
Internasional
Kenaikan Bunga The Fed Diperkirakan Tak Berhenti di Sini
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
24 September 2018 12:41

Washington, CNBC Indonesia - Di tengah perang dagang yang terus memanas, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed pekan ini akan menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya di tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah inflasi yang naik terlalu cepat karena negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut terus tumbuh pesat.
Rapat penentuan kebijakan The Fed yang akan berlangsung selama dua hari mulai Selasa (25/9/2018) diadakan sekitar 24 jam setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk terhadap US$200 miliar (Rp 2.973 triliun) impor dari China. Dengan demikian, total nilai impor dari China yang telah dihukum AS menjadi lebih dari US$250 miliar.
Kebijakan ini akan merenggangkan hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dan menimbulkan ketidakpastian mengenai prospek ekonomi global.
Namun para analis mengatakan setidaknya perang dagang belum membuat banyak perubahan dalam data ekonomi AS karena para central banker mengawasinya dengan ketat, tulis AFP.
Sejak pertemuan terakhir The Fed, penciptaan lapangan kerja dan angka produk domestik bruto (PDB) telah menunjukkan nilai positif yang kuat, upah telah meningkat, dan inflasi terus menguat. Sementara itu, ukuran aktivitas industri dan pasar perumahan mulai melunak.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan perang perdagangan yang memanas dapat menyebabkan "biaya ekonomi yang signifikan." Hal ini akan memukul pertumbuhan AS dan China.
Tetapi dengan ekonomi AS yang kuat, The Fed telah berulang kali mengisyaratkan harapan mereka untuk melanjutkan kenaikan bertahap suku bunga acuan yang digunakan untuk mengatur segala hal dari kredit mobil sampai kredit pemilikan rumah.
Pada akhir tahun, bank sentral AS kemungkinan telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali dan kemungkinan tiga kenaikan lagi pada 2019.
Berarti target bunga acuan akan mencapai kisaran 3,0%-3,25% pada Desember 2019, nilai yang sedikit di atas perkiraan para pembuat kebijakan sebagai "netral." Ini tidak akan merangsang atau menahan ekonomi, yang merupakan tujuan kebijakan itu.
Tetapi apakah Fed akan berhenti di sini?
Jika ada tanda-tanda inflasi naik semakin cepat, The Fed pasti akan mengetatkan kebijakannya untuk meredam kenaikan harga. Tetapi, berusaha tetap netral juga dapat menjadi target bank sentral.
Anggota dewan gubernur The Fed, Lael Brainard, adalah orang yang telah lama meminta untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara perlahan.
"Dengan stimulus pemerintah yang telah direncanakan untuk mendorong permintaan selama dua tahun ke depan, sepertinya masuk akal untuk mengharapkan suku bunga netral untuk waktu yang lebih pendek," kata Brainard.
Ini menunjukkan ia tidak ingin The Fed tidak berhenti pada 3,0%-3,25% tetapi terus mendorong suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi.
"Ini adalah perubahan yang sangat penting," kata Diane Swonk, kepala ekonom di Grant Thornton, dilansir dari AFP.
Namun, Swonk mengatakan masih belum jelas apakah The Fed akan bergerak lebih agresif di tahun depan dengan menaikkan suku bunga lebih cepat atau melanjutkan kenaikan bertahap dalam jangka waktu yang lama.
"Kami masih belum mengetahui. Saya yakin hal ini tidak akan berhenti pada pertemuan tersebut," katanya.
(prm) Next Article The Fed Isyaratkan Akan Terus Naikkan Bunga Acuan
Rapat penentuan kebijakan The Fed yang akan berlangsung selama dua hari mulai Selasa (25/9/2018) diadakan sekitar 24 jam setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk terhadap US$200 miliar (Rp 2.973 triliun) impor dari China. Dengan demikian, total nilai impor dari China yang telah dihukum AS menjadi lebih dari US$250 miliar.
Kebijakan ini akan merenggangkan hubungan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dan menimbulkan ketidakpastian mengenai prospek ekonomi global.
Sejak pertemuan terakhir The Fed, penciptaan lapangan kerja dan angka produk domestik bruto (PDB) telah menunjukkan nilai positif yang kuat, upah telah meningkat, dan inflasi terus menguat. Sementara itu, ukuran aktivitas industri dan pasar perumahan mulai melunak.
![]() |
Tetapi dengan ekonomi AS yang kuat, The Fed telah berulang kali mengisyaratkan harapan mereka untuk melanjutkan kenaikan bertahap suku bunga acuan yang digunakan untuk mengatur segala hal dari kredit mobil sampai kredit pemilikan rumah.
Pada akhir tahun, bank sentral AS kemungkinan telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali dan kemungkinan tiga kenaikan lagi pada 2019.
Berarti target bunga acuan akan mencapai kisaran 3,0%-3,25% pada Desember 2019, nilai yang sedikit di atas perkiraan para pembuat kebijakan sebagai "netral." Ini tidak akan merangsang atau menahan ekonomi, yang merupakan tujuan kebijakan itu.
Tetapi apakah Fed akan berhenti di sini?
Jika ada tanda-tanda inflasi naik semakin cepat, The Fed pasti akan mengetatkan kebijakannya untuk meredam kenaikan harga. Tetapi, berusaha tetap netral juga dapat menjadi target bank sentral.
Anggota dewan gubernur The Fed, Lael Brainard, adalah orang yang telah lama meminta untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara perlahan.
"Dengan stimulus pemerintah yang telah direncanakan untuk mendorong permintaan selama dua tahun ke depan, sepertinya masuk akal untuk mengharapkan suku bunga netral untuk waktu yang lebih pendek," kata Brainard.
Ini menunjukkan ia tidak ingin The Fed tidak berhenti pada 3,0%-3,25% tetapi terus mendorong suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi.
"Ini adalah perubahan yang sangat penting," kata Diane Swonk, kepala ekonom di Grant Thornton, dilansir dari AFP.
Namun, Swonk mengatakan masih belum jelas apakah The Fed akan bergerak lebih agresif di tahun depan dengan menaikkan suku bunga lebih cepat atau melanjutkan kenaikan bertahap dalam jangka waktu yang lama.
"Kami masih belum mengetahui. Saya yakin hal ini tidak akan berhenti pada pertemuan tersebut," katanya.
(prm) Next Article The Fed Isyaratkan Akan Terus Naikkan Bunga Acuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular