
ADB Sebut 3 Hal yang Bisa Dorong Pertumbuhan RI Tembus 6%
Ester Christine Natalia & Bernhart Farras, CNBC Indonesia
26 September 2018 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia dapat kembali tumbuh di atas 6% bila pemerintah dapat memfokuskan diri pada tiga hal penting, kata ekonom Asian Development Bank (ADB) Priasto Aji, Rabu (26/9/2018).
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sempat tumbuh 6% lebih di masa commodity boom yang berakhir tahun 2012. Di masa itu, melonjaknya harga berbagai komoditas menjadi motor penggerak pertumbuhan dari sisi ekspor maupun belanja masyarakat.
Seiring dengan anjloknya harga komoditas, ekonomi Indonesia juga ikut melambat.
"Tiga hal ini sangat penting untuk kita bisa tembus 6% lagi," kata Priasto di sela-sela peluncuran laporan Asian Development Outlook (ADO) ADB di Jakarta hari Rabu (26/9/2018).
Syarat pertama adalah pengembangan infrastruktur. Saat ini, infrastruktur Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Padahal, ketersediaan infrastruktur penting untuk pertumbuhan dan konektivitas.
Kedua, pengembangan sumber daya manusia dalam bidang keterampilan. Hal ini sangat penting, karena 99% perusahaan yang beroperasi di Indonesia adalah usaha kecil menengah (UKM). Peningkatan keterampilan sangat dibutuhkan, khususnya di bidang kreatif.
"Ini yang perlu terobosan, dengan adanya disruptive technology, sebenarnya kesempatan buat kita. Walaupun ada negatif dari segi otomatisasi tapi bisa menjadi kesempatan untuk peningkatan kesempatan," kata Priastio. "Karena nanti SME [UKM] menjadi lincah. Kemudian akses ke informasi, finansial, dan market semakin terbuka."
Ketiga, untuk meningkatkan pertumbuhan, reformasi ekonomi harus terus berjalan, memperbanyak investasi serta pendirian startup dipermudah aksesnya. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan akses finansial terutama modal bagi masyarakat yang ingin jadi pengusaha.
"Pertumbuhan kita pelan pelan naik, tapi kita butuh sumber pertumbuhan ekonomi baru. Kemudian ekspor investasi dan juga dari sektoral, agrikultur dan manufacturing juga harus terus ditingkatkan," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melesat 5,27% di kuartal kedua tahun ini dari 5,06% di periode tiga bulan sebelumnya. Pemerintah menargetkan PDB terekspansi 5,4% tahun ini dan 5,2% di 2019.
(prm) Next Article ADB: Ekonomi Asia Melambat di 2019 Gara-gara Perang Dagang
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sempat tumbuh 6% lebih di masa commodity boom yang berakhir tahun 2012. Di masa itu, melonjaknya harga berbagai komoditas menjadi motor penggerak pertumbuhan dari sisi ekspor maupun belanja masyarakat.
Seiring dengan anjloknya harga komoditas, ekonomi Indonesia juga ikut melambat.
Syarat pertama adalah pengembangan infrastruktur. Saat ini, infrastruktur Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Padahal, ketersediaan infrastruktur penting untuk pertumbuhan dan konektivitas.
![]() |
"Ini yang perlu terobosan, dengan adanya disruptive technology, sebenarnya kesempatan buat kita. Walaupun ada negatif dari segi otomatisasi tapi bisa menjadi kesempatan untuk peningkatan kesempatan," kata Priastio. "Karena nanti SME [UKM] menjadi lincah. Kemudian akses ke informasi, finansial, dan market semakin terbuka."
Ketiga, untuk meningkatkan pertumbuhan, reformasi ekonomi harus terus berjalan, memperbanyak investasi serta pendirian startup dipermudah aksesnya. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan akses finansial terutama modal bagi masyarakat yang ingin jadi pengusaha.
"Pertumbuhan kita pelan pelan naik, tapi kita butuh sumber pertumbuhan ekonomi baru. Kemudian ekspor investasi dan juga dari sektoral, agrikultur dan manufacturing juga harus terus ditingkatkan," tambahnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melesat 5,27% di kuartal kedua tahun ini dari 5,06% di periode tiga bulan sebelumnya. Pemerintah menargetkan PDB terekspansi 5,4% tahun ini dan 5,2% di 2019.
(prm) Next Article ADB: Ekonomi Asia Melambat di 2019 Gara-gara Perang Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular