi dan infrastruktur yang penting dan modal, meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan pekerjaan, kami merasa ini menuju arah yang benar," ujarnya setelah menyampaikan presentasinya di acara Indonesia Economic Outlook 2019 di Universitas Indonesia, Depok, Senin (12/11/2018).
![]() |
Dalam presentasinya, ia juga menyampaikan bahwa ADB memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,2% pada 2018 dan 5,3% pada 2019 didorong oleh tingginya permintaan domestik.
"ADB memperkirakan pertumbuhan (ekonomi) Indonesia 5,2% di 2018 dan 5,3% di 2019," katanya.
"Kami merasa ekonomi saat ini sedang di jalur untukĀ mencapai pertumbuhan 5,2% tahun ini akibat tingginya permintaan domestik, baik dari konsumsi rumah tangga maupun dari investasi. Dan investasi juga penting untuk membantu mencapai pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Kami ingin mengatakan bahwa investasi terus berjalan," tambahnya.
(prm) Next Article Defisit Transaksi Berjalan Menggelembung, ADB Angkat Bicara
Most Popular