Internasional

Krisis Mata Uang Berlanjut, Lira Turki Anjlok 3%

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
27 August 2018 21:22
Bank Sentral Turki belum menaikkan bunga acuan yang membuat investor asing melarikan dana dari Turki.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Istanbul, CNBC Indonesia - Nilai Lira Turki kembali anjlok 3% lawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/8/2018). Kejatuhan mata uang Turki ini masih disebabkan kecemasan akan kebijakan ekonomi Presiden Erdogan dan Sanksi Amerika Serikat.

Dalam delapan bulan terakhir, lira Turki telah kehilangan seperti nilainya terhadap dolar AS. lira diperdagangkan pada 6,2 terhadap dolar, artinya nilainya turun 3,1% pada hari tersebut. Lira juga anjlok 3% yang diperdagangkan 7,2 terhadap euro.

Pasar Turki dibuka kembali pada hari Senin, setelah diliburkan seminggu karena hari libur nasional. Beberapa minggu ke depan akan menjadi momen penting bagi lira, karena pasar Eropa menjadi lebih aktif setelah liburan musim panas.

Analis mengatakan faktor-faktor yg sama yg sempat membuat lira menembus 7 lira per dolar AS masih membayangi. Level tersebut adalah yg terendah sepanjang sejarah. Pemerintah telah meyakinkan pasar dengan strategi ekonomi komprehensif untuk melawan inflasi yang hampir 16% dan defisit akun yang melebar.

Bank sentral tidak mau menaikkan suku bunga dalam menghadapi oposisi ketat dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Karena, hal tersebut meningkatkan kekhawatiran atas kemerdekaannya.

Krisis dengan AS juga masih jauh dari kata selesai. Salah satu faktor utama dibalik hubungan yang bermasalah antara Ankara dan Washington, disebabkan oleh Turki yang masih menahan pendeta AS, Andrew Brunson sebagai tahanan rumah.

Jameel Ahmad, kepala strategi mata uang global dan riset pasar di FXTM, memperkirakan lira akan "tetap di bawah tekanan untuk beberapa waktu karena kekhawatiran struktural yang sama, hal tersebut membuat pedagang menjauh dari aset Turki yang masih tetap tidak berubah."

Kemudian, sentimen pasar diselimuti oleh para ekonom di JPMorgan Chase yang memangkas perkiraan pertumbuhan sebesar 1,1% untuk Turki pada tahun 2019.

Sementara itu, menteri keuangan Turki, Berat Albayrak, yang merupakan menantu dari presiden Erdogan dan orang kepercayaannya dalam ekonomi, mengadakan pembicaraan di Paris dengan mitra Perancis, Bruno Le Maire, kata kantornya.

[Gambas:Video CNBC]




(roy) Next Article Krisis Lira Turki, Menkeu: Kami Tak Melihat Risiko Besar

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular