Bank Menengah Kesulitan Likuiditas, Ini Solusi Bos LPS
Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
30 October 2018 15:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan, masalah utama perbankan saat ini bukanlah soal permodalan atau kredit bermasalah (NPL) tetapi masalah likuiditas.
Berdasarkan pemantauan LPS pada September 2017 rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 22,7% dan pada September CAR turun menjadi 22,4% tetapi ini masih salah satu permodalan yang tertinggi di Asia. Adapun NPL turun dari 2,9% menjadi 2,6%.
Perbankan mengalami pengetatan likuiditas karena kredit tumbuh tinggi sementara dana pihak ketiga (DPK) turun. Pertumbuhan kredit naik dari 8% menjadi 13%.
Sementara pertumbuhan DPK turun dari 11,7% menjadi 6,6%. Penurunan pertumbuhan paling banyak dirasakan bank BUKU 3 di mana pada September 2017, DPK tumbuh 9,9% adapun pada September 2018, DPK tumbuh 2,9%.
Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) bank BUKU 3 naik signifikan dari 89,1% menjadi 94,3%. Batasan untuk LDR adalah 92%. Bila melebihi dan permodalan kecil akan dikenakan denda oleh Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan pantauan LPS ketatnya likuditas ini membuat bank BUKU 3 menaikkan suku bunga deposito spesial rate. Bahkan bunga spesial rate bank BUKU 3 sudah di atas bunga deposito bank BUKU 1 dan BUKU 2.
Bunga deposito spesial BUKU 1 mencapai 6,9%. BUKU 2 sebesar 6,91%. BUKU 3 sebesar 7,17%. BUKU 4 sebesar 6,96%. Adapun suku bunga penjaminan LPS sebesar 6,5%.
Kepala Eksekutif LPS, Fauzi Ichsan, mengatakan bisa disimpulkan masalah utama perbankan saat ini bukanlah permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Isu utama, khususnya bagi bank BUKU 3 adalah tantangan menggalang likuiditas.
"Tantangan ini bisa diperkecil dengan menghambat pertumbuhan kredit atau menaikkan bunga simpanan untuk menggalang dana simpanan," ujar Fauzi di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
[Gambas:Video CNBC]
(roy/wed) Next Article Terungkap! Bank Menengah Hadapi Pengetatan Likuiditas
Berdasarkan pemantauan LPS pada September 2017 rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 22,7% dan pada September CAR turun menjadi 22,4% tetapi ini masih salah satu permodalan yang tertinggi di Asia. Adapun NPL turun dari 2,9% menjadi 2,6%.
Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) bank BUKU 3 naik signifikan dari 89,1% menjadi 94,3%. Batasan untuk LDR adalah 92%. Bila melebihi dan permodalan kecil akan dikenakan denda oleh Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan pantauan LPS ketatnya likuditas ini membuat bank BUKU 3 menaikkan suku bunga deposito spesial rate. Bahkan bunga spesial rate bank BUKU 3 sudah di atas bunga deposito bank BUKU 1 dan BUKU 2.
Bunga deposito spesial BUKU 1 mencapai 6,9%. BUKU 2 sebesar 6,91%. BUKU 3 sebesar 7,17%. BUKU 4 sebesar 6,96%. Adapun suku bunga penjaminan LPS sebesar 6,5%.
Kepala Eksekutif LPS, Fauzi Ichsan, mengatakan bisa disimpulkan masalah utama perbankan saat ini bukanlah permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Isu utama, khususnya bagi bank BUKU 3 adalah tantangan menggalang likuiditas.
"Tantangan ini bisa diperkecil dengan menghambat pertumbuhan kredit atau menaikkan bunga simpanan untuk menggalang dana simpanan," ujar Fauzi di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
[Gambas:Video CNBC]
(roy/wed) Next Article Terungkap! Bank Menengah Hadapi Pengetatan Likuiditas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular