
Ekonomi RI Kuartal III-2018: Konsumsi Kencang, Ekspor Loyo
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 November 2018 08:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) diklaim sebagai bukti bahwa kondisi ekonomi Indonesia cukup resisten dalam menyikapi kondisi ekonomi global.
"Secara keseluruhan ekonomi kita cukup resisten terhadap gejolak ekonomi global," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin (6/11/2018).
Berdasarkan data otoritas statistik, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 berada di 5,17%. Meskipun melambat dibandingkan kuartal lalu, namun realisasi tersebut secara year-on-year (yoy) merupakan yang tertinggi sejak 2014 silam.
Merinci lebih jauh dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih bisa dijaga di level 5,01%. Selain itu, konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah pun melonjak masing-masing dengan persentase 8,54% yoy dan 6,28% yoy.
Begitupun dengan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,96%. Darmin memandang terjaganya konsumsi rumah tangga dan investasi pada kuartal III-2018 memang menjadi bukti Indonesia mampu menjaga momentum pertumbuhan.
"Ini cukup baik menghadapi gejolak yang sedang berakumulasi dari normalisasi kebijakan moneter di negara maju, kemudian perang dagang, kemudian harga minyak yang meningkat," jelasnya.
"Jadi saya kira, pada akhirnya market apresiasi. Itu sebabnya, walaupun belum signifikan, tetapi rupiah menguat dalam beberapa hari ini," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Meski demikian, pemerintah tak memungkiri, ekspor domestik masih belum cukup menggembirakan, karena di saat yang bersamaan terjadi lonjakan impor yang tinggi. Pada kuartal III-2018, ekspor hanya tumbuh 7,52% yoy.
"Susah mengharapkan ekspor di situasi perang dagang. Hampir tidak ada negara yang membaik ekspornya maupun pertumbuhan industrinya dalam periode perang dagang," kata Darmin.
Cuma Konsumsi Jadi Harapan Utama
Konsumsi rumah tangga saat ini masih menjadi motor utama penggerak perekonomian. Pada kuartal III-2018, sumbangsih konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 55,26%.
Di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi global yang kemungkinan masih akan berlanjut hingga akhir tahun, konsumsi rumah tangga memang mau tak mau masih menjadi andalan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan.
"Andalan utama tinggal konsumsi rumah tangga bagaimana mempertahankan agar stabil," kata Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual kepada CNBC Indonesia.
David memperkirakan, pertumbuhan PDB pada kuartal IV akan cenderung stagnan, dan kinerja ekspor domestik pun akan kembali tersendat. Langkah konkret pemerintah pun ditunggu, untuk menggeliatkan kembali ekspor nasional.
"Proyeksi kami full year itu 5% - 5,2%. Kalau mau 5,3% sesuai target, itu tidak bisa. Karena sekarang itu bukan lagi akselerasi tapi deselerasi," ungkapnya.
(prm) Next Article Menko Darmin: Tak Mudah Tebak Berapa Pertumbuhan Ekonomi RI
"Secara keseluruhan ekonomi kita cukup resisten terhadap gejolak ekonomi global," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin (6/11/2018).
Berdasarkan data otoritas statistik, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 berada di 5,17%. Meskipun melambat dibandingkan kuartal lalu, namun realisasi tersebut secara year-on-year (yoy) merupakan yang tertinggi sejak 2014 silam.
Begitupun dengan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,96%. Darmin memandang terjaganya konsumsi rumah tangga dan investasi pada kuartal III-2018 memang menjadi bukti Indonesia mampu menjaga momentum pertumbuhan.
"Ini cukup baik menghadapi gejolak yang sedang berakumulasi dari normalisasi kebijakan moneter di negara maju, kemudian perang dagang, kemudian harga minyak yang meningkat," jelasnya.
"Jadi saya kira, pada akhirnya market apresiasi. Itu sebabnya, walaupun belum signifikan, tetapi rupiah menguat dalam beberapa hari ini," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
![]() |
"Susah mengharapkan ekspor di situasi perang dagang. Hampir tidak ada negara yang membaik ekspornya maupun pertumbuhan industrinya dalam periode perang dagang," kata Darmin.
Cuma Konsumsi Jadi Harapan Utama
Konsumsi rumah tangga saat ini masih menjadi motor utama penggerak perekonomian. Pada kuartal III-2018, sumbangsih konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 55,26%.
Di tengah dinamika ketidakpastian ekonomi global yang kemungkinan masih akan berlanjut hingga akhir tahun, konsumsi rumah tangga memang mau tak mau masih menjadi andalan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan.
"Andalan utama tinggal konsumsi rumah tangga bagaimana mempertahankan agar stabil," kata Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual kepada CNBC Indonesia.
David memperkirakan, pertumbuhan PDB pada kuartal IV akan cenderung stagnan, dan kinerja ekspor domestik pun akan kembali tersendat. Langkah konkret pemerintah pun ditunggu, untuk menggeliatkan kembali ekspor nasional.
"Proyeksi kami full year itu 5% - 5,2%. Kalau mau 5,3% sesuai target, itu tidak bisa. Karena sekarang itu bukan lagi akselerasi tapi deselerasi," ungkapnya.
(prm) Next Article Menko Darmin: Tak Mudah Tebak Berapa Pertumbuhan Ekonomi RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular