Internasional

Sanksi AS Bikin Rubel Rusia Kembali Melemah

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 September 2018 17:38
Rubel melemah 0,1% terhadap dolar menjadi 68,18 namun menguat 0,4% melawan euro.
Foto: Mata uang Rubel Rusia. (REUTERS/Eduard Korniyenko)
Moskow, CNBC Indonesia - Mata uang rubel Rusia anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari Selasa (4/9/2018) setelah para investor cemas akan tensi perdagangan global dan risiko sanksi baru AS. Negeri Paman Sam telah melarang Moskow melakukan pembelian dolar.

Indeks greenback mendekati level tertinggi terhadap para pesaingnya dalam lebih dari seminggu karena investor khawatir ekonomi berorientasi ekspor di negara berkembang akan terjebak di tengah meningkatnya konflik perdagangan.

Pada 15:55 WIB, rubel melemah 0,1% terhadap dolar menjadi 68,18 namun menguat 0,4% melawan euro saat mata uang Eropa ini terdepresiasi di hadapan dolar.

"Akan terjadi pelemahan mata uang nasional sampai ada kejelasan tentang potensi sanksi AS (terhadap Rusia). Ketidakpastian itu bisa bertahan selama satu setengah hingga tiga bulan," kata analis di perusahaan pialang BCS dalam sebuah catatan riset, dilansir dari Reuters.

Sanksi baru AS, terkait serangan terhadap mantan agen ganda Rusia di Inggris, bisa saja dikenakan kepada Rusia dalam waktu dekat.

Rubel edisi Piala Dunia 2018Foto: Reuters
Rubel edisi Piala Dunia 2018
Pasar juga menunggu keputusan dari Kongres AS di musim gugur tentang rancangan undang-undang yang mencakup pembatasan pembelian obligasi baru Rusia. AS juga melarang beberapa bank Rusia yang dikelola negara untuk beroperasi di Amerika Serikat.

Harga minyak yang lebih tinggi memberikan dukungan pada rubel.

Minyak mentah Brent, yang merupakan patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 1,25% menjadi US$79,16 (Rp 1,181 juta) per barel, level tertinggi sejak 10 Juli.



(prm) Next Article Rusia Merana, Rubel Sentuh Posisi Terendah dalam 2 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular