
Risiko Global Mengancam, Ini Tips untuk Pemerintah dari ADB
Ester Christine Natalia & Bernhart Farras, CNBC Indonesia
26 September 2018 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembuat kebijakan di Asia Pasifik memiliki beberapa cara untuk mengatasi dampak dari berbagai gejolak eksternal yang bersumber dari perang dagang global dan normalisasi kebijakan moneter negara-negara maju. Cara-cara tersebut perlu diterapkan agar pengaruh luar negeri tidak merusak pertumbuhan yang telah berjalan selama beberapa dekade, menurut laporan Asian Development Bank (ADB).
"Kawasan Asia yang sedang berkembang telah merasakan kemakmuran sejak krisis keuangan Asia 20 tahun yang lalu, tetapi berbagai tantangan baru kini mengancam ketangguhan dan pertumbuhannya," kata Yasuyuki Sawada, Ekonom kepala ADB dalam sebuah pernyataan bersamaan dengan dikeluarkannya laporan Asian Development Outlook (ADO) hari Rabu (26/9/2018).
"Namun, kantung-kantung kerentanan dapat dikelola jika dipantau dengan erat dan kebijakan untuk mengatasinya sudah dirancang dengan baik dan dilaksanakan dengan hati-hati," tambahnya.
Titik-titik kelemahan yang dapat menggerus stabilitas ekonomi Asia, di antaranya tingkat utang yang meningkat, aliran modal yang tidak stabil, pelemahan mata uang yang tajam, tingginya harga perumahan, dan penularan risiko ekonomi dari negara lain.
Laporan ADO mencatat bahwa kebijakan fiskal yang bersifat countercyclical dapat membantu menstabilkan perekonomian meskipun membutuhkan ruang fiskal yang cukup.
Selain mengurangi utang atau memperluas basis pajak, pemerintah dapat berinvestasi dalam penyangga fiskal seperti sovereign wealth fund bagi perekonomian yang kaya sumber daya alam dan jaringan pengaman sosial guna melindungi masyarakat yang rentan.
Kebijakan moneter juga harus memperhatikan siklus kredit dan siklus usaha karena keduanya tidak selalu berjalan bersamaan.
Selain itu, nilai tukar yang lebih fleksibel dapat melindungi perekonomian dengan lebih baik terhadap guncangan eksternal yang berarti, tetapi otoritas moneter mungkin perlu bertindak guna mengurangi volatilitas yang tinggi.
Opsi yang lainnya adalah menetapkan pengendalian aliran modal, yang dapat mengurangi tekanan nilai tukar.
Diperlukan upaya berkelanjutan demi memastikan kebijakan fiskal yang baik, bank sentral yang independen dan ikut terlibat dalam koordinasi kebijakan domestik, sektor keuangan yang mendalam, reformasi struktural yang berorientasi pasar, serta jaring pengaman sosial yang memadai, menurut ADO.
(prm) Next Article ADB Sebut 3 Hal yang Bisa Dorong Pertumbuhan RI Tembus 6%
"Kawasan Asia yang sedang berkembang telah merasakan kemakmuran sejak krisis keuangan Asia 20 tahun yang lalu, tetapi berbagai tantangan baru kini mengancam ketangguhan dan pertumbuhannya," kata Yasuyuki Sawada, Ekonom kepala ADB dalam sebuah pernyataan bersamaan dengan dikeluarkannya laporan Asian Development Outlook (ADO) hari Rabu (26/9/2018).
"Namun, kantung-kantung kerentanan dapat dikelola jika dipantau dengan erat dan kebijakan untuk mengatasinya sudah dirancang dengan baik dan dilaksanakan dengan hati-hati," tambahnya.
Laporan ADO mencatat bahwa kebijakan fiskal yang bersifat countercyclical dapat membantu menstabilkan perekonomian meskipun membutuhkan ruang fiskal yang cukup.
![]() Negara-negara dengan kurs paling jeblok terhadap dolar AS |
Kebijakan moneter juga harus memperhatikan siklus kredit dan siklus usaha karena keduanya tidak selalu berjalan bersamaan.
Selain itu, nilai tukar yang lebih fleksibel dapat melindungi perekonomian dengan lebih baik terhadap guncangan eksternal yang berarti, tetapi otoritas moneter mungkin perlu bertindak guna mengurangi volatilitas yang tinggi.
Opsi yang lainnya adalah menetapkan pengendalian aliran modal, yang dapat mengurangi tekanan nilai tukar.
Diperlukan upaya berkelanjutan demi memastikan kebijakan fiskal yang baik, bank sentral yang independen dan ikut terlibat dalam koordinasi kebijakan domestik, sektor keuangan yang mendalam, reformasi struktural yang berorientasi pasar, serta jaring pengaman sosial yang memadai, menurut ADO.
(prm) Next Article ADB Sebut 3 Hal yang Bisa Dorong Pertumbuhan RI Tembus 6%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular