
Mohon Maaf, APBN 2018 Masih Akan Gali Lubang Tutup Lubang
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 September 2018 20:07

Jakarta, CNBC Indonesia - PosisiĀ defisit keseimbangan primer hingga akhir tahun diperkirakan masih akan mengalami defisit. Namun, tidak akan sebesar yang sudah ditargetkan dalam APBN 2018.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengungkapkan, defisit keseimbangan primer pada akhir tahun bakal lebih kecil dari yang dipatok dalam kas negara sebesar minus Rp 87,6 triliun.
"Bisa terjadi [defisit keseimbangan primer], tapi arahnya sudah turun," kata Askolani di Gedung Parlemen, Senin (24/9/2018).
Optimisme tersebut, tak lepas dari posisi defisit keseimbangan primer yang dalam beberapa bulan terakhir mencetak surplus. Data per Agustus 2018, defisit keseimbangan primer surplus Rp 11,6 triliun.
Askolani pun tak memungkiri, kas keuangan negara masih akan mengalami deifsit, yang secara otomatis akan menambah posisi utang pemerintah. Namun, defisit APBN per Agustus masih cukup terkendali.
Di akhir Agustus, defisit APBN mencapai Rp 150,6 triliun atau 1,01% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut, jauh lebih baik dibandingkan dari posisi defisit pada periode sama tahun lalu sebsar Rp 224,9 triliun atau 1,65% dari PDB.
"Kenaikan utang itu memang sejalan dengan kebijakan defisit. Kalau kita tidak mau ada utang, defisit tidak ada. Sekarang stance tetap defisit. Tapi, bahwa penambahan utang makin kecil," kata Askolani.
"Will-nya, pemerintah sudah ada strategi menyeimbangkan semua. Bukan diam saja. [...] Yang penting kita susun program betul-betul produktif dan bermanfaat," tegasnya.
Sebagai informasi, posisi utang pemerintah Indonesia per akhir Agustus 2018 mencapai Rp 4.363 triliun. Jumlah tersebut naik Rp 110 triliun dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 4.253 triliun.
Tak hanya kenaikan dari sisi nominal, rasio utang pemerintah terhadap PDB pun ikut terkerek naik, di mana pada Juli 2018 rasio utang terhadap PDB mencapai 29,74%. Namun, pada Agustus Rrasio utang menembus 30,31%.
Askolani mengatakan, pemerintah akan tetap berupaya mempertahankan rasio utang terhadap PDB di posisi 30%, sejalan dengan posisi keseimbangan primer yang membaik, serta defisit anggaran yang terkendali.
"Defisit makin turun, keseimbangan primer makin turun, penambahan utang makin turun, dan makin dikurangi," kata Askolani.
(dru) Next Article Asumsi Makro Meleset, APBN Kembali Gali Lubang Tutup Lubang
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengungkapkan, defisit keseimbangan primer pada akhir tahun bakal lebih kecil dari yang dipatok dalam kas negara sebesar minus Rp 87,6 triliun.
"Bisa terjadi [defisit keseimbangan primer], tapi arahnya sudah turun," kata Askolani di Gedung Parlemen, Senin (24/9/2018).
![]() |
Optimisme tersebut, tak lepas dari posisi defisit keseimbangan primer yang dalam beberapa bulan terakhir mencetak surplus. Data per Agustus 2018, defisit keseimbangan primer surplus Rp 11,6 triliun.
Di akhir Agustus, defisit APBN mencapai Rp 150,6 triliun atau 1,01% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut, jauh lebih baik dibandingkan dari posisi defisit pada periode sama tahun lalu sebsar Rp 224,9 triliun atau 1,65% dari PDB.
"Kenaikan utang itu memang sejalan dengan kebijakan defisit. Kalau kita tidak mau ada utang, defisit tidak ada. Sekarang stance tetap defisit. Tapi, bahwa penambahan utang makin kecil," kata Askolani.
"Will-nya, pemerintah sudah ada strategi menyeimbangkan semua. Bukan diam saja. [...] Yang penting kita susun program betul-betul produktif dan bermanfaat," tegasnya.
Tak hanya kenaikan dari sisi nominal, rasio utang pemerintah terhadap PDB pun ikut terkerek naik, di mana pada Juli 2018 rasio utang terhadap PDB mencapai 29,74%. Namun, pada Agustus Rrasio utang menembus 30,31%.
Askolani mengatakan, pemerintah akan tetap berupaya mempertahankan rasio utang terhadap PDB di posisi 30%, sejalan dengan posisi keseimbangan primer yang membaik, serta defisit anggaran yang terkendali.
"Defisit makin turun, keseimbangan primer makin turun, penambahan utang makin turun, dan makin dikurangi," kata Askolani.
(dru) Next Article Asumsi Makro Meleset, APBN Kembali Gali Lubang Tutup Lubang
Most Popular