
Internasional
Dolar AS Terus Perkasa, Naikkan Bunga Acuan Bukan Solusi
Roy Franedya, CNBC Indonesia
15 September 2018 06:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga Turki tidak akan meningkatkan kepercayaan investor pada ekonomi. Hal ini diungkapkan manajer investasi Mark Mobius, Jumat (14/9/2018) kepada CNBC International.
Mark Mobius merupakan salah pakar investasi yang berpengaruh. Ia mendirikan perusahaan Mobius Capital Partners.
[Gambas:Video CNBC]
Mark Mobius menambahkan dalam beberapa hal, ia setuju dengan sikap Recep Tayyip Erdogan. Pemimpin Turki tersebut mengingatkan bahwa ia memiliki batas kesabaran pada suku bunga acuan.
Pernyataan ini dilontarkan setelah pada Kamis (13/9/2018) bank sentral Turki menaikkan suku bunga acuan 6,25% menjadi 24%. Kenaikan bunga acuan ini direspons dengan penguatan lira terhadap dolar AS hingga 2%.
"Saya setuju dengan Erdogan dalam beberapa hal karena kenaikan suku bunga bank sentral bukanlah solusi," ujar Mark Mobius.
Erdogan mengatakan pemerintah Turki akan menunda investasi baru karena negaranya sedang bergulat dengan inflasi dua digit dan mata uang yang anjlok.
Menteri Keuangan Turki,Berat Albayrak menambahkan pemerintah akan memberikan rencana ekonomi jangka menengah Turki minggu depan.
"Solusinya adalah kepercayaan diri, mendapatkan kepercayaan investor - tidak hanya investor asing tetapi investor domestik," kata Mobius. "Dan itu berarti Anda harus memulai kebijakan yang menyeimbangkan anggaran dan melakukan hal-hal yang memberi kepercayaan kepada investor."
Langkah bank sentral sentral di luar ekspektasi pasar. Erdogan menyesalkan kebijakan suku bunga tinggi dengan menyebutnya sebagai "alat eksploitasi. Erdogan menambahkan "kami akan mengevaluasi independensi [bank sentral]."
Mobius mengatakan Turki harus belajar dari Argentina yang sedang menghadapi tekanan tajam penurunan ekonomi padahal sudah menaikkan suku bunga acuan.
"Meningkatkan suku bunga ... tidak akan berhasil, dan kami telah melihat hal itu di seluruh dunia," katanya. "Argentina adalah contoh yang bagus di mana Anda dapat menaikkan suku bunga tetapi jika orang tidak yakin dengan apa yang dilakukan pemerintah, maka itu tidak akan memiliki efek."
Suku bunga acuan Argentina sudah dinaikkan menjadi 60% tetapi tetap saja investor tak percaya dan pemerintah harus meminta bantuan dari IMF sebesar US$50 miliar.
Baik Turki dan Argentina telah menjadi jantung dari aksi jual yang mendalam di aset pasar berkembang atas kekhawatiran bahwa situasi ekonomi mereka bisa lebih parah.
(roy/roy) Next Article Krisis Mata Uang Berlanjut, Lira Turki Anjlok 3%
Mark Mobius merupakan salah pakar investasi yang berpengaruh. Ia mendirikan perusahaan Mobius Capital Partners.
[Gambas:Video CNBC]
Mark Mobius menambahkan dalam beberapa hal, ia setuju dengan sikap Recep Tayyip Erdogan. Pemimpin Turki tersebut mengingatkan bahwa ia memiliki batas kesabaran pada suku bunga acuan.
"Saya setuju dengan Erdogan dalam beberapa hal karena kenaikan suku bunga bank sentral bukanlah solusi," ujar Mark Mobius.
Erdogan mengatakan pemerintah Turki akan menunda investasi baru karena negaranya sedang bergulat dengan inflasi dua digit dan mata uang yang anjlok.
Menteri Keuangan Turki,Berat Albayrak menambahkan pemerintah akan memberikan rencana ekonomi jangka menengah Turki minggu depan.
"Solusinya adalah kepercayaan diri, mendapatkan kepercayaan investor - tidak hanya investor asing tetapi investor domestik," kata Mobius. "Dan itu berarti Anda harus memulai kebijakan yang menyeimbangkan anggaran dan melakukan hal-hal yang memberi kepercayaan kepada investor."
Mobius mengatakan Turki harus belajar dari Argentina yang sedang menghadapi tekanan tajam penurunan ekonomi padahal sudah menaikkan suku bunga acuan.
"Meningkatkan suku bunga ... tidak akan berhasil, dan kami telah melihat hal itu di seluruh dunia," katanya. "Argentina adalah contoh yang bagus di mana Anda dapat menaikkan suku bunga tetapi jika orang tidak yakin dengan apa yang dilakukan pemerintah, maka itu tidak akan memiliki efek."
Suku bunga acuan Argentina sudah dinaikkan menjadi 60% tetapi tetap saja investor tak percaya dan pemerintah harus meminta bantuan dari IMF sebesar US$50 miliar.
Baik Turki dan Argentina telah menjadi jantung dari aksi jual yang mendalam di aset pasar berkembang atas kekhawatiran bahwa situasi ekonomi mereka bisa lebih parah.
![]() |
(roy/roy) Next Article Krisis Mata Uang Berlanjut, Lira Turki Anjlok 3%
Most Popular