Internasional

Nantikan Risalah Rapat The Fed, Dolar Kembali Menguat

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
17 October 2018 16:58
Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat hari Rabu (17/10/2018) jelang rilis risalah rapat The Fed di hari yang sama.
Foto: ilustrasi dollar Amerika (REUTERS/Marcos Brindicci)
London, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat hari Rabu (17/10/2018) karena reli Wall Street mendorong investor mengambil risiko, meskipun penguatan itu terbatas jelang rilis risalah rapat The Fed di hari yang sama.

Namun pergerakan di pasar mata uang tetap lesu, berbanding terbaik dengan kenaikan yang dialami bursa saham global dan penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah di pasar-pasar keuangan, seperti Italia.



"Dolar sudah sangat dikorelasikan dengan keberanian mengambil risiko tahun ini, tetapi beberapa hari ini kami lihat korelasi itu sedikit longgar, menunjukkan bahwa pasar memerlukan data perekonomian yang lebih kuat untuk semakin mengerek dolar," kata Manuel Oliveri selaku Strategis Mata Uang Asing di Credit Agricole di London, dikutip Reuters.

Dibanding sekumpulan mata uang lainnya, dolar menguat 0,1% menjadi 95,15. Nilainya masih tetap 2% di bawah titik puncak tahun 2018, yang mendekati 97 di pertengahan Agustus.

Mayoritas indeks Wall Street masing-masing menguat lebih dari 2% karena laporan laba emiten yang kuat mengindikasikan perekonomian Amerika Serikat masih tumbuh, meski terdapat kenaikan suku bunga dan tensi global akibat perang dagang.

Namun, para analis memperingatkan untuk tidak terpengaruh penguatan dolar karena kondisi keuangan global nampaknya akan mengetat secara global.

Nantikan Risalah The Fed, Dolar Kembali MenguatFoto: infografis/the fed/edward ricardo
Swap berbasis antar-mata uang dalam euro, yen, dan poundsterling, alat pengukur pasar mata uang dari likuiditas luar negeri, telah melebar dalam beberapa pekan ini. Hal itu menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS Federal Reserve/The Fed telah memangkas persediaan dolar di luar negeri.

"Peringatan risiko dibenarkan [...] penggantian likuiditas The Fed telah menyebabkan pengetatan kondisi likuiditas di luar AS," kata para strategis Morgan Stanley.

Pasar akan melihat petunjuk arah dolar dan suku bunga AS dari risalah rapat The Fed bulan September lalu. Risalah itu menurut jadwal akan dirilis hari Rabu waktu setempat.

Futures suku bunga berada di posisi 77%, yang berarti kemungkinan The Fed akan menaikkan bunga acuan di bulan Desember semakin besar, menurut FedWatch Tool milik CME Group. Dua kali kenaikan diprediksi akan dilakukan tahun depan.

Poundsterling, mata uang Inggris, turun 0,2% ke posisi US$1,3158 setelah menguat 0,25% pada hari Selasa (16/10/2018) karena pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa yang penting sedang berlangsung.



Pada hari Rabu, euro diperdagangkan lebih murah di posisi US$1,15575 atau turun 0,2%. Pada hari Selasa, euro mencapai US$1,1622 yang merupakan posisi tertinggi sejak 1 Oktober, sebelum kembali terdepresiasi.
(prm) Next Article Cuan Selangit! Ini Mata Uang yang Bikin Dolar AS Takluk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular