
Internasional
Dikritik Trump, Powell Akan Tetap Naikkan Bunga Acuan The Fed
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 August 2018 07:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell, pada hari Jumat (24/8/2018) mengatakan dirinya mengharapkan kenaikan suku bunga yang pelan namun stabil terus berlanjut. Langkah itu diambil kerena bank sentral, Federal Reserve, sedang mencari resep yang pas untuk dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi sembil tetap mengontrol inflasi.
Powell menyampaikan pidatonya di hadapan para central banker dalam pertemuan tahunan The Fed di Wyoming, AS.
Dalam pidato yang ditunggu-tunggu pasar itu, Powell merasa percaya diri akan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan yakin inflasi tidak akan melonjak melebihi perkiraan.
Dengan demikian, kebijakan pengetatan moneter The Fed yang telah dijalankan sejak Desember 2015 sepertinya tidak akan berubah selama tidak ada perubahan tren perekonomian yang signifikan.
Bank sentral, tambahnya, fokus untuk tidak menghambat momentum perekonomian namun juga ingin menahan pertumbuhan yang keluar jalur.
"Saya melihat langkah menaikkan suku bunga secara bertahap saat ini sebagai pendekatan serius [Federal Open Market Committe (FOMC)] terhadap kedua risiko ini," ucapnya, menurut pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya, dikutip dari CNBC International.
"Sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan FOMC baru-baru ini, jika pertumbuhan yang kuat di sektor pendapatan dan pekerjaan berlanjut, kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas," tambahnya.
The Fed telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi di kisaran 1,75% dan 2%. Bank sentral telah dua kali menaikkan suku bunga tahun ini dan telah memberi sinyal dua kali kenaikan lagi hingga Desember 2018.
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengritik kebijakan The Fed menaikkan suku bunganya. Namun, Powell tidak membahas kritik sang presiden itu dalam pidatonya.
Beberapa pejabat The Fed mengatakan kepada CNBC International mereka berkomitmen untuk mempertahankan independensi dari tekanan-tekanan politik.
Powell dalam sambutannya menyebutkan sedikit mengenai beberapa kekacauan ekonomi yang terjadi di negara berkembang. Ia mengatakan "ada beberapa faktor risiko di luar dan dalam negeri yang pada waktunya akan membutuhkan respons kebijakan yang berbeda."
(prm) Next Article Saat Bos The Fed Minta Kongres Selamatkan Warga yang Kena PHK
Powell menyampaikan pidatonya di hadapan para central banker dalam pertemuan tahunan The Fed di Wyoming, AS.
Dalam pidato yang ditunggu-tunggu pasar itu, Powell merasa percaya diri akan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan yakin inflasi tidak akan melonjak melebihi perkiraan.
Bank sentral, tambahnya, fokus untuk tidak menghambat momentum perekonomian namun juga ingin menahan pertumbuhan yang keluar jalur.
"Saya melihat langkah menaikkan suku bunga secara bertahap saat ini sebagai pendekatan serius [Federal Open Market Committe (FOMC)] terhadap kedua risiko ini," ucapnya, menurut pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya, dikutip dari CNBC International.
"Sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan FOMC baru-baru ini, jika pertumbuhan yang kuat di sektor pendapatan dan pekerjaan berlanjut, kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas," tambahnya.
The Fed telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi di kisaran 1,75% dan 2%. Bank sentral telah dua kali menaikkan suku bunga tahun ini dan telah memberi sinyal dua kali kenaikan lagi hingga Desember 2018.
Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengritik kebijakan The Fed menaikkan suku bunganya. Namun, Powell tidak membahas kritik sang presiden itu dalam pidatonya.
Beberapa pejabat The Fed mengatakan kepada CNBC International mereka berkomitmen untuk mempertahankan independensi dari tekanan-tekanan politik.
Powell dalam sambutannya menyebutkan sedikit mengenai beberapa kekacauan ekonomi yang terjadi di negara berkembang. Ia mengatakan "ada beberapa faktor risiko di luar dan dalam negeri yang pada waktunya akan membutuhkan respons kebijakan yang berbeda."
(prm) Next Article Saat Bos The Fed Minta Kongres Selamatkan Warga yang Kena PHK
Most Popular