Investasi Investor Asing Lesu, Salah Siapa?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 October 2018 08:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi Indonesia sepanjang sembilan bulan 2018. Hasilnya kurang menggembirakan, menunjukkan bahwa investasi pada periode pada kuartal III-2018 turun 1,6% dibandingkan pada kuartal III-2017. Total investasi menjadi Rp 173,8 triliun di kuartal III-2018.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan realisasi ini mengalami pelemahan karena kurangnya dukungan sehingga sedikitnya regulasi yang berpihak pada investasi selama 12 bulan terakhir.
"Jadi kita harus mengerti bahwa realisasi investasi di sebuah tahun adalah buah panen dari tahun sebeumnya. Jadi kalau investasi di 2018 itu lemot berarti mencerminka upaya yang kurang berhasil 12 bulan sebelumnya," kata Thomas di Kantor BKPM, kemarin Selasa (30/10).
Selain faktor regulasi, tekanan rupiah juga berkontribusi dalam lesunya pertumbuhan investasi ini.
Dia menyebut bahwa eksekusi dan implementasi dari pemerintahan presiden saat ini juga masih kurang sehingga dibutuhkan effort yang lebih besar untuk memperbaiki iklim investasi dalam negeri.
Selain dari internal, faktor-faktor yang menyebabkan sentimen dari global juga menjadi faktor lainnya, seperti perang dagang dan tekanan suku bunga di negara-negara berkembang.
"Bukannya tidak perperan, itu di luar kendali kita," imbuh dia.
Kondisi ini menyebabkan sejumlah rencana investasi yang dinilai sudah matang juga implementasinya tak tepat waktu, seperti investasi China untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Utara dan infrastruktur pendukung wisata di Sulawesi Utara.
Sehingga diharapkan proyek-proyek tersebut bisa direalisasikan di akhir tahun ini atau di awal 2019.
(roy) Next Article Investasi Asing Jeblok, BKPM: Semua Wait and See!
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan realisasi ini mengalami pelemahan karena kurangnya dukungan sehingga sedikitnya regulasi yang berpihak pada investasi selama 12 bulan terakhir.
Dia menyebut bahwa eksekusi dan implementasi dari pemerintahan presiden saat ini juga masih kurang sehingga dibutuhkan effort yang lebih besar untuk memperbaiki iklim investasi dalam negeri.
Selain dari internal, faktor-faktor yang menyebabkan sentimen dari global juga menjadi faktor lainnya, seperti perang dagang dan tekanan suku bunga di negara-negara berkembang.
"Bukannya tidak perperan, itu di luar kendali kita," imbuh dia.
Kondisi ini menyebabkan sejumlah rencana investasi yang dinilai sudah matang juga implementasinya tak tepat waktu, seperti investasi China untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Utara dan infrastruktur pendukung wisata di Sulawesi Utara.
Sehingga diharapkan proyek-proyek tersebut bisa direalisasikan di akhir tahun ini atau di awal 2019.
(roy) Next Article Investasi Asing Jeblok, BKPM: Semua Wait and See!
Most Popular